❤HAPPY READING❤
🍀🍀🍀
"Eunghhh..."
Veronica menggeliat. Entah kenapa punggungnya tiba-tiba terasa sakit. Seperti habis tertidur di lantai.
Perlahan, Veronica membuka kedua matanya. Kemudian duduk sambil mengucek matanya.
"Dimana nih?" Tanya Veronica dengan suara serak khas bangun tidur.
Veronica memandangi sekeliling ruangan. Ruangan yang dipenuhi kardus dan barang-barang bekas. Tidak ada kasur. Lampu pun remang-remang. Terlihat seperti sebuah gudang. Tapi bukankah terakhir kali dirinya berada di perpustakaan sang ayah?
"Kok gue bisa disini si... Aww." Veronica yang tadinya ingin berdiri tiba-tiba meringis karena rasa sakit yang ada di kakinya. Dia pun memutuskan untuk duduk kembali dan memeriksa kakinya.
Mata Veronica terbelalak ketika melihat lutut mulusnya berdarah.
"Kok berdarah sih? Perasaan kemarin gue gak jatuh deh." Bingung Veronica.
Tiba-tiba berbagai pikiran negatif terlintas di otak mungil Veronica.
"Apa jangan-jangan gue diculik ya? Kan semalem gue masih di rumah, kok tiba-tiba ada di gudang? Ini bukan gudang rumah gue lagi! Huaaaa.... Ayah!"
Veronica menangis kencang seperti anak kecil. Jika benar ia diculik, Veronica tak tahu harus berbuat apa. Ini bukan dunia novel yang pemeran wanitanya hampir sempurna. Cantik dan ahli dalam hal bela diri.
Sedangkan Veronica? Jatuh dikit aja nangis.
DOR
Suara tembakan dari luar membuat Veronica tersentak. Pikiran negatifnya semakin menjadi-jadi.
"Tuh kan apa gue bilang. Huaaaaa gue gak siap mati!" Teriak Veronica sambil sesenggukan.
"Gue harus kabur dari sini!"
Veronica berdiri. Mencari cara agar bisa keluar dari ruangan pengap itu. Tapi dia tidak menemukan celah untuk keluar. Hanya ada satu pintu di ruangan tersebut.
Veronica menghela napas kasar. "Gak ada cara lain." Gumamnya.
Veronica berjalan tergopoh-gopoh menuju pintu. Kemudian dia membukanya perlahan. Ia menghela napas lega, karena pintunya tidak di kunci.
Veronica keluar dari gudang tersebut. Dia tercengang karena berada di sebuah rumah mewah. "Kayaknya penculik gue tuh holkay deh." Ungkap Veronica, takjub.
Rumah itu memang mewah, namun sangat sepi.
Veronica menggelengkan kepalanya. Dia segera tersadar apa tujuannya keluar dari gudang.
Veronica harus menemukan jalan keluar, sebelum penculik menemukannya.
Veronica berusaha berjalan tanpa menimbulkan suara. Walaupun kakinya kadang terasa sakit, namun Veronica berusaha untuk menghiraukan rasa sakit itu.
"Ini rumah apa labirin sih? Susah banget nyari jalan keluar!" Keluh Veronica.
Veronica sampai 15 menit lebih mencari jalan keluar. Akhirnya usaha Veronica tidak sia-sia. Dia menemukan pintu belakang yang terbuka. Dari kejauhan terlihat halaman yang luas dan sebuah kolam berenang.
"Penculiknya sultan, tapi kenapa dia gabut banget sampai culik gue yang tidak berguna ini? Dasar Sultan gabut!"
Gadis itu berjalan menuju pintu belakang. Tapi tiba-tiba senyuman yang terbit di wajahnya mulai memudar. Ketika melihat banyak orang yang sedang berkumpul di halaman belakang. Orang-orang berpakaian pelayan dan ada juga yang berpakaian seperti bodyguard berjajar rapi di hadapan seorang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fictional Husband [TAMAT]
HumorSebelum baca, dimohon untuk follow akun saya dulu ygy ••••• Menceritakan tentang Veronica Andriana yang tersesat dalam dunia novel. Semuanya berawal dari rasa penasaran Veronica pada perpustakaan rahasia milik ayahnya. Ia tidak tahu kalau perpustak...