Part 25 - Belong Us
****
Room chat Kanara to Kayang
Kayang: Key
Kayang: Gue kayaknya agak telat nyampe rumah lo
Kayang: Yoyo nebeng motor gue jrit
Kayang: Tadi nemuin dia di pinggir jalan wkwkwkk
Kanara: Motor tuh manusia ke mana emangnya?
Kayang: Bannya kempes Key
Kanara: Terus lo di mana sekarang?
Kayang: Masih di bengkel nih
Kanara: Oh, yaudah
Kanara: Hati-hati Kay
Kayang: Buat?
Kanara: Lo kan lagi sama siluman buaya
Kayang: Wkwkwkkw ketawa banget
Usai ngechat Kanaya gue kembali fokus ke jalanan. Motor Aghan kini masuk ke daerah Perumahan Griya Aggrek, berbelok menuju blok F di mana rumah gue berada. Kening gue mengerut, diam-diam menerawang bingung pada punggung kepala Aghan yang tertutup helm full face warna biru tua matching dengan badan motornya yang juga sama-sama berwarna biru gelap.
Seingat gue, sepanjang perjalanan tadi cuma diam dan gak nuntun Aghan di mana lokasi rumah gue. Oke, mungkin gue gak bakal bingung dan bertanya-tanya kalau cowok ini udah pernah nganter gue pulang. Namun gue benar-benar baru pertama kalinya pulang sama dia hari ini. Maksud gue, Aghan tau dari mana alamat rumah gue?
Ketika motornya berhenti tepat di depan rumah gue yang berpagar coklat dan bermotif bunga, gue berniat nanya. Walau berikutnya justru dibuat gelagapan saat gue gak sengaja noleh ke rumah pagar hitam menjulang yang berada tepat di depan rumah gue--rumah mertua alias rumahnya kak Radit. Pagarnya ketutup setengah dan mobil civic suami gue terparkir di sana. Bersamaan dengan itu, tubuh tinggi kak Radit muncul dari dalam garasi. Berjalan tenang sampai pupilnya mengarah ke gue.
Sialnya lagi, motor Aghan merk Yamaha NMX kan. Jok belakangnya agak tinggi dibandingkan yang di depan. Sehingga pas Aghan ngerem mendadak motornya tepat di depan rumah, otomatis badan gue ikut terdorong maju karena licin. Refleks megang pundak cowok itu dan merapat ke punggungnya, tepat ketika kak Radit ngeliat gue!!!
Kepala gue geleng kecil bermaksud membantah, tapi kak Radit cuma masang raut datar lantas lanjut jalan masuk ke dalam rumah gitu aja. Entah kenapa rasanya kayak habis dipergokin selingkuh padahal kagakkkk.
"Makasih, lo bisa pulang." Gue segera turun dari motor, menjauhkan diri dari Aghan dengan ketus. Walau ujung kelopak mata gue justru mencari kak Radit ke dalam rumahnya. Doi udah ngilang buat gue jadi gak tenang.
"Kak Kanara kok kejam banget. Buru-buru amat ngusirnya. Tawarin minum kek, apa kek," ujar Aghan secara gak langsung pengen dipersilakan mampir. "Udah dianter juga."
Gue mencebik seketika. "Lo yang maksa nganter ya. Gak ada. Rumah gue kehabisan stok minum sama camilan." Lalu gue tersenyum sarkas, secara terang-terangan menolak untuk memberi perjamuan di dalam rumah. Kemudian mengacungkan tangan, menunjuk ke arah kami datang tadi. "Silakan pulang dan makasih tumpangannya, DEK!" lanjut gue menekan kata 'dek' agar Aghan peka dan berhenti mengejar gue.
Bodo amat sama rencana gue yang mau nanya dari mana Aghan tau alamat rumah ini tadi. Isi kepala gue cuma ada satu pertanyaan sekarang 'kak Radit marah apa enggak ngeliat gue tadi?'
DEMI TUHAN PENGEN SUJUD DI KAKINYA DAN MINTA MAAFFFF.
Walaupun kadang kak Radit akhlaknya minus, tapi gue masih mau jadi istri yang baik. Gue gak mau diceraikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Become Your Wife || Lee Taeyong
Teen Fiction____ "Dipaksa nikah gara-gara dituduh lakuin hal mesum sama nikah karena emang udah ngelakuin hal itu beda, Kak. Kita yang gak bersalah ini bakal dicap jelek di masyarakat. Masa depan gue ataupun karir lo bisa hancur dalam sehari." Mungkin dipaksa m...