Ini season 2 ya, Guys. Jadi sebelum baca ini pastikan kamu sudah baca season 1 yang berjudul: Sekantor Tapi Menikah 🥰
=============================================
"Selamat pagi, Pak. Hari ini ada pertemuan dengan Tuan Kim Ra Won di jam setengah sembilan. Selanjutnya ada pertemuan dengan Departemen Perencanaan dan Pengembangan terkait dengan ajuan proposal pembangunan laboratorium Rofnus. Kabarnya dalam waktu dekat, Pak Marcel selaku CEO akan membuka secara resmi tender tersebut."
Seorang cewek berpenampilan rapi dalam balutan pakaian kantor –perpaduan antara kemeja putih lengan panjang dan rok selutut, tampak berjalan dengan sigap di atas sepatu setinggi tujuh sentimeter. Rambutnya yang bewarna coklat gelap tampak apik dalam tatanan khas yang menjadi ciri wanita karir abad ini. Di satu tangannya, ia membawa tas kerja yang terkesan maskulin. Cukup menjadi tanda bahwa itu bukanlah tas kerjanya. Alih-alih milik seorang cowok yang berjalan di depannya. Yang dengan fokus mendengarkan setiap uraian susunan jadwalnya yang tengah dibaca melalui bantuan satu tab di tangan lainnya.
Berperawakan gagah, besar, dan tinggi, cowok berwajah tampan itu mengenakan stelan jas yang tentu saja buah karya desainer ternama. Bahkan hanya dalam sekejapan mata melihat, kehalusan dan kemewahan kain yang dikenakannya tak mungkin bisa diragukan lagi. Memiliki garis wajah yang tegas, sepasang mata hitam itu terlihat tajam dan dinaungi oleh bulu mata yang lebat. Sama lebatnya dengan rambut hitam yang tersisir rapi itu.
Sekilas, cowok itu melirik. Walau tidak benar-benar bisa membuat ia melihat pada cewek itu, yang senantiasa menjaga mereka dalam jarak yang aman. Seperti ada batasan tak kasat mata yang harus ia perhatikan ketika keduanya melewati pintu masuk khusus yang tersedia. Mengabaikan beberapa orang yang menyambut kedatangan mereka dengan sopan. Hingga di saat mereka tiba di lift, cowok itu menoleh.
"Ah, yang lokasinya di Bogor?"
Lift membuka. Menyilakan cowok itu untuk masuk terlebih dahulu. Barulah kemudian disusul oleh si cewek. Dan berkat panggilan yang sopan serta cara ketika mereka berjalan, sudah barang tentu bisa dipastikan bahwa dua anak manusia berbeda gender itu memiliki posisi yang berbeda. Si cowok adalah sang bos, sementara si cewek adalah sang sekretaris.
Beberapa saat setelah sekretaris itu menekan tombol di dekat pintu lift, benda itu pun perlahan bergerak. Dan ia tidak lupa untuk menjawab pertanyaan bosnya.
"Benar, Pak. Untuk hal tersebut kita juga sudah mempersiapkan tenaga ahli untuk membantu secara langsung meninjau dari segi keamanan limbahnya."
"Bukankah ini proyek pembangunan laboratorium kita yang pertama?"
Satu anggukan mengawali jawaban itu. "Sebenarnya sekitar dua puluh tahun yang lalu, Aksa Bhumi pernah membangun laboratorium saat pengadaan satu kampus swasta. Tepatnya laboratorium kultur jaringan. Namun, kali ini berbeda. Rencananya laboratorium yang akan dibangun adalah laboratorium bioteknologi dan molekuler. Sepanjang pengetahuan saya, laboratorium ini memiliki limbah-limbah tertentu yang berbahaya. Untuk manusia dan juga lingkungan."
"Ah. Tapi, kamu sudah mengurusnya kan? Tenaga ahli tadi?"
"Benar, Pak. Departemen Perencanaan dan Pengembangan sudah berkoordinasi. Membentuk tim sendiri untuk menjadi staf konsultasi khusus untuk pembangunannya nanti. Jadi nanti perencanaan pembangunannya juga akan memerhatikan aspek keamanan dan kepraktisan kebutuhan para pengguna laboratorium itu. Tidak hanya berpusat pada bagusnya bangunan saja."
Suara denting halus terdengar ketika sedetik setelah laju lift berhenti dan pintunya pun membuka. Memberikan jalan untuk mereka berdua keluar dari sana. Melangkah di lantai tertinggi di gedung itu. Berjalan. Melewati sofa tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Masih] Sekantor Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomanceJudul: [Masih] Sekantor Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Dewasa (18+) Status: On Going (Sekuel dari 'Sekantor Tapi Menikah') Cerita Ketiga dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ******************...