Dingin nya air itu membasahi tubuhnya, beruntung ia tak memikirkan hal-hal yang bisa ia lakukan setelah melukis simpul berbentuk tali tambang itu,ia hanya melukis nya tak berharap lebih,ia masih belum menyerah akan tekatnya, berharap juga ia bisa kembali seperti semula seperti dahulu
Terkadang ia berhenti di sela-sela menyirami tubuhnya, memandangi kaca yang sudah terlukis itu, melamun...
Ya itu yang ia lakukan sekarang,banyak hal yang ia harapkan bisa terjadi,ia sendiri ingin terseyum seperti dulu, senyuman yang tiada beban,yang tiada paksakan,senyuman yang tulus dari hati kecil nya.Benar benar indah....
Beberapa menit selesai mandi,ia mengambil handuk dan memakai pakaiannya,dan kembali melihat kaca itu lagi...,dan kemudian berbalik membuka pintu tersebut..
Berjalan kembali menyusuri anak tangga satu persatu,ia tak melirik berbagai macam suara yang ada di ruang keluarga itu
Ia sampai di ambang pintu,dan membuka,bersiap untuk pergi ke taman bersama sahabat nya, sebenarnya ia tak mau karna tubuhnya tidak bisa di ajak kompromi,tapi demi sahabat nya ia melakukan nya
"Untung Landak Ungu itu gak telfon lagi..."
Ia sudah bersiap,kini ia kembali mulai melangkah ke lorong lorong itu lagi,juga menuruni anak tangga nya,ia berjalan ke luar
Dan Halilintar menyadari kepergian Taufan..
"Kemana dia pergi..."
"Hm Aku harus mengikuti nya"
Oh memang aneh,ia ingin mengikuti kemana Taufan pergi,kenapa ia benar benar Kepo sekali.Ia berdiri dan mengambil ponsel nya, langsung ke luar pintu untuk memata matai Taufan, benar benar aneh.
"Gem aku keluar dulu"Halilintar
"Eh kemana kak?"Gempa
"....."Halilintar tak menjawab nya
Ia mengikuti Taufan dari belakang, jaraknya lumayan jauh, tetapi ia masih bisa melihat kemana Taufan pergi, hingga ia sampai di taman dekat kota
"Kenapa anak itu ke sini.."
Taufan sampai ke tempat tujuan nya,dan mencari dimana orang berkacamata ungu itu,ia melihat orang sedang melihat ponsel nya, berkacamata,dan memakai baju singlet hitam,di sertai rompi berwarna Ungu..., Taufan pasti tau ia adalah Fang si Landak Ungu
"Hayy Landak Ungu...." Taufan melambaikan tangannya sambil tersenyum
Ia menyapa..,tapi Fang tak yakin ia Taufan
"Taufan..?"
Ia heran melihat manik biru safir ini, melihat kantung mata yang terpampang jelas meski sudah tidur lama,wajahnya putih pucat,mata nya juga sayu,dan anehnya ia masih bisa tersenyum sambil tertawa..
"...."
Taufan menghampiri Fang yang sedang duduk di kursi
"Hai kau Taufan bukan sih?"Fang
"100% Taufan" ucap Taufan sambil meyakinkan teman baik nya ini
"Kau yakin oke?"Fang
"Wajahmu seperti mayat hidup.."Fang meledeknya
"Heh gak lah.."Taufan
"Gak gak apanya, wajah mu pucat pasi, bibir mu juga, kantung mata terpampang jelas, tatapan matamu sayu begitu,dan cara jalanmu seperti orang tidak di kasih makan aja..."ucap Fang panjang lebar, seperti nya ia ingin mengomeli Taufan
"Memang benar aku tak makan sama sekali"Jawab Taufan di dalam hatinya,dan itu memang lah sebuah kenyataan
"....."
"Lama banget coba ku tunggu.."Fang
"Kau seperti perempuan kalo di ajak jalan-jalan"ucap Fang lagi
"Apa kau juga berdandan ya.."Fang kini malah melayangkan senyuman jahil nya
"Hei untuk apa aku berdandan"Taufan
"Untuk menggoda orang,atau menggoda ku?"Entah kenapa Fang mengucapkan nya
"Hei aku laki laki ya Landak Ungu.."Taufan
"Sudah ku bilang jangan panggil Landak Ungu.."Fang
Tukkk....
"Akh aduh sakitt tau.."Taufan
Ia menjitak kepala Taufan
"Makanya...."Fang seperti nya sudah lelah menasehati Taufan untuk memanggil nya dengan nama nya sendiri
"Heh iya deh iya.."Taufan
Sebenarnya ia ingin lebih jahil lagi ke Fang, ia sudah biasa di jitak oleh nya dan tidak terjadi apapun,tapi kali ini jitakannya membuat kepala nya sakit lagi,di tambah lagi sinar terik matahari yang benar benar panas
"Kepalaku jadi sakit lagi..."
Tapi ia harus bersikap seperti seolah olah tidak ada apa-apa dengan tubuhnya,ini demi Landak Ungu itu
Taufan kemudian duduk memandangi taman begitu hijau,asri,dan banyak bunga tulip kecil di setiap rumput di sana,angin juga berhembusan, semilir nya benar benar membuat Taufan menjadi tenang.Ia kemudian melepas topinya, kini terlihat lah beberapa sehelai rambut putih nya,membiarkan semua helai rambut nya di lagi lagi di sapu angin
meski cuacanya terik, tetapi itu tidak menutupi ke indahan taman kota ini,itu tak menjadi masalah bagi Taufan
"Kau ganteng juga kalau gak pakai topi.."Fang
"Iiihh memang aku gak ganteng ya.."Taufan menggembungkan pipinya, Siapa sangka Taufan juga bisa menggembungkan pipinya,tak kalah dengan Thorn dengan imutnya
"Masih gantengan aku lahh hehe"Fang terkekeh tapi sedikit besar kepala
"Idih sombong banget si Landak Ungu.."Taufan
"Oya biarinn.."Fang
Sementara orang Yang sedang memata matai itu hanya menyimak semua apa yang dilihat nya dari jauh sambil menatap manik biru safir ini
"Kenapa dia masih bisa tersenyum setelah apa yang semua yang terjadi,bahkan saat aku membenturkan kepalanya tadi malam..?
To be continued......
Cr foto:@avogado6_jp
On di ig yee
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's That Sincere Smile?
Fiction généraleKisah seorang pengumbar tawa yang menyembunyikan semua luka di balik topeng senyuman tulus nan indah, tetap tersenyum meski hatinya tercabik-cabik dan tersayat oleh saudara nya sendiri, setiap hari selalu tetap setia mengukir senyumannya dan menyem...