BAB 04

21.2K 2.4K 290
                                    

HALO GUYS!


❤HAPPY READING❤

🍀🍀🍀

"Kayaknya gue selesaiin tugas pertama dulu deh. Tugas yang si Samuel mah belakangan."

Veronica membuka lembar demi lembar novel bersampul biru tua di tangannya. "Jadi ada 5 Bab yang kosong. Gue tinggal nyusun alur buat ngisi Bab itu. Dan gue bisa pulang!!!"

Veronica duduk bersila di atas kasur. Matanya terpejam, kepalanya mendongak dengan tangan terangkat seolah sedang meminta sesuatu.

"Alur! Segeralah datang wahai alur!"

"Dimanakah engkau wahai alur? Aku menginginkanmu!"

"Lur!"

"Lur!"

"Lur!"

"Lur... Alur!"

Seseorang menatap tajam aktivitas Veronica di ambang pintu kamar. Kaca mata yang biasa ia pakai saat bekerja masih bertengger di hidungnya. Tangan dilipat depan dada. Punggungnya bersandar di pintu.

Veronica tidak menyadari kehadiran Samuel, karena gadis itu sibuk memohon agar alur segera datang. Juga jarak antara pintu dan kasur yang lumayan jauh.

Samuel berdecih. "Bilangnya gak akan selingkuh. Tapi dia selalu menyebut nama alur. Bulshit!"

Samuel berbalik. Menatap bodyguard yang setia menunggu di belakangnya.

"Cari tahu siapa itu alur!" Titah Samuel dengan tegas.

🍀🍀🍀

"Perjalanan membawamu, bertemu diriku. Ku bertemu kamu..."

Pagi hari di mansion Samuel, Veronica sedang membuat sarapan di dapur. Para maid ketar-ketir menatap nyonya mereka.

Veronica membuat sarapan dengan brutal. Memotong daging seperti sedang tawuran. Para maid dengan setia terus membujuk Veronica agar berhenti memasak.

Tapi bukannya dituruti, mereka malah mendapat acungan pisau dari Veronica. Tentu saja hal itu membuat mereka mundur.

"Ku kira kita asam dan lambung. Dan kita bertemu di..."

"Veronica!" Potong seseorang yang baru saja memasuki dapur.

Veronica berbalik. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Begitu juga dengan para maid. Seperti pemandangan di hadapannya adalah sesuatu yang langka. Karena biasanya orang itu jarang sekali masuk ke dapur.

Samuel berjalan mendekati Veronica. Matanya menatap para maid satu persatu, memberi kode agar mereka pergi. Para maid yang mengerti pun bergegas membubarkan diri.

Samuel mengalihkan atensinya pada Veronica yang terlihat kebingungan karena para maid pergi.

"Kayaknya muka lo terlalu serem deh, om. Tuh liat! Mereka jadi pada takut gitu." Ucap Veronica bergidik ngeri.

Samuel mendengus. Menyodorkan tangan kanannya pada Veronica.

"Kemari kan pisaunya." Pinta Samuel tanpa ekspresi.

Veronica buru-buru menyembunyikan pisau di punggungnya. Mencoba mundur dengan perlahan. Karena ia berpikir kalau Samuel mau membunuhnya.

Samuel awalnya bingung. Tapi melihat raut wajah ketakutan Veronica, membuat jiwa jahil nya bangkit.

Sebuah senyuman miring tercetak di bibir Samuel. Laki-laki itu maju mendekati Veronica, membuat Veronica makin ketakutan.

"K-kita bisa bicarakan ini baik-baik om. Tolong jangan bunuh saya. Om gak takut jadi duda?!"

My Fictional Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang