Pukul 6 malam,menandakan sang mentari yang hilang berganti dengan ratu malam, Langit yang semula berwarna oranye senja,kini menjadi warna biru tua dengan kegelapan nya
Entah berapa lama pemuda itu tertidur, mungkin selain fisik yang lelah,raga nya pun mungkin akan merasakan nya
Drrtttt-drrrtt...
"Hey Taufan?"
"Taufan?!"
"Kalo di chat di bales dong"
"Heeyyyy..!!"
Ponsel itu berbunyi, terlihat di notifikasi nya bernama "Landak Ungu" itu muncul,Bukan Taufan jika ia tak melakukan hal jahil.Tapi ia geram karena Taufan juga belum membukanya, sebelum ia memikirkan hal-hal yang tidak,ia kemudian malah menelepon.Oh tidak -tidak ia hanya akan menganggu tidur si penguasa angin ini saja.Kesekian kalinya ponsel itu berbunyi
Drrtttt-drtt-drrrtt..
Fang POV
"Kenapa duta shampoo itu gak bisa di angkat sihh..""Ih ni anak ya,maunya di siram sama air galon kali ya"Fang masih menggeram kesal
Benar saja ia membangun kan mata biru safir yang sedang tertidur pulas,ia lantas mengambil dan menerima panggilan ponsel nya
"HM hoaammm..."ia menguap terlebih dahulu
"Ganggu orang tidur aja"Taufan
"Apasih Fang masih siang juga ngapain nelpon segala coba" Taufan
"Hei masih siang apanya,ini dah mulai malam bodohh.." Fang
"Hah?apa iya"Taufan
"Hah apa iya gimana,coba kau lihat jendela kamar mu"Fang
Lantas Taufan melongo,ia kaget setelah melihat langit yang sudah mulai gelap,toh bisa-bisa nya ia tidur siang selama ini
"Kenapa aku tidur selama ini!?..
"Hey Taufan,kok malah diam"Fang
"......."
"TAUFAN!!."Fang
"Ah iya-iya..."Taufan
"Ish kau pasti melamun kan"Fang
"Eh maap lah..."Taufan
"Jangan kebanyakan melamun,nanti kesambet baru tau rasa.."Fang
"Iya-iya ih .., Posesif banget si kau Fang"Taufan
"Siapa yang posesif coba hah..?!"Fang
"Idih si Landak Ungu ga mau ngaku"Taufan
"Dasar duta shampoo.."Fang
"Ahahahaha"Taufan kemudian tertawa
"........."
"Em Fang?"Taufan
"Ya?"jawab Fang singkat
"Jadi untuk apa kau menelpon ku?"Taufan mulai serius akan pembicara an nya
"Em aku cuma mau mengajak mu besok berjalan ke taman atau kemana pun yang penting keluar,kasian saja kau di rumah pasti kena hinaan lagi sama saudara mu itu,dan lagi pula esok kan hari Minggu"ucap Fang panjang lebar
"Hm akan aku pikir kan dulu" Taufan
"Sebenarnya aku mau , tapi badan ringkih ku ini menolaknya lagi,dan jika dia tahu kalo aku batuk mengeluarkan darah , akan sepanik apa landak ungu ini?,wajahku saja sudah pucat.Lagian aku juga tak mau merepotkan nya.."
"Hei Taufan?!"Fang
"......."
"Jangan melamun lagi ya kau fan,kau ngehalu in apa si..."Fang
"Fan!!!!"Fang
"Ah ya coba saja besok,aku tidak tau aku besok bisa datang atau tidak,badan ku seperti nya sedang sakit"Taufan
"Hm baik lah,aku tunggu besok kau di taman dekat kota ini"Fang
"Iya,ya sudah aku tutup dulu telpon nya"Taufan
"Dadahh.. Landak Ungu~"Taufan mengucapkan kan nya dengan muka iseng bin jahil nya
"Heyy!!.. apa kau bil..- "Fang
Tutt-tutt-tutt..
"Lah udah mati in aja telpon nya"Fang
"Apa benar ia baik -baik saja?"Fang mulai khawatir,ia segera menggeleng sebelum ia berpikir yang tidak-tidak
* * *
"Huffft..."Taufan kembali menghela nafas
Tiba-tiba..
"Mm uhuk.. uhuk..."
"Uhuk.. uhuk..."
Taufan kembali batuk dengan hebat nya"Hah .. hah rasa nya sesak sekali.."
Ia kembali menutup mulutnya dengan kedua tangan lagi, berharap tidak ada saudara nya yang mendengar
Dannn.."Uhuk...uhuk..."
Ia merasakan di tangannya tetesan cairan merah hangat itu keluar lagi
"Mm kenapa darah ini keluar lagi..."
Wajah nya juga kembali memucat
Taufan segera mengontrol kembali nafasnya
"Ah siall...."Taufan mengumpati dirinya sendiri
Kemudian segera bangkit dari tempat duduknya di ranjang, bergegas pergi agar darah ini tak mengotori lantai nya,ia segera membuka pintu,dan berlari menuruni anak tangga satu persatu,dengan tangan yang masih menutup mulutnya
Sementara di ruang meja makan,ke 6 pemuda itu hendak akan makan malam,yang pertama melihat lalu lalang Taufan adalah mata manik hijau itu
"K-kak Upan?"
"Apa yang terjadi dengan kak Upan?"
Thorn masih menapatap punggung Taufan tersebut yang semakin menjauh
Taufan segera pergi ke menuju wastafel,mulai mengeluarkan liquid merah nya,ia takut darah nya akan tercecer di lantai ini,ia kemudian mencuci tangan serta berkumur -kumur
"K-kak Upan?"
"Darah?!.."tentu saja Thorn kaget
Thorn melihat kumuran darah yang masih berwarna merah gelap itu, wajah nya saja semakin pucat
"Apa itu benar-benar darah kak Upan?!.."
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's That Sincere Smile?
Narrativa generaleKisah seorang pengumbar tawa yang menyembunyikan semua luka di balik topeng senyuman tulus nan indah, tetap tersenyum meski hatinya tercabik-cabik dan tersayat oleh saudara nya sendiri, setiap hari selalu tetap setia mengukir senyumannya dan menyem...