"Lebih baik kau pulang saja Naruto, soal bekal titipkan saja padaku. Aku tak yakin ia akan pulang cepat"
Naruto menatap tak suka ke arah Shikamaru, apa Shikamaru mengusirnya? "Apa kau sedang mengusir ku?"
"Bukan begitu.. aku hanya tak mau kau kelelahan" ujar Shikamaru, menjelaskan tujuannya menyuruh Naruto pulang dengan cara halusnya itu
"Kau mengejek ku?"
Apa Shikamaru mengejeknya? Naruto tau umurnya sudah tua, tapi bukan berarti ia harus di perlakukan seperti kakek kakek!
Shikamaru menghela nafas gusar, dengan cara apa lagi ia mengusir Naruto? Sekarang musim dingin, itu tak baik untuk tubuh Naruto. Meski pun musim semi akan datang sebentar lagi, tapi udara Masi tetap terasa dingin
"Baiklah terserah kau saja. Tapi pakai ini!" Shikamaru menyodorkan mantel musim dingin miliknya, melampirkan ya ke tubuh Naruto
Naruto tersenyum senang, Shikamaru sangat perhatian. Berbeda dengan suami nya itu, yang sekarang tengah melakukan metting penting di luar kantor, kata Shikamaru tentunya
"Terimakasih"
Shikamaru mengangguk "Aku akan kemeja ku, kalau kau lelah masuk saja ke kamar milik Sasuke di sana. Kalo butuh sesuatu, panggil saja aku" Naruto mengangguk sebagai jawaban, Shikamaru langsung berjalan keluar menuju ruangannya
Naruto duduk dengan hening di sofa, yang memang terletak di sana. Matanya fokus keluar jendela kaca yang langsung menampilkan tingginya gedung gedung pencakar langit, karna kantor Sasuke juga cukup tinggi menampakan dengan jelas pemandangan di bawah sana
Menghela nafas sejenak, di bawah sana ia dapat melihat Sasuke yang keluar dari mobil, bersama sakura tentu saja. Sebelum masuk ke dalam kantor, sasuke mencium pucuk kepala sakura kemudian beralih ke perut datar wanita itu. Sedangkan sakura masuk kembali kedalam mobil, dan pergi dari sana
Naruto sudah dapat menebak apa yang di lakukan Sasuke, sebelum Shikamaru berkata kalau Sasuke sedang melakukan meeting di luar kantor. Terlampau hafal tabiat temannya itu dan sang suami
Naruto melipat tangannya di dada, matanya kosong. Cukup lama Naruto menunggu pintu kantor terbuka, menunggu kedatangan Sasuke
Samar samar Naruto dapat mendengar perdebatan antara Shikamaru dan Sasuke di luar pintu kantor. Cukup jengah sebenarnya, tapi mencoba bersikap acuh
Pintu terbuka, muncul sosok Sasuke dengan keringat memenuhi dahi putihnya
"Sudah selesai? Apakah melelahkan, sampai sampai kau berkeringat di musim dingin ini?" Ucap Naruto santai, seakan ia tau segalanya. Dan memang seperti itu keadaannya, tapi Sasuke berpikir bahwa Naruto mencoba menebak nebak apa yang ia lakukan sebetulnya
"Ya, cukup melelahkan" jawab Sasuke seadanya. Ia mendekat ke arah Naruto yang duduk di sofa
"Mana bekal ku?" Tanya nya
"Ini. Tapi sudah Dingin, karna kau pergi cukup lama. Ingin di panaskan?" Sasuke menggeleng, ia langsung mengambil alih bekal yang di bawakan oleh Naruto kemudian melahapnya habis
Naruto membersihkan mulut Sasuke dengan tisu, seperti istri yang perhatian. Sasuke tersenyum atas perlakuan manis Naruto
"Maaf membuat mu menunggu lama" ujar Sasuke, ia mencium pipi Naruto
Naruto tersenyum " Tak apa. Kau juga bekerja untuk ku"
Setelah Naruto berucap seperti itu, mimik wajah Sasuke langsung berubah. Ia menatap sendu ke arah Naruto, hati nya seperti di cubit sesuatu
Kenapa istrinya sangat polos? Dan apa yang ia lakukan selama ini? Bagaimana bisa ia berbuat hal hina di saat mata istrinya hanya tertuju padanya? Sasuke menunduk, merutuki kebodohannya, ia tak tau kenapa tiba tiba ia merasa menjadi orang yang bodoh dan menjadi melankolis begini?
Tak tau kah Sasuke, bahwa Naruto sengaja berucap demi kian untuk membuat dirinya merasa bersalah sendiri? Naruto memang kolot soal jaman, tapi ia tak bodoh untuk terus di permainkan
Jika ia tak mengingat sumpah dan janjinya untuk menikah sekali seumur hidup. Dan menua bersama, mana mungkin Naruto mau bertahan di saat ia sedang di permainkan
Dan lagi, umurnya sudah tak lama lagi. Tak apa menghabiskan sisa umurnya sedikit lebih lama untuk bersama sang suami
Anggap lah ia sebagai istri idaman dan taat pada suami..
"Baiklah. Aku akan pulang, jangan terlalu keras pada diri mu, kalau capek berhenti sejenak. Oke?" Amanat Naruto, hendak bangkit untuk pergi. Sebelum tangannya di cekal oleh Sasuke
"Tetap lah di sini" sebelah alis Naruto terangkat, namun tetap menuruti ucapan Sasuke. Memasang badan dengn nyaman di samping Sasuke
Sedangkan Sasuke tersenyum senang, ia memeluk Naruto dari samping
"Aku merindukan mu" Entah dapat mukzikzat dari mana Sasuke berujar demikian. Tapi yang jelas hal itu membuat perasaan Naruto sedikit senang
Naruto membalas pelukan Sasuke, mengelus punggung tegap yang dulu selalu ia tenangkan itu. Ia tersenyum sendu yang jelas tak terlihat oleh Sasuke yang masi betah meletakkan wajahnya di dada Naruto
"Baiklah. Energi ku sudah terisi, aku akan bekerja lagi" Sasuke melepas pelukannya, kemudian menatap Naruto intes. Ia mencuri ciuman dari bibir Naruto, membuat Naruto terkikik kecil
Melihat Naruto yang tertawa, membuat Sasuke gemas. Ia mencium brutal wajah Naruto, berakhir di bibir plum milik Naruto, sedikit memangutnya, merasakan manis dan lembut dari bibir yang selalu berhasil membuatnya candu
Sasuke bangkit tanpa sepatah kata, duduk di bangku kebesarannya. Sedangkan Naruto Masi duduk di sofa, memperhatikan Sasuke yang entah kenapa bersikap aneh hari ini
Sasuke berkutat sebentar pada dokumen di mejanya, tak lama ia bangkit dari sana berjalan mendekat kembali ke tempat Naruto berada
"Kenapa?" Raut bingung terlihat di wajah Naruto
"Aku malas bekerja, aku ingin bermanja denganmu" wajah tegas itu, terlihat aneh karna Sasuke menekuk keningnya dengan bibir yang di majukan. Persis wanita yang sedang merajuk, membuat bulu kuduk Naruto meremang kegelian
Naruto memukul lembut permukaan wajah Sasuke "Jijik"
"Sudah sana. Kerja kan pekerjaan mu, biar cepat selesai" usir Naruto. Membuat wajah Sasuke tambah berkeruh masam, menatap Naruto dengan kesal
Apa istrinya tak kasian dengan wajah yang ia buat sememelas mungkin?
"Ck! Oke, tapi kau harus di pangkuan ku" Sasuke langsung saja menyeret Naruto kearah meja kerjanya. Mendudukkan Naruto di pangkuannya, dan memulai kerja
Sedangkan Naruto hanya diam dengan perlakuan Sasuke, tanpa malu Naruto menyandarkan tubuhnya pada dada bidang milik sang suami. Rasa nyaman yang Naruto dapatkan membuat matanya memberat karna mengantuk hingga membuat kepalanya tertunduk tunduk
Sasuke yang menyadari Naruto ingin tertidur, membalikan tubuh Naruto dengan mudahnya hingga duduk Naruto kini berhadapan dengan Sasuke. Meletakkan kepala Naruto di ceruk lehernya, hingga Sasuke dapat merasakan nafas Naruto yang menggelitik lehernya
Naruto yang sudah mendapatkan posisi nyamannya, langsung tertidur dengan mudah. Sedangkan Sasuke, kembali berkutat dengan dokumen dokumen di depannya
TBC
Mungkin book ini akan tamat 3-4 chapter lagi
Jangan lupa vote dan komen semua nya
Bye bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty days [END]
Fanfiction[REVISI] "aku meminta izin mu untuk menikahi sakura!" Suara berat Sasuke terdengar tegas dan tenang, mengutarakan apa yang selama ini ia pikirkan "Aku izinkan, tapi dengan 1 syarat!" Melihat naruto yang memberikan lampu hijau, membuat Sasuke senang...