❤HAPPY READING❤
🍀🍀🍀
Veronica melipat kedua tangannya di depan dada. Ia menatap tajam pria brewokan di hadapannya.
"Seenaknya banget kamu nyuruh aku buat kembali. Aku udah capek-capek kesini dan mengorbankan semuanya. Tapi kamu malah nyuruh aku buat pergi, El?"
"Maksudnya?"
Veronica terkekeh sinis. Ia menunjuk kalung yang sedang dirinya pakai.
"Kamu lihat kalung ini? Ini adalah kalung milik ayah aku yang ternyata juga adalah tokoh fiksi sama seperti kamu. Kalung ini bisa membuat aku masuk ke dalam dunia fiksi lagi."
Samuel menatap Veronica dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Rencananya aku tidak akan kembali ke dunia nyata dan akan hidup bersama kamu sampai ajal menjemputku. Tapi melihat respon kamu yang kayak gini. Sepertinya aku lebih baik kembali ke dunia ku."
Veronica berbalik. Tapi ketika ia akan membuka pintu, Samuel memeluknya dari belakang. Pria itu kini terisak di bahu Veronica.
"Jangan pergi, Vee."
Veronica tertawa tanpa suara. Sebenarnya ia juga tidak benar-benar akan meninggalkan Samuel. Dia hanya menjahili Samuel saja, karena sudah 1 tahun lamanya ia tidak menjahili pria itu.
"Gak! Aku tetep mau pergi!" Samuel makin mengeratkan pelukannya. Ia menggeleng di bahu Veronica.
"No, no! Tetap disini, Veeee...." Rengek Samuel.
"Pergi ya?"
"Engga!"
"Pergi!"
Napas Samuel tiba-tiba memburu. Wajah pria itu kini kembali tanpa ekspresi. Ia menjauhkan tubuhnya dari Veronica dan membuat perempuan itu bingung.
Saat Veronica berbalik. Ia dikejutkan dengan silet yang di dekatkan ke pergelangan Samuel, tepat pada nadi pria itu.
"Pergilah ke duniamu lagi. Tapi jangan marah, jika aku akan mengakhiri hidupku dengan cara ini."
Seketika Veronica jadi panik, saat silet itu hampir mengenai kulit Samuel. "Aku gak bakal pergi, El. A-aku bakal tetep disini. Jauhin siletnya, oke?"
Samuel menggeleng. "Kamu bohong!"
"Aku gak bohong, El. Aku bakal tetep disini nemenin kamu."
"Janji?"
Veronica mengangguk. "Janji. Sekarang jauhin siletnya."
Samuel menurut. Ia menjauhkan siletnya, lalu merentangkan tangannya pada Veronica.
"Peluk."
Veronica menggeleng sambil menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri secara berulang.
"No! Buang dulu siletnya, baru peluk aku."
Kali ini Samuel tidak menurut. Pria itu tetap memegang siletnya, bahkan pegangannya kini lebih kuat.
"Samuel Grisham." Tegur Veronica karena Samuel tidak menurutinya.
Samuel mendesah lesu. Ia langsung melempar siletnya sembarangan. "Udah!" Jawab Samuel kesal.
Veronica terkekeh. "Good boy."
Veronica menghampiri Samuel. Mengelus rahang pria itu, lalu mencium seluruh permukaan wajahnya. Samuel hanya bisa diam sambil memejamkan mata.
"I love you, El."
Samuel membuka matanya. "I love you more." Ia kembali membawa Veronica ke dalam pelukannya.
"Aku suka kamu pakai pakaian seperti ini, Vee. Sangat cantik." Puji Samuel sambil menarik-narik tali daster yang dikenakan Veronica.
Veronica mendengus. "Aku tadi lagi bersih-bersih rumah. Tiba-tiba lihat kotak yang berisi kalung ini. Jadi aku gak sempat ganti baju dulu."
"Gapapa. Aku suka kamu pakai baju ini." Samuel mendekatkan bibirnya pada telinga Veronica. "Apalagi kalau tidak pakai baju. Aku sangat menyukainya."
Sontak saja, Veronica memukul dada Samuel hingga pelukan mereka terlepas. Samuel tertawa mendapat pukulan bertubi-tubi dari Veronica.
Samuel menahan tangan Veronica yang akan memukulnya lagi. Kemudian beralih menggenggam kedua tangan itu.
"Menikahlah denganku, Vee."
"Kalau aku tidak mau?" Goda Veronica.
"Aku bakal tetap maksa kamu."
"Caranya?"
Samuel berpikir sejenak. "Aku masih punya 1 permintaan yang belum kamu turuti!"
"Oh ya? Yang mana?" Bingung Veronica. Ia tidak ingat punya hutang janji pada Samuel.
"3 tahun lalu, Vee. Masa kamu tidak ingat?"
Veronica menggeleng polos.
"Ck!"
Mendengar Samuel berdecak, membuat Veronica tertawa. "Aku ingat, El." Mata Samuel seketika berbinar. "Jadi apa permintaan terakhir kamu?" Lanjut Veronica.
"Jangan gitu lah pertanyaan nya. Kamu pikir aku mau pergi selama-lamanya?"
Veronica menghela napas kasar. "Jadi apa permintaan kedua kamu, Samuel sayang?" Tanya Veronica dengan penuh penekanan.
Samuel tersenyum lebar. "Kamu menikah denganku dan aku sama sekali tidak menerima penolakan apapun."
"Gak ada yang lebih romantis dikit?"
Tentu saja, Samuel mengangguk. Ia menggenggam tangan kanan Veronica. Kemudian berlutut di hadapan gadis itu.
"Maaf, aku belum membeli cincin karena semuanya terlalu mendadak. Jadi..." Samuel menghela napas panjang. "Will you marry me, Veronica Andriana?"
Veronica mengangguk cepat. "Yes, I will."
Cup
Samuel mencium punggung tangan Veronica lumayan lama. Kemudian bangkit dan kembali menarik Veronica ke dalam pelukannya.
Beberapa hari kemudian mereka menikah dan hidup bahagia di dunia fiksi.
~ TAMAT ~
Sebenernya gue mau buat cerita ini jadi sad ending, tapi dikarenakan banyak yang request happy ending. Jadi tambah alur saja.
Boleh tanya dikit?
Menurut kalian, cerita ini seru ga sih?Oke cukup.
Sampai jumpa di cerita Rai berikutnya (Walaupun belum kepikiran mau buat cerita apa lagi ehe)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fictional Husband [TAMAT]
HumorSebelum baca, dimohon untuk follow akun saya dulu ygy ••••• Menceritakan tentang Veronica Andriana yang tersesat dalam dunia novel. Semuanya berawal dari rasa penasaran Veronica pada perpustakaan rahasia milik ayahnya. Ia tidak tahu kalau perpustak...