Hai! Seperti yang sering aku bilang ya: kalau aku ga update sesuai jadwal, cek sosmed aku. Kadang aku bisa telat update atau justru aku ga update. Makasih.
*
Eriana menarik napas dalam-dalam. Berusaha mengumpulkan keberanian untuk bicara ketika Intan di hadapannya menikmati makan siang dengan penuh suka cita.
"Jadi ... kapan hari kayaknya ada sedikit desas-desus. Kamu tau nggak? Katanya sih Zacky bakal nikah sama cowoknya di Perancis."
Intan menarik napas dengan penuh irama. Mata menyipit walau sorotnya entah menuju ke mana. Mungkin saja pada masa depan.
"Aku jadi beneran penasaran. Sebenarnya Zacky ini masih waras nggak ya?"
Sungguh. Eriana sudah mencoba bersabar sedari tadi. Tapi, Intan sama sekali tidak memberikan ia jeda untuk menyela. Intan terus saja menceritakan gosip-gosip terbaru dengan penuh antusias.
"Aku nggak peduli dengan kewarasan Zacky. Yang aku pedulikan sekarang adalah kewarasan aku."
Ekspresi Intan seketika berubah. Perkataan Eriana membuat ia mengerutkan dahi. Memang Eriana tidak pernah tertarik dengan gosip para artis, tapi yang kali ini terasa berbeda.
"Kamu kenapa?" tanya Intan seraya mengamati sang sahabat lekat. "Kalau aku perhatikan ... kamu agak beda hari ini."
Tangan Intan meninggalkan sendok. Terangkat dan menunjuk.
"Kenapa mata kamu bengkak? Kamu nggak abis nangis kan? Nggak abis ribut sama Satria kan?"
Eriana memejamkan mata dengan dramatis. Lirih, ia menjawab.
"Nggak. Aku nggak ribut sama Satria. Aku nggak nangis. Aku cuma nggak bisa nyenyak tidur belakangan ini."
Aneh. Tentu saja aneh.
Intan meninggalkan sejenak makan siangnya. Rasa penasaran membuat ia membombardir Eriana dengan pertanyaan.
"Terus? Kenapa bisa kamu nggak nyenyak tidur? Nggak mungkin kan AC di kamar kamu rusak? Token listrik kamu nyanyi-nyanyi? Atau kang kredit panci datang ke rumah?"
Eriana berdecak. Wajahnya tampak putus asa menanggapi pertanyaan tak masuk akal Intan.
"Bukan itu," ujar Eriana meringis. "K-kayaknya Mas Bimo udah mau dua bulan ini nggak datang-datang."
Intan melongo. "M-Mas Bimo? Ehm ... itu kang batagor atau kang mi ayam?"
Kedua tangan Eriana naik ke atas. Ingin mendarat di kepala dan meremas rambut, tapi untungnya ia cepat sadar. Bahwa yang menyisir sanggulnya adalah Lina.
Akhirnya Eriana memilih untuk meremas kedua tangannya satu sama lain. Berusaha untuk meredam geram.
"M-Mas Bimo ... nggak datang-datang, Tan," ujar Eriana lagi. "Semenjak abis nikah, dia cuma datang sekali. Abis itu dia nggak datang-datang lagi."
Kerutan Intan semakin bertambah. Nyaris tak ubahnya seperti kulit jeruk purut. Pun begitu pula dengan ekspresi bingung dan tak yakinnya. Tapi, ia memastikan.
"M-Mas Bimo ini ... bukan siklus bulanan kamu kan?"
Eriana mengerang frustrasi. "Iya. Mas Bimo udah mau dua bulan nggak datang, Tan."
"Wah!"
Intan terkesiap. Ia buru-buru bangkit dan pindah ke kursi di sebelah Eriana. Tanpa banyak basa-basi, ia langsung memeluk Eriana yang masih frustrasi.
"Selamat, Ri, selamat. Penerus keluarga konglomerat bakal lahir ke dunia," kata Intan memberi selamat. "Takhta kamu sebagai ratu nggak akan goyah."
Frustrasi Eriana semakin menjadi-jadi. Ketika Intan mengucapkan selamat dengan penuh suka cita, eh ia malah meringis seolah penuh derita.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Masih] Sekantor Tapi Menikah 🔞 "FIN"
عاطفيةJudul: [Masih] Sekantor Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Dewasa (18+) Status: On Going (Sekuel dari 'Sekantor Tapi Menikah') Cerita Ketiga dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ******************...