Utamakan vote sebelum baca!!
Stage two brain cencer
Jam menunjukkan pukul 11:22 pm
Dan Sasuke belum pulang sama sekali dari kantor, setelah pulang dari jalan jalannya kemaren, Sasuke langsung disibukkan dengan pekerjaan kantornya yang sempat tertunda
Naruto mulai khawatir, takut terjadi apa apa dengan Sasuke. Ia mondar mandir di ruang tengah apartemen mereka. Sesekali ia akan menggigit kukunya, menyalurkan rasa cemas yang kian membesar
Cklekk..
Suara pintu apartemen yang di buka, membuat Naruto menoleh dengan cepat dan mendekat pada sosok Sasuke yang baru masuk
Sasuke mengunci pintu apartemen mereka, saat berbalik ia sangat terkejut dengan sosok Naruto yang kini tepat berada di depannya
"Dari mana saja ? " Naruto bertanya dengan nada khawatir. Ia menatap Sasuke dengan Lamat
"Dari kantor.." jawab Sasuke seadanya
Ia berjalan kearah kamar mereka berniat membersihkan diri dan beristirahat, namun harus terhenti karena cekalan pada lengan tangannya
Sasuke menoleh, menatap Naruto yang menahannya dengan pandangan bertanya
"Kenapa baru pulang sekarang? Kenapa ga kabari aku kalau mau lembur?"
Entah karna rasa capek dan rasa ingin istirahat secepatnya, Sasuke menyentak cekalan di tanganya dengan sedikit kasar
"Dengar! Aku capek, aku ingin tidur dan istirahat. Jadi jangan ganggu aku dengan pertanyaan tidak berguna mu itu! Aku berperilaku lembut sebelumnya karna persyaratan dari mu. ingat! Aku melakukan itu semua karna aku ingin menikah dengan sakura bukan karna aku memang peduli padamu!" Ujar Sasuke dengan nada datar
Ia langsung melenggang, pergi menuju kamar mereka dan meninggalkan Naruto yang mematung di tempat akibat ucapan Sasuke yang memohok hatinya
Naruto meremas baju bagian dadanya, menyalurkan rasa sesak yang kian memenuhi rongga dadanya
Ia menunduk, menyembunyikan wajah tangisnya. Butiran butiran air mata menetes tepat di bawah kaki Naruto, ia pandangan dengan sendu tiap tetesan air mata nya
'sakit!! Hiks... Tuhan, mengapa semuanya seperti ini.. sakit, dadaku sangat sakit.. hiks..'
Naruto lama seperti itu, dengan posisi yang tak berubah. Setelah di rasa ia sedikit tenang, ia mencoba mendongak dan menghapus sisa air matanya
'tak apa Naruto! Kau kuat!!'
Kemudian ia berjalan, menuju kamar mereka. Setibanya di kamar, Naruto melihat Sasuke yang sudah terbaring di tempat tidur dengan mata yang terpejam
Naruto mengambil posisi di atas tempat tidur, berbaring tepat di sebelah Sasuke yang sudah terlelap
Ia menyelimuti dirinya dan Sasuke, kemudian ia memandang langit langit kamar dengan perasaan berkecamuk. Ia menoleh sebentar ke arah Sasuke, kemudian kembali melihat langit langit kamar
"Kenapa sesakit ini hanya karna aku mencintaimu Sasuke? Aku tak pernah menuntut apa pun pada Tuhan atas takdir yang ia berikan. Tapi kenapa ia terus memberikan cobaan yang menyakitkan seperti ini? Aku tak tau salah ku apa, dan aku hanya bisa berharap ada hari baik untuk ku di kemudian hari" monolog Naruto
Ia menghela nafas panjang, merasa bodoh dengan kelakuannya yang berbicara sendiri
"Aku.. mencintai mu Sasuke.."
Setelahnya, Naruto memutuskan untuk tidur
.
.Pagi hari, Naruto lebih awal bangun ketimbang Sasuke. Entahlah, setelah menangis semalam membuat beban Naruto sedikit terangkat
Ia dengan semangat membuat sarapan untuknya dan Sasuke. Tak lama Sasuke datang dengan stelan kerjanya
"Ohayou Suke.." ucap Naruto ceria. Ia dengan hati hati meletakkan tiap masakan di meja makan
"Ohayou.." jawab Sasuke. Ia mendekat ke arah Naruto, kemudian mencium bibir Naruto sekilas. Kemudian ia duduk di meja makan, menunggu Naruto siap dengan saji me-nyaji-nya
Selesai. Naruto langsung duduk di tempatnya, mereka pun memulai sarapan mereka dengan tenang
Di tengah sarapan, Naruto berujar dengan tak yakin
"Suke.. aku izin pergi sebentar nanti"
Sasuke mendongak, menatap langsung mata safir Naruto
"Kemana?"
"Hanya jalan jalan di sekitar taman" ucap Naruto. Tentunya hanya alasan semata, mana mungkin ia akan bilang pada Sasuke bahwa ia akan kerumah sakit untuk cek-up hari ini
Sasuke sempat berpikir sejenak, terlihat dari alisnya yang terangkat sebelah
"Oke.." jawab Sasuke. Kemudian melanjutkan sarapannya
.
.Kini hanya tinggal Naruto saja di apartemen mewah itu, Sasuke sudah berangkat kerja beberapa menit lalu
Naruto berniat membersihkan apartemen mereka terlebih dahulu sebelum kerumah sakit, Naruto sering melakukan nya
Menyewa jasa pembersih? Naruto tidak mau, menurutnya itu pemborosan. Di saat ia masih bisa membersihkan apartemen mereka, hal seperti itu tidak masalah untuk Naruto
Di tengah bersih bersihnya, Naruto merasakan sakit di kepalanya. Ia menjambak rambutnya sendiri, mencoba menghentikan rasa sakit
Ia dengan gusar berlari ke arah kamarnya, mencari obat dari dokter. Naruto mengambil dua butir pil, dan langsung menelannya tanpa air
Beberapa menit terlewati, rasa sakit pada kepalanya kian menyusut. Namun sekarang hidungnya yang mengeluarkan darah, Naruto menghela nafas panjang
Ia mengambil beberapa tisu, yang tepat berada di atas nakas nya. Melap tiap tetes darah yang turun, tak lupa kepala nya di dongakkan keatas
Setelah yakin tidak ada darah lgi yang keluar, baru lah Naruto menundukkan kepalanya lagi
Naruto menatap beberapa tisu, yang penuh dengan darahnya. Lama seperti itu, hingga ia tersadar dari lamunannya dan memutuskan kekamar mandi untuk bersiap siap
Membersihkan apartemen mereka? Mungkin Naruto tunda dulu
TBC
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!!
Jangan lupa vote dan komennya Minna!!
Ja nee!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty days [END]
Fanfiction[REVISI] "aku meminta izin mu untuk menikahi sakura!" Suara berat Sasuke terdengar tegas dan tenang, mengutarakan apa yang selama ini ia pikirkan "Aku izinkan, tapi dengan 1 syarat!" Melihat naruto yang memberikan lampu hijau, membuat Sasuke senang...