[ 12 ] Marah

33 28 31
                                    

***
{ Marah }
***


"Aku memberi Micca bunga, karena dia baru bangkit dari kematian. Kenapa aku harus memberi bunga, kau tidak terluka sedikit pun," jawab Daffa.

"Kau bilang aku terluka, apa aku tunjukkan di mana lukanya? Baiklah lukanya di sini." Rissa menunjukkan bagian dadanya tepatnya bagian hatinya.

"Kau melukai hatiku huhuhu ...," ujar Rissa sambil berlalu pergi Dafa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dasar anak itu," gumamnya. Andre menepuk bahu Daffa. Daffa menoleh.

"Kejar dia aku rasa dia cemburu," ujar Andre. Daffa menggangguk dan segera keluar untuk mengejar Rissa.

"Dasar dia! Kenapa dia tidak memberiku bunga? Aku juga suka bunga, 'kan?" ujar Rissa pada dirinya sendiri karena sibuk mengomel sendiri. Rissa tidak menyadari ada orang di hadapannya. Alhasil Ia pun menabraknya, buket bunga dan cokelat yang orang itu bawa ikut terjatuh.

"Maaf aku tidak sengaja," ujar Rissa sambil mengambil buket bunga dan cokleat itu ia hendak menyerahkannya lagi. Namun, orang itu menolak.

"Ambil saja untukmu dan jika aku tidak salah bukankah kau Rissa Melody?" tanya orang itu.

"Iya," jawab Rissa.

"Kenalkan aku Natta produser film. Apa kau ingin membuat kontrak denganku?" tanya orang yang bernama Nata itu.

"Aku ingin, tetapi aku masih ada kontrak dengan produser lain. Jadi lain kali saja, ya," jawab Rissa. Pria itu terlihat mengangguk mengerti.

"Baiklah ambil ini hubungi aku saat kau ingin," ujarnya menyerahkan kartu identitas dan segera berlalu pergi.

"Hei kau dapat buket bunga dari mana? Buang itu," ujar Daffa sambil mengambil buket bunga dan cokelat yang ada di tangan Rissa dan memasukkannya ke tempat sampah. Melihat itu Rissa segera mengambil kembali cokelat dan bunga yang baru saja Daffa buang ke tempat sampah.

"Rissa buang itu, itu menjijikkan," ujar Daffa. Rissa tidak memedulikannya ia segera membuka bungkus cokelat dan memakannya.

"Cokelatnya enak," ujar Rissa sambil berlalu pergi.

***

Ponsel Rissa tidak berhenti bergetar, Daffa terus menelponnya. Sudah lebih dari 20 kali, tetapi satu pun tidak dianggkat. Ia masih kesal dengan kejadian tadi kenapa Daffa apa harus membuang buket bunga dan coklat pemberian Natta? Sedangkan Daffa tidak memberinya satu buket bunga pun. Karena merasa terganggu dengan ponsel yang selalu berdering Rissa pun mengangkatnya.

[ Apa!? ] ujar Rissa tidak senang.

[Ayolah kau begitu marah? Ayo bertemu di restoran Kita akan makan malam berdua. ]

[ Tidaak! Aku tidak mau. ] Rissa berniat mematikan teleponnya tetapi mendengar kata-kata dapat membuatnya berhenti apa yang dikatakan Daffa sebenarnya?

*"To be Continued"*

Happy Reading 💖

Baru pat up lagi wkwk. Tenang bakal langsung up bab yang lainnya kok. Apa kabar puasanya? Lancar kan? Harus lancar dong 🤩💖
Bye-bye thanks yang sudah mampir

Kehidupan Asli Selebriti [ Tamat ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang