Hari ini tanggal 23 Febuari, terhitung sudah 23 hari sejak perjanjian itu. Sisa waktu seminggu lagi, dan semuanya benar benar berakhir
Sungguh nasib yang benar benar sial untuk Naruto, saat itu hubungan rumah tangga yang ia bangun akan rubuh, bersamaan dengan kematiannya
Naruto termenung di dalam kamarnya, memandang jalanan di luar dengan pandangan kosong. Setelah ia memeriksa kembali keadaannya di rumah sakit untuk melakukan kemo, kenyataan pahit yang ia dapatkan. Kangker otak yang ia miliki kini sudah memasuki stadium 4, karna kangker yang ia alami kangker akut dan ganas. Menyebar dengan cepat hampir menutupi sebagian otak kirinya, membuat matanya mengalami gagalnya penglihatan secara intensif.
Naruto entah harus bersyukur atau tidak karna itu, karna setelah semuanya selesai ia tak akan merasakan sakitnya bertahan dan pahitnya sebuah kehidupan
Terlampau sakit hanya untuk bertahan, meski kini Naruto tau bahwa Sasuke sudah menyadari perasaannya untuknya lagi. Sejak dari kejadian ia yang mengantar bekal Sasuke kekantor, membuat banyak perubahan pada sikap Sasuke
Terlihat sikapnya yang mulai acuh pada sakura, kadang Naruto mendapati Sasuke yang berteriak marah dengan telpon genggamnya sambil menyebutkan nama sakura
Sasuke juga lebih banyak mengerjakan pekerjaan kantor di rumah mereka, lebih banyak mengeluarkan ekspresi di depan Naruto seperti dulu
Bahkan sikap manja dan prosesive Sasuke juga mulai kembali, membuat Naruto sedikit kewalahan. Karna selalu di tuding oleh Sasuke mencari celah untuk pergi darinya
Naruto dapat menyimpulkan jika sikap Sasuke seperti itu, karna takut Naruto menghianati ya. Takut Naruto membalas perbuatannya, takut merasakan kehilangan yang pernah Naruto rasakan. Dan mungkin juga takut, dengan rasanya di tinggalkan
Andai kau tau Sasuke, Naruto tetap akan meninggalkan mu meski kau akan menangis darah sekali pun..
"Sayang~" nada mendayu menerpa telinga Naruto, di sebelahnya Sasuke tengah bergelayut manja di lengannya
"Hn" jawab acuh Naruto, tak berminat menatap Sasuke yang seperti kerasukan. Seakan tayangan tv di depannya lebih menarik untuk di lihat
"Ck. Lihat aku~" Entah kenapa Sasuke menjadi kesal melihat sikap Naruto yang cuek ke padanya
"Apa?" Jawab Naruto, dengan pandangan yang tak berubah
"Ah tau ahk!" Sasuke bangkit, berjalan ke arah kamarnya meninggalkan Naruto yang berdecak malas karna tingkah Sasuke yang tiba tiba merajuk seperti wanita
Namun ia tetap berjalan, menyusul Sasuke. "Ayolah Sasuke, kenapa kau berubah menjadi seorang gadis?!" Naruto menatap kesal ke arah Sasuke yang sedang terlungkup membelakangi Naruto yang berdiri di tepi ranjang
"Tidak usah bicara padaku! Lihat saja tv sialan itu" suara Sasuke sedikit teredam karna bantal
"Ya sudah.." Naruto pergi begitu saja dari kamar, meninggalkan kekesalan Sasuke yang sudah sampai ubun ubunnya
Sasuke mengira Naruto akan membujuk nya, tapi ternyata tidak
'tv sialan.. lihat saja, kau akan berakhir di tanganku!'
Sejak saat itu Naruto bersikap biasanya saja, bahkan ketika makan malam, Naruto tetap bersikap acuh ke arah Sasuke
Membuat Sasuke bertekat, tv sialan itu akan ia lenyapkan..
.
.Pagi datang, mata hari sangat cerah ketika menampakkan diri. Naruto bangkit berniat ke dapur untuk sarapan, melihat Sasuke sudah tak ada di kamar dan terdengar suara ribut dari dapur membuat Naruto dapat menyimpulkan bahwa Sasuke sudah berkutat di dapur
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty days [END]
Fanfiction[REVISI] "aku meminta izin mu untuk menikahi sakura!" Suara berat Sasuke terdengar tegas dan tenang, mengutarakan apa yang selama ini ia pikirkan "Aku izinkan, tapi dengan 1 syarat!" Melihat naruto yang memberikan lampu hijau, membuat Sasuke senang...