[ 4 ] Dinner Pertama

74 63 95
                                    

{ Dinner Pertama }
  ***

Rissa membuka gorden jendela,  memberi luang untuk cahaya sang mentari masuk, lalu beranjak ke kamar mandi, hari ini ia  tepatnya mereka sedang libur.

Jadi, ia berencana untuk menghabiskan waktu di rumah saja. Jika kalian bertanya apa ia lelah setelah semua jadwal padatnya, maka jawabannya sangat. Namun, ayolah. Rissa bukan perempuan seperti itu, yang akan menghabiskan waktu bermalas-malasan di kasur.

Mengeringkan rambutnya yang lumayan panjang  menggunakan handuk kecil di lehernya, Risaa membuka kulkas untuk melihat bahan yang bisa ia olah untuk sarapannya pagi ini.

"Sudah habis," gumamnya. Ia beranjak mengeluarkan bahan yang tersisa di kulkas.

"Kurasa siang ini bisa." Rissa bergumam lagi, di apartemen ini ia hanya tinggal sendirian. Ia berencana akan keluar membeli bahan makanan yang sudah habis siang nanti.


***
Siang harinya

Seperti rencananya, Rissa pergi membeli bahan makanan di minimarket terdekat. Ia terus mendorong troli hingga benda itu tak sengaja bertabrakan dengan troli seseorang.

"Ah! Maaf." Rissa membungkukkan badannya, tak melihat dahulu troli siapa yang telah ia tabrak.

"Rissa?!"


  ***

Entah bagaimana, Rissa sudah berada di cafe tak jauh dari minimarket yang tadi ia kunjungi. Seingatnya tadi, ia sedang berbelanja dan tanpa sengaja troli miliknya bertabrakan dengan troli seseorang saat ia mendongak ternyata orang itu....

"Maaf, membuatmu menunggu lama." Daffa mendudukkan dirinya di kursi depan Rissa.

Rissa mengangguk, agak merasa tersentak tadi. "I-iya, tidak apa-apa."

"Sebenarnya ada apa kau mengajakku ke sini?"  Rissa membuka lagi suaranya.

"Apa kau tak mau minum dulu?" Daffa mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia memanggil salah satu pelayan, lalu memesan minumannya dan Rissa.

"Ini pesanannya Nona, Tuan."  Tak lama pelayan datang membawa dua minuman untuk Daffa dan Rissa.  Setelah kepergian pelayan, Daffa mengatakan hal yang membuatnya mengajak Rissa untuk ke cafe ini.

"Langsung saja. Aku ingin kita dinner malam ini."

"Uhuk ... uhuk! Apa?!" Rissa tersedak minumannya sendiri mendengar perkataan Daffa.


   ***

Begitulah akhirnya, Rissa tak tahu ada apa dengannya hingga menerima ajakan dinner dadakan Daffa. Yang pasti dalam hati ia percaya bahwa ia melakukan ini untuk 'kesuksesan pacaran pura-pura' mereka. Yah, hanya itu. Apa kau yakin,  Rissa?

  ***

"Ya ampun!"  Micca berteriak melihat kekacauan di dalam kamar Daffa.

Tadi  Daffa menelponnya, belum sempat ia meletakkan telepon di telinganya, suara teriakkan Daffa yang memintanya untuk datang ke apartemennya menggema membuatnya membatalkan niatnya untuk meletakkan benda   itu di telinganya. Saat saat ia sudah sampai, kamar Daffa sudah di penuhi dengan pakaian-pakaian yang berserakan di mana-mana.

"Bagus kau sudah datang." Daffa menyeret Micca untuk mendekatinya menuju lemari. "Tolong carikan baju yang cocok untukku."

"Kau akan pergi?" tanya Miccha sambil mengobrak-abrik isi lemari.

"Dinner."

Micca mengernyit, tetapi tetap fokus mencari pakaian untuk Daffa. Ia tersenyum melihat pakaian yang terlihat bagus dan akan cocok untuk Daffa. "Dengan?"

"Rissa."

"Apa?!"

*"To be Continued"*

Wahh, kayaknya Micca kaget, ni. Bagaimana tanggapan Micca, ya? Ada yang penasaran nggak? Tinggalkan jejak, ya dengan cara vote dan komen. Gratis kok🤭

Kehidupan Asli Selebriti [ Tamat ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang