[ 3 ] Tersebarnya Video Kedekatan

79 67 107
                                    

{ Tersebarnya Video Kedekatan }
***

Saat sudah sampai, Rissa berterima kasih dan akan masuk, tetapi Daffa  menyarankan agar dirinya mengantarkan Rissa sampai ke apartemen milik Rissa.

Tanpa pikir panjang Rissa menerimanya. Saat di lift, mereka terus diam tak ada yang memulai pembicaraan.

Tin!

Lift terbuka menandakan bahwa mereka telah tiba di lantai yang dituju. Mereka keluar bersama sampai mereka telah tiba di apartemen milik Rissa.

"Terima kasih." Rissa membungkuk sekilas dan berniat untuk membuka pintu apartemen, tetapi tertahan saat Daffa menahannya.

Ia membalikkan badannya dan terkejut saat melihat Daffa yang menatap dirinya serius.

Daffa membalikkan badan Rissa menghadap ke arahnya, berjalan mendekat ke arah Rissa. Entah karena refleks atau apa, Rissa berjalan mundur bersamaan langkah Daffa yang maju. Sehingga akhirnya dinding pintu di belakangnya menghalangi jalannya untuk terus mundur, Rissa menelan ludahnya gugup. "Daff ...." Perkataannya dipotong oleh Daffa.

"Kenapa?" tanya Daffa dengan suara pelan.

Rissa menahan napas saat napas hangat Daffa menerpa wajahnya. Ia tak bisa berbuat banyak karena Daffa tengah mengurungnya dengan lengannya di kedua samping wajahnya.

"Apanya?"

"Kenapa kau setuju akan rencana konyol ini?" tanya Daffa lagi memperjelas pertanyaan sebelumnya.

"Dan kau? Kenapa kau setuju?" tanya Rissa balik. Keringat dingin telah memenuhi wajahnya.

"Kau jelas tahu alasannya," jawab Daffa.

"Begitu pula diriku," jawab Rissa.

Keduanya diam, Daffa melepaskan Rissa membalikkan badannya, lalu berjalan tanpa berpamitan dengan Rissa.

Rissa hanya menunduk menerima tindakan tak terduga dari Daffa. Jantungnya berdebar, wajahnya memerah, ia menghela napas demi mengurangi rasa gugupnya.

***


Sementara Daffa, ia sedang memukul stir mobil miliknya. Ia tak peduli rasasakit yang ia terima, "Ck! Ada apa denganku? Kenapa aku tak dapat mengontrol diriku?" tanyanya dengan marah.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kakak, maaf sepertinya aku tak bisa menjalankan permintaanmu." Daffa menunduk dalam, merasa bersalah.


  ***

Meletakkan bunga di atas makam tersebut, perempuan itu menyatukan tangannya dan mulai berdoa, lalu setelahnya ia mengusap baru nisan di sana.

"Maaf, sampai saat ini aku belum juga menyakinkan Daffa."  Ia menunduk. Tidak! Ia tak akan menangis lagi. Tidak akan. "Kumohon, tenanglah di sana."  Ia beranjak dan pergi meninggalkan tempat pemakaman umum tersebut.


  ***

"Kau dari mana, Micca? Kenapa kau terlambat hari ini?"

Micca  menghela napas, ia baru saja sampai di apartemen milik Daffa dan langsung mendapat pertanyaan darinya. "Aku dari pemakaman umum, maaf tak memberitahu dirimu lebih dulu."

Daffa mengernyit. "Kenapa tak pergi bersamaku?"

"Sudahlah, sekarang kita harus cepat. Waktu terus berputar!" Micca  mengubah topik, tak ingin berdebat hanya karena hal kecil.


***

Rissa menahan napas menerima pelukan Daffa. Entah mengapa sekarang ia jadi berdebar setiap berada di dekat Daffa.

"Maaf," gumam Daffa. Meletakkan dagunya di bahu mungil Rissa.
Rissa meneguk ludahnya gugup.

"Maaf? Semudah itu kau meminta maaf setelah yang kau lakukan?!" ujarnya agak meninggi. Berusaha memberontak dalam dekapan hangat Daffa.

"Dengar! Kau salah paham, ini tak seperti yang kau pikirkan." Tak menyerah Daffa melepaskan pelukannya dan memegang wajah Rissa. Menatap tepat ke dalam maniknya.

Air mata sudah menghiasi wajah Rissa, ia terisak pelan. Daffa menghapus air matanya menggunakan ibu jarinya.

"CUT! Kerja bagus."  Leon berteriak setelah berhasil merekam adegan tersebut.

Daffa dan Rissa menghela napas, hari ini begitu sibuk, hingga mereka tak memiliki banyak waktu istirahat.            

  ***


Saat waktu istirahat, Daffa datang mendekat ke Rissa dan tentu tak jauh kawasan kamera. Mereka sengaja melakukannya agar penggemar tahu dan bisa menyimpulkan bahwa mereka memiliki hubungan khusus.

"Sedang apa?" Daffa mengambil tempat duduk di samping Rissa, tersenyum ramah ke arahnya.
Risa menoleh menatap Daffa, ia balas tersenyum.

"Tak ada, hanya menikmati waktu istirahat." Rissa yang paham mencoba mengikuti alur yang dibuat Daffa.

"Boleh aku temani?" tanya Daffa lagi.
Rissa terkekeh pelan, dalam hati ia mengejek Daffa yang payah dalam mengambil topik. 'Dasar payah!'

"Ya boleh-boleh saja," ujar Rissa. Daffa mengernyit melihat kekehan Rissa tanpa sadar ia tersenyum merasa terpesona.

"Kau sangat manis," ujarnya tanpa sadar. Akan tetapi sejujurnya ia berkata jujur, Rissa memang terlihat sangat manis.

"Eh ...." Rissa memerah mendengar perkataan Daffa.

Sekarang telah tersebar video tersebut dan sedang menjadi perbincangan hangat saat ini. Berbagai stasiun televisi menayangkan berita tentang kedekatan Daffa dan Rissa. Ada yang mengatakan mereka jatuh cinta karena peran mereka, ada yang mengatakan ini hanya untuk kepentingan drama mereka dan masih banyak lagi spekulasi-spekulasi mereka.

*"To be Continued"*

Terima kasih bagi yang udah mampir ❤️💖 tinggalkan jejak ya. Terima kasih buat yang sudah vote sama komen sayang kalian ❤️💖🎉

Kehidupan Asli Selebriti [ Tamat ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang