Dentingan nada berbunyi pertanda segerombolan anak akan berjalan dan berlari menuju kelas,semua nya mulai masuk ke kelas mereka masing-masing
Dan disinilah pemuda itu masih tetap duduk dan melamun.Dingin,bau itu yang ia rasakan,Baju yang ia pakai sekarang basah kuyup serta bau air pel bekas yang juga menempel di tubuhnya,tapi ia sendiri tidak peduli dengan itu,ia hanya mengingatkan masa lalu nya, bahkan mulai mengeluarkan liquid bening dari mata biru sapphire nya,dan mulai menangis
Taufan POV
"kenapa selalu aku "
"Apa hanya Karna masa lalu itu aku seperti ini!!"
"Kenapa...harus aku!"
"KENAPAA!!!!!"
Ia berteriak,mulai melampiaskan nya, berpikir mengapa dirinya sendiri dianggap seperti hama yang perlu di lenyapkan.Ia merindukan sang kakak yang dulu selalu ada menemaninya
"Apa aku mati dari dulu agar kalian bisa bahagia?"Taufan mengucapkan kata yang seharusnya ia tak lanturkan
Taufan mengingat masa lalu di mana ia harus tersenyum setiap saat,ibu nya lah yang meminta,ia teringat
Flashback
Saat itu Taufan masih berusia 9 tahun
"Nak tetaplah tersenyum seperti ya"
"Kenapa memangnya Bu"
"Karna tersenyum itu indah,dan dapat membuat orang di sekitar mu bahagia"
"Apa iya Bu?" Tanya Taufan sedikit ragu
"Iya nak,masa iya ibumu sendiri berbohong"
Taufan mendengar itu pun hanya memasang muka cengar cengir,ia kemudian pun percaya perkataan sang ibu
"hehe iya Bu, Taufan janji akan selalu tersenyum dan membuat semua orang tertawa"Ucap Taufan dengan semangat nya
Ending Flashback
Taufan tidak akan menyerah secepat ini,ia pasti yakin suatu saat nanti saudara nya akan kembali padanya dan membuat canda tawa dengan suasana hati yang hangat
"Tidak tidak aku tidak boleh menyerah"
Saat hendak pergi membuka pintu dan ia teringat bahwa ia masih terkunci di dalam WC yang sepi
"Ahaha.. ha iya ya aku masih terkunci
"Taufan mengucapkan itu dengan tawa canggungIa masih tetap duduk di closet tertutup sambil menunggu seseorang membuka kan pintu itu,Taufan kembali termenung..
Sementara di kelas..
"Kenapa bangku ini kosong?"ucap guru yang sedang mengajar.Semua murid hanya diam dan tak menjawab
"Siapa pemilik bangku ini"?
"Boboiboy Taufan Bu"ucap salah satu murid
"Lalu kemana anak itu sekarang"
Murid terdiam kembali"Sekali lagi saya tanya di mana Taufan!?"
Masih belum ada jawaban yang keluar"KALIAN DENGAR TIDAKKK!!?"
BRAKK
Lantas semua murid kaget setelah gurunya menggubrak meja dengan kerasnya
"K-kami tidak tahu Buu.."ucap salah satu murid lainnya dengan suara gugup
Halilintar POV
"Cih kemana anak itu pergi.." Halilintar sedikit kesal karna Taufan guru nya sendiri membentak semua orang dengan keras
"Dasar merepotkan"
Tapi sebelum ia kembali tak peduli dan acuh tak acuh ia sempat melihat kursi kosong di belakang nya yang meja nya penuh dengan coretan tinta
Ya, Taufan duduk di belakang kursi Halilintar,meski Taufan seling melirik sang kakak tapi ia sendiri tak peduli, meja Taufan hanya sedikit terkena sinar sang mentari akan tetapi angin yang masuk melalui jendela itu sedikit kencang dan Taufan tidak menghiraukannya, Halilintar menatap meja kosong itu tak terlalu lama
Kringggg~
Mereka sudah siap menenteng tasnya usai penutup kata dari sang guru,para murid segera melangkah keluar kelas dan mulai pergi dari sekolah ini
Didalam hati Hati Halilintar
"Kenapa anak itu masih belum kembali?"
Ia menanyakan mata biru shappire itu lagi"Ah sudahlah kenapa aku malah memikirkan anak itu?"
Halilintar sendiri bingung, akhirnya ia memilih untuk pergi meninggalkan kelas itu
Sementara di Toilet
"A-aku sudah tidak tahan ke WC.."ucap nya
Orang itu juga sering berlomba kepopuleran dengan Solar. berambut pacak yang berwarna hitam keunguan, memakai sarung tangan parsial berwarna ungu serta bercermin mata atau bisa di sebut kaca mata berwarna biru berbingkai ungu
"Untung aku sudah pinjam kunci WC nya"
"Memang kenapa harus di kunci segala,biasa kan tidak?!"
"Merepotkan kan orang saja"
Ia berlari menuju ke toilet dan menuju WC yang ada pemuda sedang tertidur didalamnya
Taufan tertidur di WC dengan modal bersandar pada tembok yang sedikit kotor itu
Ceklek..
"O-ocopotcopotbalonmeletup...!?!"Latah pemuda bertopi tersebut
"Ehh kau?!"ucap pemuda memakai kaca mata itu....
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's That Sincere Smile?
Ficção GeralKisah seorang pengumbar tawa yang menyembunyikan semua luka di balik topeng senyuman tulus nan indah, tetap tersenyum meski hatinya tercabik-cabik dan tersayat oleh saudara nya sendiri, setiap hari selalu tetap setia mengukir senyumannya dan menyem...