Part 16 - Aneh
****
Room Chat - Kanara to Kak Radit Galak
Pukul 15.49
Kak Radit galak : pulang sekarang
Kanara : v = f × λ
Kanara : TUH RUMUSNYA!
Kak Radit galak : kamu masih di sekolah? Aku jemput ya
Kanara : gausah sok perhatian. You're the real annoying husband
Kanara : mending lo resign ajalah
Kak Radit galak : mau jadi janda?
Kanara : kamfretoh
Kak Radit galak : pulang
Kak Radit galak : mama nelpon aku, dia nyariin kamu
(Read)
Chat kak Radit gue read doang. Lama-lama kepala gue bisa botak cuma karena berdebat dengan orang itu. Bukannya merasa lebih baik, kekesalan gue malah menumpuk hingga fertigo yang gue rasain sejak tadi makin menjadi.
Bel pulang bunyi beberapa menit yang lalu. Kanaya pun sempat ngechat gue sebelumnya, nanya posisi gue ada di mana sekarang. Pasalnya gue cuma disuruh cuci muka, tapi malah terus ngilang di tengah-tengah pelajaran fisika dan gak balik lagi sampai seluruh pbm berakhir.
Akhirnya gue memutuskan keluar dari UKS untuk nyambut tas gue yang mau dibawain Kanaya. Tapi belum benar-benar keluar dari ruangan itu, gue tersentak. Kaki gue berhenti seketika, sementara jantung gue mulai berdebar gak wajar.
Gue gak tau pastinya, tapi kedatangan Hacio ke UKS sambil nenteng tas sekolah gue jelas penyebab utamanya. Dulu gue pernah bilang bukan kalau gue sempat suka cowo kampret ini sampai perasaan itu menguap dan gue lupakan sesaat.
Waktu itu, mungkin dia cuma iseng-iseng ngetuk pintu hati gue sehingga gue pun gak kewalahan ngehindar dengan segala cara agar gak jatuh semakin jauh. Namun perhatian-perhatian sekecil ini sering terjadi dan semakin lama bikin gue ngarep. Entah cuma perasaan gue atau enggak, tapi Hacio seolah memberikan sinyal bahwa dia gak bercanda, tapi memang ingin dipersilakan masuk ke dalam hati gue.
Namun baik dulu ataupun sekarang, gue tetap enggan berspekulasi dan mengharapkan sesuatu yang lebih. Selain karena sekarang gue diam-diam udah jadi istri orang, gue juga gak mau mengotori persahabatan kami dengan masalah percintaan yang cetek.
"Kok elo?" tanya gue mencoba tetap tenang. Secara naluri mengangkat tangan dan menerima tas gue begitu Hacio mengansurkannya ke arah gue. "Kay mana?"
"Lagi piket jirr," sahut Hacio dengan nada nyolot, nyaris kena tampol tas gue kalau aja bukan dia yang bawain ke UKS.
Gue pun cuma masang wajah lempeng dan tersenyum agak pait. Setidaknya, gue harus berterima kasih. "Makasih ya," ucap gue akhirnya.
"Yoi." Hacio gak ngomong lagi. Dalam diam hanya merhatiin gue masang tas ke punggung, lantas kembali natap wajah gue lebih dalam.
Andai dia tau di balik tampang gue yang keliatan datar ini, ada jantung gue yang berpacu hebat seakan mau keluar dari tempatnya.
"Gue emang cantik, tapi biasa aja ngeliatinnya, Yo."
"Iya, cantik."
Jelas gue melotot dengar jawaban Hacio. Kalau gue gak hapal kelakuan dia di kelas kayak gimana, mungkin sekarang gue mati di tempat karena salting. Untungnya bukan cuma gue yang dipuji cantik selama ini oleh Hacio. Bahkan hampir seluruh teman kelas gue yang cewe digombalin kayak begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Become Your Wife || Lee Taeyong
Teen Fiction____ "Dipaksa nikah gara-gara dituduh lakuin hal mesum sama nikah karena emang udah ngelakuin hal itu beda, Kak. Kita yang gak bersalah ini bakal dicap jelek di masyarakat. Masa depan gue ataupun karir lo bisa hancur dalam sehari." Mungkin dipaksa m...