Hening...
Semua murid sudah mulai berjalan pulang kecuali yang mengikuti kegiatan OSIS nyaDan disinilah kedua pemuda tersebut saling diam dan saling menatap beberapa detik dan kemudian...
"Kau Taufan?!"
"Ya ini aku Landak Ungu.."Taufan tersenyum jahil
"Heyy panggil aku Fang tauuu!!"Fang mendengus kesal
"Heh iya deh iya ahaha"ucap Taufan sambil tertawa
"Kenapa kau bisa ada disini" tanya Fang seraya mengerutkan alisnya
"Em A-aku terkunci di sini"
"Apa? bagaimana bisa"Fang masih penasaran
"Apa pasti gara-gara berandalan itu lagi ya..."sahut Fang lagi
"Tidak kok"Taufan berbohong
"Kau jangan berbohong aku tahu dirimu seperti apa Taufan!"Fang menghela Nafas
Tetapi memang Fang tahu segalanya tentang Taufan,ia menganggap Taufan sudah seperti sahabat,bahkan Fang mengenal Taufan lebih baik dari ke tujuh saudara nya sendiri,ia tahu luka yang Taufan hadapi selama ini
"Ya sudah ayo kita keluar"
"Terimakasih Fang"
"Hmmm"
Mereka berjalan menyusuri kelas yang kosong,hening itu yang mereka lalui,tiba-tiba
Kruyuk kruk~~
"Kau lapar ya fan?"
"Heheh iya,aku belum makan dari tadi pagi"
"Tadi kau sudah sarapan?"
"Belum,tapi tidak apa-apa kok"
"Ih kau ni,tidak ada apa -apa nya,mari aku belikan sesuatu untuk kau makan Fan"Raut muka Fang tampak serius,Taufan sedari tadi hanya terkekeh
"Terimakasih Fang"Taufan tersenyum manis
Ia tahu Taufan sendiri sedang menutupi luka dengan tawanya dan senyuman nya itu, Fang ingin melihat teman baiknya bisa tersenyum tulus tanpa ada sebuah beban yang menghalanginya
Mereka terus berjalan pulang menuju tempat ternyaman mereka masing
"Fan,aku pulang dulu ya"
Rumah Fang lebih dulu dekat dari sekolah daripada rumah Taufan"He iya oke landak ungu ku"Taufan mulai jahil kembali
"Awas kau fan!"Si landak ungu pun tak sungkan mengancam tapi untungnya di depannya ini adalah teman baik nya meskipun sedikit gila karena tingkah lakunya yang jahil itu,ia tetap sahabatnya
"Sini maju kalo bisa awokawok wleee.."Taufan.. menjulurkan lidahnya dan meledek orang yang ada di depannya ini
Saat seperti ini lah justru Fang melihat Taufan yang sedang bahagia dan tertawa,atau bisa juga hanya menutupi semua lukanya,Entahlahh.., Taufan memang bisa menyembunyikannya
"Emm Taufan?"
Ya Fang?
"Jika kau ada masalah jangan sungkan untuk menghubungi aku,aku selalu ada menemanimu,aku akan selalu mendengar kan keluh kesahmu,jadi jangan sembunyi kan lah semua rasa sakit itu padamu.."
"He'em iya Fang"
Fang hanya mengangguk
"Yasudah aku pulang dulu,kau jaga kesehatan dan hati-hati lah"
"Iya-iya ih amatiran banget si kau Fang"
"Terserah"jawab Fang singkat
Taufan hanya terkekeh pelan melihat tingkah si landak ungu iniKemudian mereka berpisah di jalan, Taufan mulai melangkah lagi ke depan,Sepi.., semilir angin yang berhembus sedikit kencang, Taufan kembali membuka topi biru nya, membiarkan rambut surai coklat nya di sapu angin, Taufan mulai bersenandung kecil...
Saat ia melantunkan senandung nya, tiba-tiba
"Mmh uhuk...uhuk..uhukk"
"Kenapa ini..uhuk.."
Ia terus terbatuk,rasanya sampai sangat sulit mengambil nafasnya
"Ah kenapa sebenarnya aku ini uhuk..uhukk..
"Rasanya aku seperti tenggelam di air,seakan akan tak bisa meraih permukaan air,dan seolah alam terus menarik ku kedalam sana"ia berbicara dalam hati nya
Ia menutup mulutnya sendiri sendiri dengan keduanya tangan,agar para warga di sini tak terganggu oleh suaranya
Dannn...
Batuk yang terakhir.."Uhukk..uhukk"
Ia melihat sesuatu yang keluar dari mulut nya,melihat sebuah tetetasan liquid merah yang kental jatuh ke jalan dan sedikit mengenai tangan nya, rasanya benar-benar sesak
Ia kembali mengambil nafasnya, mengatur nya dengan pelan, dan mulai kembali normal
"Ini?!..ini kan darahhhh..!?!"
To be continued ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's That Sincere Smile?
Fiksi UmumKisah seorang pengumbar tawa yang menyembunyikan semua luka di balik topeng senyuman tulus nan indah, tetap tersenyum meski hatinya tercabik-cabik dan tersayat oleh saudara nya sendiri, setiap hari selalu tetap setia mengukir senyumannya dan menyem...