41. Sheryl

15.7K 657 15
                                    


"Balik ke rumah, gue muak denger Mama nanyain lo terus!" ucap Sheryl ketus.

Sherly stress, nyaris semingguan ini yang Mama khawatirkan hanya Bellissa. Pagi hari saat berangkat Mama akan menitipkan bekal-yang Sheryl buang, dan banyak pertanyaan perihal Bellissa, lalu setelah Sheryl pulang Mama akan menuntut jawaban.

Sherly berlalu, setelah mengucapkan kalimat itu. Dia keluar kelas lebih dulu.

Bellissa menatap punggung Sheryl yang menjauh, yang ternyata Naura juga melakukannya.

"Sheryl kayaknya sakit deh," ucap Naura, terdengar sedikit khawatir. "Tadi gue liat dia mual-mual di toilet."

"Akhir-akhir ini dia juga terlihat pucat." sambungnya sebelum berdecak. "Ck, ngapain deh, ngebahas dia. Mending ke kantin, ayo."

Bellissa mengangguk. Melanjutkan kegiatannya memasukkan buku ke dalam tas yang sempat tertunda terlebih dulu, sebelum beriringan ke kantin bersama Naura dan Zarra.

Bellissa tidak akan menurut pada perintah Sheryl barusan. Dia masih sangat kesal. Selama beberapa hari setelah pergi dari rumah, Bellissa menjauhi segala apapun yang berhubungan dengan Sheryl. Bellissa bahkan tidak mau dan merasa terganggu untuk sekedar tidak sengaja melihatnya.

Namun, Naura bilang Sheryl ... sakit?

Bellissa jadi sedikit-'hanya sedikit' khawatir.

"Sa, Arrion ... belum ada kabar?"

Langkah Bellissa tanpa sadar memelan disertai perasaan yang berdebar tidak nyaman mendengar pertanyaan Zarra.

Bellissa menggeleng.

Tidak ada kabar apapun dari Arrion. Mantan pacarnya itu tidak bisa untuk sekadar dihubungi. Bellissa tidak tahu apa saja yang Arrion lakukan di sana, dengan siapa, apa dia baik-baik saja dan ... apa Arrion akan kembali seperti janjinya sebelum pergi?

"Minggu depan udah mau ujian kenaikan kelas. Seandainya Arrion nggak balik ... gimana?"

★★★

Sheryl
Sa, bisa ke rumah? Mama lagi nggak ada di rumah kok.

Bellissa yang sedang meminum segelas air, melirik dan meraih ponselnya yang mendapat bunyi notifikasi pesan masuk. Mama sempat menitipkan ponselnya pada Papa saat datang ke rumah tempo hari lalu.

Dahi Bellissa mengernyit membaca chat dari Sheryl yang ... tiba-tiba saja memintanya datang ke rumah? Bellissa menggeleng lalu mengedikkan bahu sebelum meletakkan kembali ponselnya. Bellissa tidak ingin peduli namun dia ... penasaran.

Menghela napas, kalah oleh rasa penasaran dan sedikit rasa khawatir, Bellissa membaca kembali chat saudara tirinya itu sebelum akhirnya mengetik balasan singkat.

Bellissa
Kenapa?

Sherly
Gue butuh lo.

Dan di sini Bellissa sekarang, di rumah Mama. Setelah izin pada Papa kalau dia akan keluar sebentar.

Rumah tampak sepi. Seperti yang Sheryl bilang, sepertinya Mama memang sedang tidak di rumah. Kaki Bellissa mulai menaiki satu persatu anak tangga sebelum akhirnya dia sampai di depan kamar Sheryl.

"Ryl, ini gue, Bellissa." ucap Bellissa sembari mengetuk pintu.

"Gue ... masuk, ya?" sambungnya, setelah beberapa saat tidak mendapat respon dari Sheryl yang ada di dalam.

Bellissa menekan turun gagang pintu sampai terbuka. Memasuki kamar Sheryl, Bellissa sempat mematung melihat saudara tirinya itu.

Sherly duduk meringkuk. Kepalanya menunduk bersandar pada lutut dengan kedua tangan meremas kuat rambutnya.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang