10. Calon Pacar

28.1K 1.9K 102
                                    

"Gue sama Naura mau nge-mall dulu, lo ikut, kan?"

Mendengar ucapan Sheryl, gerak tangan Bellissa yang semula semangat memasangkan tas ransel dipunggung nya melambat. Dia kemudian melirik teman sebangkunya.

"Zarra?" tanyanya.

"Zarra udah ada janji sama pacar posesifnya," sahut Naura dengan suara yang terdengar sengaja dibuat kesal.

Disebelahnya Zarra memamerkan cengiran. "Sorry," gumamnya tidak enak hati.

Ada janji atau nggak nya, sebenarnya Zarra memang jarang ikut pergi. Teman Bellissa yang satu itu, akan langsung pulang dan lebih senang menghabiskan sisa waktu di apartemennya.

Ditambah lagi, Zarra punya pacar badboy yang juga posesif. Kemanapun Zarra pergi, harus lebih dulu mendapat izin dari pacarnya itu.

Bellissa juga begitu sebenarnya. Lebih senang menghabiskan waktu luang dengan rebahan di kamar. Tapi sayangnya, Bellissa tidak selalu bisa menghabiskan waktunya sesuai yang dia mau. Sheryl sering mengganggunya bahkan memaksa untuk ikut pergi bersamanya.

"Next time, kita harus hangout berempat lagi pokoknya! Udah lama banget lho, kita nggak pergi rame-rame." ujar Naura.

"Em." Zarra mengangguk. "Next time gue usahain."

"Harus, pokoknya! Titik!" sahut Naura tegas sebelum cemberut setelahnya. "Kangen tau, Za, jalan bareng lo."

Sebelumnya, Naura lebih dekat dengan Zarra. Seperti Sheryl dengan Bellissa. Namun, entah kapan lebih tepatnya, Sheryl dan Naura yang merasa lebih sefrekuensi dan sehobi jadi lebih akrab dan sering hangout berdua.

Sheryl bahkan meminta Bellissa bertukar tempat duduk dengan Naura.

Bellissa yang terbiasa patuh pada Sheryl, hanya menurut saja. Dan menjadi hal yang Bellissa syukuri sekarang, bisa sebangku dan berteman baik dengan Zarra.

"Ya udah, ayo. Kita bertiga aja!" putus Sheryl.

"Nggak!" tolak Bellissa. "Gue ... Nggak bisa."

"Kenapa?" Sheryl mengangkat alis dan melipat tangan di depan dada. Raut wajah tidak sukanya terlihat begitu kentara.

Kita?

Bertiga?

Nggak. Nggak. Nggak!

Bellissa benci saat mereka pergi bertiga. Dia hapal akan berakhir seperti apa. Sheryl dan Naura akan berjalan berdua di depannya, bercerita dan pergi ke tempat yang menarik menurut mereka. Sementara dirinya akan mengekori keduanya dengan langkah bosan dan terpaksa.

Tidak hanya itu, Bellissa juga akan berakhir menyedihkan. Dia akan menjadi fotografer--yang lebih terlihat seperti pembantu--dadakan. Sheryl akan menyuruhnya memfoto dan mem-video keduanya di berbagai angle. Lalu setelahnya, mereka akan sibuk meminta di kirim hasilnya untuk dijadikan story di sosial medianya masing-masing.

"Gue ... ekhem," Bellissa berdeham untuk memikirkan alasan. "Gue ... mau jalan sama Redo." sambungnya.

"Tumben?" Sheryl mengernyit curiga.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang