Arrion adalah siswa pindahan. Saat mendengar sekolah menerima siswa baru dipertengahan semester dua, orang-orang terkejut dan heran. Penasaran. Lalu, setelah melihat sosoknya secara langsung, nyaris semua siswi memekik terpikat pesona kegantengannya.Seperti makna dari namanya, Arrion ... mempesona.
Jadi, nyaris semua cewek disekolah menyukainya. Sebagian, bahkan terang-terangan mengejar cowok itu. Berlomba memberi dan menarik perhatian Arrion.
Namun, semua itu tidak berlangsung lama. Tidak lama kemudian berhembus kabar mengejutkan alasan Arrion pindah, disusul rumor buruk lainnya yang membuat orang-orang akhirnya percaya. Mereka mulai menunjukkan kebalikannya. Menjauhi dan menyumpah serapahi Arrion yang ...
Sama seperti saat disukai, saat dibenci pun Arrion tidak pernah terlihat peduli.
Setelah itu, mereka kembali beralih pada Allredo yang sebelum kedatangan Arrion disebut sebagai most wanted boy angkatan dua puluh sembilan. Kemudian orang-orang mulai membanding-bandingkan dua cowok itu.
Allredo Graham Si Dewa idaman sekolah dan Arzanka Arrion G. Si Pangeran sampah.
"Pantes privasi keluarganya tertutup rapat banget, anak haram ternyata." samar-samar cibiran itu terdengar saat Arrion berjalan di koridor yang ramai.
"Sengaja disembunyikan karena aib keluarga tahunya."
"Tapi gue nggak yakin deh, sama rumor baru Arrion yang itu," sahutan lain terdengar ragu. Pada Rumor baru yang mengatakan kalau Arrion adalah anak haram. "Sebenernya cukup masuk akal. Tapi gue nggak bener-bener yakin ada yang bisa menjangkau privasi keluarga Arrion."
"Kenapa nggak? Gue malah jadi yakin banget tuh cowok dari lahir emang udah jadi sampah." sahutan pedas dari yang lain menimpali.
Arrion mendengarnya, tapi dia tidak peduli.
Seperti biasa Arrion akan melewati mereka dengan gaya khasnya. Berjalan tegap dengan kepala terangkat.
"Mau sekolah atau mau pemotretan sih, Ar?"
Arrion—cowok dengan topi dan jaket denim, ransel yang tersampir di satu sisi bahu dan dasi yang selalu terpasang sempurna—baru saja memasuki kelas. Cowok itu selalu tampil bersih dan rapih, sesuai aturan sekolah. Kecuali, kemeja putihnya yang tidak pernah masuk kedalam celana.
Dan seseorang yang baru saja bertanya adalah Andra. Teman sebangkunya.
Mengabaikan pertanyaan Andra yang tidak perlu dijawab, Arrion melempar tasnya ke atas meja. Merogoh ponsel dari saku terlebih dulu sebelum duduk di samping temannya itu.
"Liat, ganteng banget atau lucu, Ar?"
Andra menggeleng-gelengkan kepala, menunjukkan kunciran poni rambut yang baru saja di buatnya, bergoyang kecil.
Arrion hanya melirik lalu menyeringai tipis.
"Lucu banget, kayak cula badak. Iya, kan, Ar?" cowok berpenampilan lebih rapih dari Arrion datang menimbrung. Jangan percaya pada visualnya yang terlihat seperti siswa teladan. Dia memang pintar tapi mulutnya bersahabat baik dengan Andra suka ngomong kasar.
"Apa sih, Al? Iri mulu heran,"
Andra ini orangnya memang tidak jelas. Hidupnya seperti tidak punya beban. Bahkan dia sendiri yang bilang, hidupnya tidak punya banyak beban karena dia ditakdirkan untuk menjadi beban keluarga dan teman.
"Ar, tau nggak?"
Arrion mematikan layar ponselnya lalu menaruhnya di atas meja. Kemudian menatap Althaf.
"Babi hidupnya sampe dua puluh tahun doang,"
"Terus?" Andra yang menyahut.
"Bentar lagi lo tujuh belas tahun kan, Dra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICELESS
Teen Fiction⚠️17+ Arrion artinya mempesona. Kedatanganya sebagai siswa baru pernah menggemparkan sekolah pada masanya. Nyaris semua cewek disekolah menyukai dan terpikat pesonanya. Sebagian, bahkan terang-terangan mengejar, memberi dan menarik perhatian cowok i...