Chp 6||Sesampainya di Rumah•

1.4K 171 12
                                    

Terik sang mentari semakin naik keatas,suhu udara yang semakin memanas,semua suara mesin yang bergema,dan disinilah orang itu masih diam di tempat karna kaget melihat darah yang keluar dari Indra yang di gunakan untuk mengeluarkan kata-kata nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terik sang mentari semakin naik ke
atas,suhu udara yang semakin memanas,semua suara mesin yang bergema,dan disinilah orang itu masih diam di tempat karna kaget melihat darah yang keluar dari Indra yang di gunakan untuk mengeluarkan kata-kata nya

Juga terik mentari terus semakin terik membuat pemuda manik biru safir ini merasa akan mulai pusing

"Bagaimana bisa batuk ku ini mengeluarkan darah"

Bukannya selama ini ia baik' saja saat batuk nya mulai menyerang,tapi kali ini ia juga harus merasakan cairan itu di mulut nya

"Dan aku sendiri mulai pusing"

Begitu juga wajah nya mulai terlihat pucat pasi

"Ah sebaiknya aku pulang sebelum yang lain juga akan terjadi"

Ia kemudian kembali bergegas pergi meninggalkan jalan tersebut dan menuju rumah,ia ingin berlari tapi badan ringkih nya itu menolak, semakin ia berlari dadanya justru semakin sakit dan kepala nya berkunang-kunang,ia tetap memaksa kan kakinya untuk berjalan,untuk meminta bantuan sahabatnya mungkin akan menambah beban nya saja

Tapi ia tak berpikir untuk memeriksa kan kondisi nya ini ke dokter dan ia tetap pulang menuju rumah

* * *

Beberapa menit ia berjalan pulang akhirnya ia sampai di depan pintu bernuansa coklat tua,tapi ia masih enggan untuk membukanya, mengingat pasti ia akan di lempari kata kata menyakitkan kan lagi dari saudaranya

Tapi tubuh ringkih nya ingin segera menuju ke ranjang untuk merebahkan nya, seolah tubuh ringkih nya berbicara sendiri "Hey cepat aku ingin segera menidurkan tubuh ini",

Akhirnya ia memilih untuk memasuki rumah berlantai dua yang sederhana dan nyaman ini

"Huffft..."Taufan lebih dulu menghela nafas

"Apalagi yang akan terjadi kali ini.."gumamnya

Ceklekk..
Pintu nya terbuka

"Aku pulang......"
Ia mengucapkan kan nya dengan nada rendah seperti bisikan, mengingat masa lalu dimana ia selalu bersemangat dan berbicara keras saat mengucapkan kan nya, sekarang hanya tinggal sebuah kenangan yang terpendam

Hening..,tak ada seseorang yang menyapanya.
Lagi -lagi ia diabaikan, Taufan langsung
pergi dan melangkah menuju dapur,ia tak melihat atau bahkan melirik kegiatan apa yang sedang di lakukan para saudara nya,Toh saudaranya sendiri tak menyadari kehadiran si manik biru safir ini dan juga mungkin tak peduli.

Semua sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing,Gempa yang sedang memasak di dapur, Halilintar sibuk dengan membaca buku nya di kamar kesayangan nya,Thorn dan Blaze sedang menonton TV,Solar sibuk dengan ponselnya,dan jika kau menanyakan di mana Ice ini, kalian pasti tahu di mana ia,ya.. ia sedang molor di samping Thorn dan Blaze bersama Boneka Paus biru nya

Ada satu orang yang melihat kepergian dari pintu, itu adalah si pemuda dengan mata manik hijau nya,umurnya lebih muda dari Taufan,ia mempunyai sifat penyayang tapi juga naif dan polos, tetapi ia lihai dalam berkebun,sifat nya yang polos itupun membuat orang semakin sayang kepada nya ,ya dia adalah Boboiboy Thorn

Ia melihat Taufan, sebenarnya ia tak sepenuhnya membenci sang kakak,ia tetap memiliki rasa kasih sayang kepadanya, memang Sudah sifat Thorn seperti ini

"Kenapa kak upan wajah nya pucat?"ia berbicara dalam hatinya,ia sebenarnya juga kasihan

Taufan terus berjalan menuju dapur dan menuju sebuah wastafel,ia segera membersihkan tangan dari darah nya sudah kering,ia tak menghiraukan Gempa berdiri di samping dengan jarak 1 sampai 2 meter saja yang sibuk dengan peralatan dapur nya

Sekilas Gempa reflek menoleh kemana arah suara air kran yang mengalir itu,ia melihat Taufan sedang mencuci tangan yang sedikit tersimbah darah yang kering, ia sedikit kaget

Setelah Taufan mencuci tangan nya,ia beralih ke bibir nya dan mulai berkumur -kumur ,lantas Gempa kembali kaget melihat keluar nya kumuran darah dari sang kakak,ia juga ingin bertanya tapi ia belum bisa

Setelah Taufan selesai,ia segera melangkah ke tangga dan pergi meninggalkan Gempa

"Kenapa kak Taufan bisa ada darah di tangan dan mulut nya?, mukanya juga terlihat pucat"Gempa berbicara di dalam hati nya

To be continued..

Where's That Sincere Smile?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang