29. Demam

22.4K 989 27
                                    

Arrion si anak baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arrion si anak baik.

“Lo beneran nggak marah sama gue, Sa?”

Naura memutar badan ke belakang, menatap Bellissa yang tidur telungkup di atas meja dengan tangan terlipat sebagai bantalan dan menghadap kearah jendela.

Kalau Bellissa tidak salah menghitung, ini ke empat kalinya Naura menanyakan pertanyaan yang sama. Satu kali saat Bellissa baru datang, dua kali berbisik di tengah pelajaran, dan sekarang, setelah bel istirahat berbunyi. Seperti jawaban sebelumnya, Bellissa menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

“Tapi lo diemin gue,” ucap Naura.

Hari ini, Bellissa memang tidak banyak bicara.

“Gue nggak enak badan, Ra.” sahut Bellissa dengan suara serak sembari merapatkan cardigan  di bagian lehernya.

“Sa, serius ....” Naura menatap Bellissa dengan perasaan bersalah. “Gue minta maaf.”

“Lo udah bilang itu berkali-kali, Ra.”

“Gue beneran nggak enak sama lo, Sa. Lo sama Arrion sampe berantem, kan?” Naura menyentuh lengan Bellissa, mengusap-usapnya.

Kemarin, setelah menyelesaikan urusannya dengan Ravish yang berjalan lancar—namun diluar ekspektasi, Naura panik begitu kembali melihat Alder babak belur dan khawatir juga merasa bersalah saat tahu Bellissa dibawa pergi oleh Arrion.

Curiga, Naura ... penasaran. Arrion tidak mungkin mengetahui mereka secara kebetulan. Kemungkinan, ada orang lain yang mengadu dibelakang.

“Arrion ... nggak ngapa-ngapain lo, kan, Sa?” sambung Naura.

Bellissa berdeham sembari kembali merapatkan cardigan—menutupi sesuatu yang Arrion buat kemarin, yang tidak sempat Bellissa tutupi dengan sesuatu yang lain. Lalu membalikkan kepala, menghadap kedua temannya yang tersisa. Sheryl sudah lebih dulu pergi entah kemana. “Kita udah baikan, kok. Mana bisa Arrion marah lama-lama. Dia kan bucin banget sama gue.” ucap Bellissa diakhiri memaksakan cengiran, untuk meyakinkan.

Bellissa hanya menjawab pertanyaan pertama. Tanpa berniat menjawab pertanyaan susulan Naura.

Arrion nggak ngapa-ngapain lo, kan, Sa?”

Tentu saja Bellissa akan berbohong seandainya dia menjawab pertanyaan itu.

“Kalian kalo mau ke kantin, ke kantin aja sana,” Bellissa menggerakkan kepala mencari posisi nyaman, dengan kedua mata yang baru saja di pejamkan. “Gue mau tidur.” sambungnya.

“Kalo sakit ke UKS aja, Sa,” saran Zarra yang disetujui Naura. Telapak tangan Zarra menyentuh dahi Bellissa. “Badan lo panas ini. Ayo, ke UKS aja biar enak istirahatnya di sana.”

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang