Ryan dan yaya pun sudah berada di depan basement,mereka langsung membawa beberapa bakso itu ke dalam.
"Cepat lo cil, lama bener, niat jadi babu gak si" Kesal Ryan
Yaya pun hanya mengekori Ryan dari belakang, dengan ucapan sabar terus berbisik dalam hatinya.
"Inget apa semboyan gw" Sahut Ryan.
"Apa yang di suruh tuan adalah sebuah perintah yang harus di laksanakan, karena kita hanyalah babu yang tidak berakal"sinis yaya.
Ryan mengangguk anggukan kepalanya.
" Bagus, jadi awas aja kalo lo berani bantah gw"ucap Ryan, sambil melanjutkan perjalanannya.
Ceklek
Pintu pun terbuka, tampaklah beberapa orang yang sedang terduduk di sofa.
"Nah dateng juga lu yan, laper ni perut gue" Sahut leo.
Yaya pun berjalan masuk, mereka yang sedang berbicara tersebut sungguh terkejut saat melihat ada bocah yang tersesat.
"Lo bawak siapa Ryan" Kaget Tania, yang barusan membawa mangkok kecil untuk bakso yang di bawa Ryan tersebut.
Yaya pun hanya menatap mereka semua dingin, tetapi saat ia menoleh ke arah Ryan, Ryan langsung membelalakan matanya pertanda ia marah.
Yaya pun langsung tersenyum lebar.
"Kenalin kak nama gu-aku yaya" Ucap yaya tersenyum, ia pun langsung berlari ke arah tania, dan membantu, membawa beberapa mangkok tersebut.
Leo pun menyemburkan air minumnya ke lantai.
"Sejak kapan lo ramah cil, lo abis di santet sama Ryan" Tanya leo heran.
Yaya hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Enggak kak, emng seharusnya aku bersikap baik dari dulu, oh iya kakak mau bakso kan, bentar aku abilin dulu" Ucap yaya, dengan telaten ia menuangkan satu bakso ke mangkok leo.
"Kamu baik banget si dek, kakak jadi terbantu" Sahut tania senang, fiona pun hanya membalas perkataan tania dengan tersenyum.
("Dasar ya, sebenarnya ogah banget gue jadi babu kalian, ini semua ulah lo Ryan, ihh gw geram pokoknya"sahut yaya dalam hati)
"Van, vo, lo mau bakso gak nii, ada pelayan cilik coy disini" Sahut leo.
"Ambilin gw satu tan" Pinta revo
Yaya pun dengan cepat, membantu tania,meracik bakso tersebut ke dalam mangkok.
"Van lo mau bakso gak'" Tanya tania, Vano hanya menggelengkan kepalanya.
Yaya dengan cepat menuangkan bakso tersebut dan memberinya ke Vano, dengan tersenyum khas pelayan yang sangat amat berwibawa.
"Pelayan sini pelayan" Sahut Ryan.
Yaya pun dengan cepat berlari ke arah Ryan.
"Gw mau bakso juga ni, masak gw gak di kasih kasih, padahal kan lo babu gw" Kesal Ryan.
Yaya pun hanya menghela nafasnya panjang, ia pun mengambil bungkus bakso tersebut dan memberinya ke arah Ryan.
Yaya pun langsung duduk di samping tania sambil bercanda gurau sambil memakan baksonya, ternyata kak tania mudah di ajak bersosialisasi, pikirnya.
Tanpa mereka sadari,hari sudah hampir malam, Ryan pun langsung mengajak yaya pulang.
"Ya pulang lo, dh malem ni" Panggil Ryan.
Yaya pun hanya menatap Ryan kesal, padahal ia baru saja ghibah sebentar, udah keburu balik, yaya pun mengekori Ryan dari belakang.
"Tolong dong kak, ga sampai ni" Ujar yaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE WIFE
Teen Fiction"Anna Lain kali hati hati ya sayang,jangan nakal,kamu aktif terus udah tau ada dede masi aja gitu" "Gkda gkda,kamu di rumah aja atau kakak kurung!" "Kakak sayang anna,Kalo anna pergi,ajak kakak sama dede juga ya" "Jangan nelungkup sayang,dedenya keg...