[ 27 ] Two Side

6 1 0
                                    

Part 27 - Two Side





****

Badan gue tersentak kecil. Bersamaan dengan itu, suara kak Radit yang terkikik geli terdengar dari arah belakang buat gue mendecak kesal. "Ck, kalo jantung gue copot gimana?!" pekik gue pada lelaki yang baru aja ngagetin gue dari belakang, membuyarkan semua lamunan panjang gue kala itu.

Kak Radit yang masih di depan pintu balkon, tepat berdiri tegap di sebelah gue belum menghentikan tawanya menjawab, "Ya tinggal dikubur."

Benar, tapi salah. Lawakannya jelek buat gue mendengkus sarkas. "Garing lo," balas gue ketus. Namun kedua alis gue terpaksa saling terpaut bingung saat cowok itu berpaling meninggalkan gue di balkon tanpa sepatah kata pun. Bahkan bisa gue liat dia berjalan terus keluar dari kamar.

Kemudian gue menggedikkan bahu mencoba bodo amat dan kembali menyandarkan kepala pada pintu geser area balkon yang terbuat dari kaca di belakang gue ini. Lantas kembali memandang langit malam dengan tenang, ingin melanjutkan kegiatan melamun gue sebelumnya yang terganggu. Walau beberapa detik setelahnya, gue mendengar langkah kaki kak Radit yang kembali mendekat.

"Coba liat apa yang aku bawa dari rumah," ucap kak Radit yang membuat gue menoleh ke arah pintu. Lalu mata gue pun melebar sempurna begitu melihat aquarium bundar yang dibawa cowok itu di kedua tangannya. "Ucapin selamat datang ke Ali, hahahaha."

Tanpa sadar, bibir gue ikutan menyungging senang bersama tawa renyah yang terdengar dari bibir tipis kak Radit. Beringsut duduk tegak sembari melihat seekor ikan cupang warna biru tua yang ada di dalam aquarium itu dengan perasaan yang menghangat. Si sirip biru lembut itu keliatan menari-nari di dalam sana seolah menyapa dan buat gue gak bisa berhenti senyum-senyum sendiri. "Aliiiii," tutur gue gak sadar melambai kecil.

Kak Radit gak banyak bicara. Dia naik ke undakan, memasuki area balkon. Yang secara naluri membuat gue jadi bergeser menjauhi pintu masuk dan memberikan dia ruang di sana. Sebelum merapatkan bokongnya, kak Radit minta tolong ke gue untuk narik meja yang  ada di dekat kaki gue sampai ke depannya. Lalu meletakkan aquarium yang dia bawa itu ke atasnya.

Mata gue berbinar takjub, lantas beralih natap kak Radit gak percaya. "Kok bisa Bunda ngasih Ali, Kak?" tanya gue penasaran.

Soalnya Ali ini merupakan ikan cupang peliharaan kesayangan Bunda, ibu mertua gue. Baru dipelihara bulan lalu memang, tapi hebatnya bisa berhasil ngegeser tahta kak Radit sebagai anak satu-satunya yang berharga di rumah besar itu. Ali ini udah kayak anak bungsu Bunda. Bahkan gue yang gak pernah suka hewan mana pun ikutan kepicut pas liat ikan cupang ini pertama kali. Pipinya gembul, gemesin banget pokoknya.

"Bisa dong kalo diancem," jawab kak Radit santai tanpa melepas atensi dari aquarium bundar yang kini ada di depan kami.

Gue mengerutkan kening, memandang kak Radit penuh tanya. "Ancem gimana?"

Pertanyaan itu membuat kak Radit menoleh ke gue dengan jenaka. "Kita childfree," jawabnya yang sukses mengundang cubitan kesal dari gue ke pinggangnya.

"Dah gila lo. Nanti kalo Bunda tiba-tiba nangih anak gimana???" sembur gue kaget. Sama sekali gak terlintas di pikiran gue kalau kak Radit bakal mencetus alasan itu.

"Tinggal bikin--bercandaaaa," ucapnya setengah terkekeh. Refleks meralat karena tangan gue udah siap maju buat mencekik lehernya, tapi spontan ditahan. "Kamu gak malu diliatin Ali? Nanti dia mikir bakal broken home gara-gara liat ayahnya dicekik ibunya loh," sambungnya memperingatkan gue dengan ekspresi serius yang dibuat-buat.

Gue melotot dengar itu. "Ih, apa sih?" Tapi langsung narik tangan gitu aja, entah kenapa jadi malu sendiri dengar kalimatnya. Gue mendengkus. "Ngaku deh, lo habis ngemil kecubung ya? Ngelantur mulu kerjaannya," kata gue terdengar prihatin. Walau sebenarnya dia selalu berhasil bikin gue pusing dan frustrasi sama tingkahnya yang random gak ketebak itu. Dia si bunglon yang benar-benar piawai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suddenly Become Your Wife || Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang