“Kenapa, Ra?”
Bellissa baru saja tiba di apartemen Zarra. Duduk di sofa samping Naura dan langsung bertanya. Tanpa berbasa-basi, karena Bellissa tahu dia terlambat cukup lama. Jadi, setelah meminta maaf, Bellissa langsung bertanya pada intinya.
“Tarik napas dulu,” ucap Naura memberi instruksi dan mempraktekkannya. “Tahan—”
“Sampai tiga jam,” Potong Zarra sembari berjalan mendekat, membawa tiga gelas orange juice dan satu toples camilan.
Zarra tersenyum tanpa dosa lalu meletakkan satu persatu gelas dan toples camilan di atas meja. “Minum dulu, Sa.”
Bellissa mengangguk, meraih salah satu gelas dan meminumnya sampai tersisa setengah.
“Sa,” Panggil Naura. “Ada yang harus lo tahu. Tapi, gue ... nggak tahu harus mulai dari mana,” ucap Naura menggaruk kepala.
“Mm ...,” Naura menggumam lama. “Lo tahu kenapa tiba-tiba gue nggak setuju kalau lo nerima Redo?”
Bellissa menggeleng pelan, menatap Naura penasaran.
“Redo deketin dan minta lo buat jadi pacarnya cuma untuk ... menangin taruhan.” sambung Naura hati-hati.
Untuk beberapa saat Bellissa mematung. Sebelum akhirnya, membuang napas berat lalu mengumpat.
Bellissa marah, kesal dan tidak terima. Hadiah apa yang Allredo dan teman-temannya perebutkan sampai tega membuat drama, mempermainkan hidup seseorang dengan menjadikannya taruhan?
Tapi, di satu sisi juga Bellissa merasa sedikit lega. Karena setidaknya, Allredo tidak mempunyai rasa padanya. Tidak akan ada perang perasaan. Kisah cintanya tidak akan seribet dan serumit cinta segitiga.
Dan ... tentu, hubungan dekat Allredo dan Bellissa akan segera berakhir. Bellissa akan segera bebas dari hari-hari menyebalkan nya dibuntuti Redo.
Pendekatan Allredo pada Bellissa akan berakhir karena Bellissa sudah tahu tujuan brengseknya.
“Tapi bukan itu poin utamanya,” Naura kembali bersuara. “Sheryl ...,” sambungnya, terlihat ragu untuk melanjutkan.
“Kalau lo ragu, nggak apa-apa, nggak usah bilang.”
Bellissa penasaran, tapi tidak ingin memaksa. Mau bagaimanapun, Sheryl adalah teman dekat Naura. Naura mungkin merasa tidak enak harus menyebar kejelekan temannya sendiri dibelakang, yang bisa saja membuat pertemanan keduanya nantinya renggang.
“Lo ngasih tahu kebrengsekannya Redo aja udah cukup. Makasih, ya.” ucap Bellissa.
Naura menggeleng cepat. “Nggak, lo harus tahu.” ucapnya. “Gue emang lebih deket sama Sheryl, tapi lo juga temen gue. Gue nggak bisa diem aja seakan nggak tahu apa-apa.”
“Dan .... gue juga takut. Maksudnya, sama lo aja yang temennya dari kecil sekaligus saudaranya sekarang, Sheryl bisa kayak gitu. Apalagi gue. Nggak menuntut kemungkinan kalau Sheryl juga saat punya kesempatan dia juga bakal ... manfaatin gue.”
Bellissa mengerutkan dahi. Dia sudah biasa dimanfaatkan Sheryl. Namun, tentang apalagi kali ini?
“Sheryl sama Redo ... kerja sama.”
Saat hendak menghampiri Sheryl karena tidak sabar untuk berbagi cerita, Naura malah memergoki sahabatnya itu pergi bersama Allredo. Jiwa penasaran Naura meronta, Naura mengikuti dan menguping percakapan keduanya.
“Tapi lo harus selalu ingat janji lo. Setelah lo menangin taruhan sama temen-temen lo itu. Setelah gue bantu lo pacaran sama Bellissa, lo harus langsung putusin dia. Dan ... pacaran sama gue.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICELESS
Teen Fiction⚠️17+ Arrion artinya mempesona. Kedatanganya sebagai siswa baru pernah menggemparkan sekolah pada masanya. Nyaris semua cewek disekolah menyukai dan terpikat pesonanya. Sebagian, bahkan terang-terangan mengejar, memberi dan menarik perhatian cowok i...