Angin sepoi-sepoi yang datang berlawanan melawan dua pemuda yang kini sedang berlari-larian seperti anak kecil,mungkin..
Landak Ungu itu menggandeng tangan manik biru safir tersebut dengan erat, sementara yang tangan nya di cengkram itu mengerang kesakitan"Akh aduh..aduhh jangan kuat-kuat gandeng nya"Taufan
"Kau si,aku jadi khawatir jika kau tak makan"Fang
"Hh baiklah,tapi jangan di cengkram kuat kuat tangan kurusku"rengek Taufan
Kini ia Fang melihat semua apa yang di rasakan ya,kali ini Fang lah yang akan mulai terlebih dahulu memulai kejahilannya,ia tersenyum,tapi senyuman jahil
"H-hehehe"
"E-eh kenapa senyummu mengerikan?"Taufan menjadi takut, masalah nya Fang tak pernah tersenyum jahil
~Wushhh...
"Aaaaaa.. jangan cepet cepet Napa aaaa..."Taufan berteriak
"Hehehehe"
"Ihhh kau cuma heha hehe saja"Taufan
"Cepat lepaskan tangan ku"Taufan
"Tidak akan,kita akan lebih cepat sampai jika seperti ini"Fang
"Kutambah kecepatan nya ya"ia bertambah jahil
"J-jangann Aaaa..."Taufan
Fang menambah kelajuanya,hingga Mungkin Taufan bisa terpental,karna terlalu cepat
"Jangan Fang,aku lelah"Taufan mulai merasa ada yang aneh dengan tubuhnya
"Tidak apa-apa biar sehat"Fang
"H-hah.. hah.. sudah Fang,aku lelah berlari"Taufan
"Ihh kau cepat banget kelelahan"Fang
Dengan cepat ia melepaskan tangan nya,meski harus bersusah payah,ia kemudian jatuh terduduk sambil memegangi dadanya dengan tangannya,
Taufan benar serius,ia tak main main,ia merasakan sakit lagi di area dadanya,dan kepalanya mulai sakit lagi,nafasnya mulai tercekat, kepalanya mulai merasakan rasa sakit yang sama seperti malam tadi,oh mungkin bahkan lebih dari itu
"H-hah...Hah.. hah...Fang aku serius,dadaku mulai sakit lagi"Taufan mengucapkannya dengan nada rendah,nafasnya terengah-engah
"H-hah dadamu sakit?"Fang sendiri kelelahan
"Y-yaa,bahkan sepertinya kepalaku mulai sakit lagi seperti tadi malam"Taufan tidak sengaja mengucapkan nay
"Kenapa kau tak bilang dari tadi"Fang
"K-karna sakitnya baru terasa sekarang lah"Taufan
Fang langsung panik,ia tak tega melihat sahabatnya kini mengerang kesakitan,dan mungkin itu karna ulahnya,ia memaksa Taufan untuk berlari
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's That Sincere Smile?
General FictionKisah seorang pengumbar tawa yang menyembunyikan semua luka di balik topeng senyuman tulus nan indah, tetap tersenyum meski hatinya tercabik-cabik dan tersayat oleh saudara nya sendiri, setiap hari selalu tetap setia mengukir senyumannya dan menyem...