Dia... mengetahuinya

31 14 75
                                    

Happy reading

Ceklek

Riska keluar dari bilik pintu apartemennya dengan tangan yang menenteng dua plastik berisi sampah.

BRUK

"A-aduh...."

Ditengah lorong gadis itu tidak sengaja menabrak seseorang. dua kantong sampah yang berada ditangannya juga jatuh menyeluruh diatas lantai.

"Ma-maf, maaf" gadis itu menunduk dengan tubuhnya yang masih dibawah, karena tadi ia juga sempat terjatuh. seseorang yang tidak sengaja Riska tabrak merasa tercekat, hingga ia lupa bagaimana caranya bernafas.

Bagaimana ia bisa bertemu dia disini? sedang apa dia disini? didalam benaknya seseorang itu bertanya.

Riska yang menyadari seseorang itu hanya diam lalu ia memutuskan untuk mengangkat wajahnya, dan mendongak. lalu tanpa pikir panjang seseorang itu dengan cepat langsung membantu gadis itu berdiri.

"Berdiri dulu"

Lalu Riska segera berdiri dan menatap seorang perempuan yang sepertinya seumuran dengan mamanya.

"Maaf saya gak sengaja, ibu nggak apa apa? apa ada yang terluka?" tanya Riska pada perempuan yang lebih tua di depannya.

Perempuan yang jauh lebih tua tersenyum penuh teduh, lalu mengusap rambut perempuan yang lebih muda darinya.

Riska yang melihat itu terlihat bingung, lalu tersenyum.

"Ah maaf, saya refleks" ucap perempuan itu

Riska tersenyum penuh arti, entah kenapa ia merasa nyaman.

"Nggak papa bu"

"Kalo gitu saya permisi dulu mau buang ini" lanjutnya

"Ah iya silahkan, hati hati ya"

Riska kembali tersenyum "iya, sekali lagi maaf bu"

Perempuan yang tak diketahui namanya itu membalas senyumnya

"Iya iya tidak apa"

Lalu Riska kembali melanjutkan jalannya yang sempat tadi tertunda.

Disisi lain perempuan itu terlihat sedikit cemas, bagaimana anak itu bisa disini? kenapa dia disini bukannya dirumahnya? banyak hal yang ia tidak ketahui selama satu bulan ini, ia harus mencari tahu apa yang terjadi selama satu bulan ini.

.....

Viko berjalan santai menuju ruang kerja sang ayah yang ada dirumahnya
tadi ia sempat dipanggil sang ayah, katanya ayahnya akan menanyakan sesuatu dari dirinya. kini ia sudah sampai didepan pintu ruang kerja ayahnya, ia hendak membuka pintu namun, niatnya ia urungkan ketika mendengar ada suara bunda nya juga didalam sana.

"kamu mau bicara apa sama Viko"
terdengar bunda bersuara didalam sana. laki laki itu terus mendengarkan tanpa niat ingin masuk kedalamnya

"Kamu kenapa khawatir begitu, aku hanya akan membicarakan tentang perusahaan. dan aku nggak akan bicara tentang dia yang bukan anak kandung kita"

JLEB

Rasa rasa jantung Viko berhenti berdetak saat itu juga, tubuhnya melemas namun, ia tetap berdiri tegap disamping pintu yang sedikit tidak tertutup rapat.

Apa apan tadi ia bukan anak kandung mereka? pantas saja selama ini ayahnya membedakan antara dirinya dengan eric. apa selama 18 tahun ia hidup dalam kebohongan orangtuanya? atau Eric juga tahu?
bundanya juga? padahal selama 18 tahun ini sang bunda terlihat begitu tulus merawatmya tapi, ini apa?

Eriska nytama [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang