Masih ada typo di mana-mana dan author belum sempat membenarkan. Jadi, bila ada kesalahan dalam cerita ini mohon maaf ya. Oh ya kalian bisa tag dimana letak typo/salah nya di komentar
..
.
SELAMAT MEMBACA 3>
.
.
.
Seperti kehidupan biasa,manusia melakukan hal-hal biasa dalam sehari, dan orang juga saling berbagi, mengasihi, memberikan senyuman yang hangat, berbagi canda tawa dalam sebuah hubungan keluarga maupun teman dan saudara
Tapi, tidak bagi pemuda yang berusia 16 tahun ini,rambut surai coklat dengan sedikit rambut putih yang tak terlihat karena tertutup topi yang di arahkan ke sudut kanan berwarna putih dan biru yang menghiasi kepalanya, inilah dia orang yang selalu memberi senyuman kepada semua orang yaitu Taufan,dari 7 bersaudara,atau lebih tepat nya dari marga Boboiboy
Tapi tidak mungkin lagi semua orang tetap bisa tersenyum bukan?mungkin ada juga kesedihan yang mereka simpan dan terpendam di dalam hati, oh mungkin Taufan sendiri juga menyimpan kesedihan, hinaan, dan kata-kata menyakitkan dari 4 saudara nya sendiri, tidak... mungkin bukan 4 tapi 6 karna, kakak pertama nya sendiri Halilintar juga membencinya dan begitu pula adik Pertama nya yaitu Gempa
Hanya Karna sebuah tuduhan bukan berarti salah,ya.. Taufan di tuduh membunuh orang tuanya sendiri karna kecelakaan di masa lampau, kejadian yang terjadi di masa lalu, yang membuat nya ingin melupakan semuanya, tapi kenangan dan bahkan kejadian itu masih teringat jelas kepalanya, bahkan suara nya masih terdengar jelas. Dan disini lah kisah ini dimulai..
"Ugh jam berapa sekarang?"Ucap Taufan yang baru bangun dari tidur nya
Ia melihat jam nya dan mengela nafas"Hari yang sama lagi ya"ucap nya sambil tersenyum,btapi senyum nya yang dipaksakan
Udara pagi yang sedikit dingin dan masih ada embun pagi yang menetas dari daunnya, Taufan kemudian beranjak keluar dari kamar nya yang bernuansa biru cyan yang indah, kemudian berjalan di antara pintu-pintu kamar lainnya,dia sedikit melirik suara-suara tertawa hangat dari saudara nya yaitu Blaze dan Thorn di meja makan,Taufan hanya memperhatikan dan kemudian langung pergi mandi dan bersiap sekolah
Sementara di meja makan
"Hei lihat si pembunuh sudah bangun!!"ucap blaze dengan kerasnya, Taufan yang lihat itu Hannya diam dan lanjut pergi sambil sedikit tersenyum,tpi ingat dia tersenyum paksa."Siapa yang peduli dengan seorang pembunuh seperti dia hahaha"Ucap solar sambil tertawa sinis,,"ah ya bahkan dia masih sempat tersenyum"ucap Blaze lagiGempa yang melihat itu langsung menghentikan nya "hei sudah2 jangan bicara lagi ayo habiskan sarapan nya"
Setelah gempa bicara tak ada lagi suara yang bergeming di antara mereka,hanya suara dentingan Piring dan sendok yang terdengarDi sisi lain Taufan sudah selesai mandi dan sudah bersiap, sekarang dia ingin sarapan tpi apa yang dilihat nya sangat lah menyedihkan, piring itu hanya ada 6 dan nasi beserta lauk nya sudah habis di makan ke 6 saudara nya, Taufan yang melihat itu hanya diam sebentar dengan menoleh ke meja makan dan pergi.Ya dia tidak sarapan, tapi ini bukan pertama kalinya bagi Taufan, semua nya sudah biasa seperti ini sejak orang tuanya meninggal
Selesai makan, enam saudara Taufan kemudian mulai keluar dan ingin berangkat sekolah,di jalan mereka melihat Taufan yang sudah sedikit Jauh,mereka memperhatikan Taufan yang berjalan sedikit lambat, Taufan yang mendengar suara ke enam saudara hanya melihat ke belakang dan kembali berbalik badan dan mulai berjalan, sementara di belakang 6 saudara nya hanya bercerita sambil bercanda dan kadang-kadang yah.. sambil mengucap kata-kata pedas lagi bagi Taufan, semuanya tertawa tpi kecuali si kakak tertua yang sikap nya dingin itu,ya dia adalah Halilintar, dia hanya acuh tak acuh mendengar keributan dari Blaze, Thorn, dan Solar saling adu mulut
Sementara Taufan hanya mendengar celotehan manusia di belakangnya, di antara Udara yang berhembusan segar, Taufan berbicara dalam hati nya
"Aku harap semua nya kembali sedia kala"..To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's That Sincere Smile?
General FictionKisah seorang pengumbar tawa yang menyembunyikan semua luka di balik topeng senyuman tulus nan indah, tetap tersenyum meski hatinya tercabik-cabik dan tersayat oleh saudara nya sendiri, setiap hari selalu tetap setia mengukir senyumannya dan menyem...