BAB 31

12.4K 1.3K 17
                                    

Up terakhir buat hari ini

Up lagi besok

❤HAPPY READING❤

🍀🍀🍀

Veronica masuk ke dalam kamar Rafa dengan perlahan. Terlihat seperti maling yang sedang mengendap-endap. Apalagi di tambah dengan penerangan ruangan tersebut yang remang-remang, membuatnya terlihat seperti maling sungguhan.

Perempuan itu melirik ke belakang saat mengingat sesuatu.

Ken.

"Dimana Ken?" Tanya Veronica, kebingungan. Veronica memutuskan untuk memeriksa Ken di depan pintu.

Saat Veronica berbalik hendak membuka pintu. Pintu tersebut tertutup secara otomatis. Hal itu tentu saja membuat Veronica terkejut dan ketakutan.

"Samuel, gue takut hiks."

Veronica spontan memukul-mukul pintu, hingga membuat seseorang yang tengah tertidur dengan tenang di atas kasur jadi terganggu.

Sebuah bantal melayang mengenai punggung Veronica. Perempuan itu sontak saja langsung berbalik.

"Berisik!" Teriak laki-laki bermata sayu dan memiliki kantung mata hitam pekat itu. Matanya yang berwarna hitam membuat Veronica mengambil kesimpulan kalau pria itu terlalu banyak menangis dan keseringan begadang.

Veronica melangkahkan kakinya mendekati pria itu. Tapi saat ia berjalan mendekat, pria itu tiba-tiba bangun. Mengubah posisi awal yang berbaring, jadi terduduk.

Veronica spontan memundurkan langkah karena terkejut. Perempuan itu mengelus dada untuk menetralisir rasa kagetnya.

"Asu! Kalo mau bangun tuh bilang. Untung gue engga ada riwayat penyakit jantung. Kan kalau ad-"

"Diam!!!!"

Veronica bergidik ngeri. "Gila ni orang. Emosi mulu dari tadi. Pms bwang?"

Rafa menatap Veronica tanpa ekspresi. Ia tidak bisa melihat jelas perempuan yang berdiri di hadapannya.

"Siapa?" Tanya Rafa, dingin.

"Pinginnya sih gue transmigrasi ke tubuh jodohnya Na Jaemin, namun apalah daya gue malah jadi bini Samuel yang nyebelinnya minta ampun. Tapi gapapa lah. Sama-sama anak tunggal kaya raya."

"Siapa?!" Tubuh Veronica tersentak, karena tiba-tiba Rafa menaikkan nada suaranya.

"Peronika bang. A-aing peronika." Rafa tiba-tiba berdiri. "Weh weh weh santai bang santai. Permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik-baik bang. Kagak usah berdiri gitu bang."

Veronica perlahan mundur. "Ehh malah berdiri lagi. Jangan kesini bang, eh anjir bawa silet!"

Mata Veronica terbelalak, ketika Rafa berjalan kearahnya. Bukan hanya itu! Pria tersebut juga menggenggam sebuah silet di tangannya.

Tentu saja Veronica langsung ketar-ketir.

"Dek Vero?" Ucap Rafa dengan suara serak.

Veronica mengangguk. Tatapannya mengedar ke segala penjuru kamar. Ia ingin mencari saklar lampu. Agar memudahkan Veronica untuk mencari jalan keluar dari ruangan itu.

"Ini Dek Vero?" Rafa merentangkan tangannya hendak memeluk Veronica.

Tatapan Veronica tertuju pada saklar lampu yang berada lumayan jauh darinya. Ia segera menunduk dan melewati tangan Rafa yang masih terentang. Ia langsung menyalakan lampunya.

My Fictional Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang