[ 24 ] Pertunangan

20 18 20
                                    

***
{Pertunangan }
***

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari di mana dua orang yang terikat cinta bersatu. Hari ini adalah hari pertunangan Rissa dan Daffa. Pertunangan mereka banyak dihadiri banyak orang-orang penting. Mulai dari staf dan kru flim, sutradara, bintang flim, penyanyi dan juga rekan bisnis  dari kedua orang tua Daffa dan Rissa.  Acara selanjutnya adalah acara bertukar cincin.  Pasti acara  yang ditunggu-tunggu oleh seluruh tamu undangan dan juga keluarga mereka.

“Ayo, Kak,” tegur Meolin. Rissa mengangguk, mereka beranjak dari kamar.

Melangkah menuju ruang tamu yang sudah dipenuhi banyak orang. Rissa melirik ke arah Daffa yang entah kenapa terlihat lebih tampan dari biasanya dengan mengenakan kemeja yang pernah mereka beli saat belanja ke mall.  Daffa tersenyum melihat ke arah Rissa dan kembali fokus mengikuti arahan dari Om-nya selaku pemandu acara hari ini.

Setelah Rissa duduk di sampingnya, Daffa meraih jemarinya. Memasangkan cincin emas putih di jari manisnya. Rissa pun melakukan hal yang sama. Cincin yang sudah terukir nama Daffa di sana.  Tepuk tangan para tamu undangan menggema ketika Rissa sudah selesai memakaikan cincin putih itu di jari Daffa. Daffa kembali menyerahkan mahar  seperangkat emas putih, Rissa menerimanya dengan senyum sumbringan. Mereka berdua yang memilih perhiasan itu bersama. Daffa pernah bilang saat mereka memilih perhiasan itu, jika Rissa akan sangat cantik jika memakainya.

“Kok kamu cantik  banget, sih?” Daffa tak henti-hentinya memuji Rissa seperti itu bahkan ketika kini mereka sudah berganti baju dan duduk berdua di atas pelaminan.

“Ya aku ‘kan cewek, kalau aku cowok baru ganteng,” balas Rissa seolah tak mengindahkan pujian Daffa. Padahal, dalam hati udah deg-degan sendiri. Siapa sih yang nggak salah tingkah kalau dipuji cantik dan ditatap terus-terusan kayak yang Daffa lakukan pada Rissa ini. Perempuan mana juga pasti luluh.

  Tangan Daffa tak pernah lepas dari pinggang Rissa. Bahkan ketika ada tamu yang datang untuk bersalaman dan mengucapkan selamat pun, setelah menyalaminya satu persatu, ia langsung melingkarkan kembali tanganya di pinggang Rissa.

Merapatkan jarak di antara mereka hingga tak bercelah. Padahal Meolin sudah mengejeknya posesif, tapi Daffa seolah tak mempedulikannya. Ampun deh! Rissa masih duduk di sebelahnya juga nggak bakal hilang ke mana-mana.

“Rissa!”  panggilan itu membuat Rissa mengalihkan fokusnya dari wajah Daffa.

“Mikasa!” Rissa langsung bangkit dari tempat duduknya dan langsung menyambut gadis bernama Mikasa itu ke dalam pelukannya. Mikasa dan Rissa adalah teman satu sekolah saat masih SMA. Dan saat lulus SMA mereka berpisah untuk melanjutkan impian mereka masing-masing, sekarang lihatlah, baik Mikasa atau pun Rissa sama-sama meraih impiannya.

“Curang banget tahu-tahu tunangan,” ujarnya dengan mimik wajah sedih layaknya seorang anak yang ditinggal induknya.

“Kamu juga sebentar lagi nyusul, ‘kan?” goda Rissa dengan senyuman penuh arti seraya melirik gelang di pergelangan tangan Mikasa.

Rissa tahu gelang itu. Gelang yang pernah Leon perlihatkan padanya, Leon pernah bilang padanya jika ia akan memberikan gelang itu pada gadis yang ia sukai. Dan Rissa tidak menduga jika gadis itu adalah Mikasa, teman satu sekolahnya.

“Selamat ya, Rissa.” Leon yang tadi masih bersalaman dengan kedua orang tua Rissa kini sudah berdiri di samping Mikasa dan melingarkan tangannya di pinggang mungil Mikasa. Rissa tersenyum melihat kedekatan mereka.

“Kapan nih, pesta pernikahannya?” tanya Daffa  pada Leon seraya menunjuk Mikasa dengan lirikan mata. Yang ditanya malah tertawa namun meminta didoakan agar dilancarkan menuju ke sana.

“Iya, cepat nyusul, ya. Jangan ditunda-tunda mulu Leon. Nanti keburu di tikung orang, lho,” ledek Rissa. Leon kembali tertawa, ia juga tahu itu. Mikasa seorang model terkenal yang karirnya sedang meroket laki-laki mana yang tidak mau dengannya.

Selanjutnya mereka berbincang singkat sebelum Leon dan Mikasa pamit turun karena antrian tamu berikutnya yang ingin bersalaman sudah cukup banyak.

“Selamat cantik!” Tanpa aba-aba seseorang memeluk Rissa. Rissa bahkan tidak tahu siapa gadis yang memeluknya ini.

Setelah selesai berpelukan baru Rissa tahu siapa orang yang memeluknya itu. Rissa terlihat terharu melihat Micca berada di hadapannya dengan keadaan jauh lebih baik  daripada saat ia dan Meolin menemuinya di rumah sakit.

“Yaa, masa mau nangis? Nggak seru! Hari ini hari bahagia kamu, lho jangan nangis mulu nanti cantiknya hilang,” ujar Micca. Rissa tertawa mendengar ucapan Micca. Mereka kembali berpelukan.

“Selamat, Bro. Bahagiain dia, awas jika aku dengar kau buat dia nangis,” ujar Andre sambil menepuk bahu Daffa.

“Tenang, akan kubuat dia bahagia seumur hidupnya,” ujar Daffa.  Rissa merasa Daffa menyusupkan jemarinya, mengisi celah di jari-jari Rissa. Rissa mendongak menatap Daffa yang tersenyum padanya.

That’s why i fall for you,¹" ucapnya pelan namun tegas dan tulus. Membuat hati Rissa menghangat mendengarnya
Sebenarnya, semua hubungan pasti akan bermuara pada pelaminan, ‘kan? Hanya saja peran yang kita bawah mungkin berubah. Yang semula dipikir pasangan, ternyata datang sebagai tamu undangan. Who knows? Memanfaatkan Rissa yang lengah, Daffa tiba-tiba mencium pipi Rissa dengan  secepat  kilat sampai membuat orang-orang yang melihatnya menjerit heboh. ( Itulah mengapa aku jatuh cinta padamu. )

“Lagi! Lagi!” teriak mereka mengompori. Rissa memukul lengan Daffa pelan.

“Kamu ini orang apa bebek, sih? Nyosor mulu!” protes Rissa.

“Nyosor own wife²  mah sah-sah aja, ‘kan?” balasnya dengan kedipan nakal. Dasar! Untung sayang. ( Istri sendiri. )

***
Uwuu! Gimana kesan baca part ini? Tenang masih ada satu chap lagi kok.
Bye bye di part selanjutnya yang merupakan part terakhir

Kehidupan Asli Selebriti [ Tamat ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang