Chp 20||Mimpi di Masa Lalu•

1.4K 149 8
                                    

Kini senja itu sudah hilang, menyisakan bekas suara burung berkicau yang ingin kembali ke sarangnya,waktu pun terus berjalan,langit akan semakin gelap, tetapi mungkin akan ada sinar bulan yang akan menemani waktu tidur bagi pemuda bermata biru safir ini

Waktu sudah pukul 8 malam, Taufan baru saja bangun dari tidur nya, setelah tadi mengucapkan kata-kata yang mempunyai makna bahwa ia mungkin bisa menyerah suatu Hari nanti.

Ia juga baru bangun, seperti biasa orang ini tidur sangatlah lama sejak penyakit nya itu muncul,ia memang sudah merasakan keanehan sejak batuk darah nya itu keluar dan sakit kepala yang tak kunjung reda

"Ughh jam berapa sekarang.."lenguhan kecil terdengar darinya

Ia kemudian mengambil ponsel dan melihat ke pojok kanan atas bagian layar nya

"Apa?aku tidur lama lagi?.."

"Padahal tadi masih sore.."

Seharusnya ia tak perlu heran, bukankah biasa bagi Taufan sekarang jika waktu tidur nya sangat lama..

Ia kemudian bangun dari ranjang nya dan duduk sekedar mengumpulkan nyawanya,ia melamun lagi, entah apa yang ia bayangkan, mungkinkah sebuah keluarga dan kasih sayang yang ada dalam dipikirannya?

Ia terus melamun hingga menatap meja yang ada di sampingnya,dan ia kemudian tersadar,ia harus melakukan sesuatu pada benda yang tergeletak di atas meja tersebut

"Oh ya aku lupa,aku perlu meminum obat itu"

"Aku juga belum makan,mana mungkin aku minum obat saat belum makan"

Ia buru buru bangun dari duduk nya dan berjalan ke arah pintu kamar

Krekkk...

"Ahahaha konyol.."Taufan tertawa miris

Langkah nya terhenti di saat ia sudah membuka pintu itu,ia mengingat sesuatu

Ia tak memikirkan jika apakah ia bisa makan,tadi saja ia tak disisakam makanan di meja dapur nya,ia mengingatkan bahwa tadi pagi ia melihat meja makan tapi tak ada makanan satu pun

"Betapa bodohnya aku.."

"Aku ingin makan tapi aku makan saja tak harus susah payah untuk mendapatkan nya"

"Paling juga di bawah tidak ada yang menyisakan makanan untukku hahah..."Lagi-lagi tawa itu terdengar, sebuah tawa palsu yang ia lontarkan

Benar-benar menyakitkan,ia tertawa dengan mirisnya,tawa yang canggung,

"Ah sudahlah aku tak bisa minum obat jika aku tak makan"

Ia tak jadi keluar dari kamarnya, kembali ke ranjang dan merebahkan tubuhnya lagi,meski ia sudah tidur sangat lama,tapi ia tetap merasa lelah dan mengantuk

Bukankah tadi Fang janji untuk mengajak nya makan?apakah ia lupa?mungkin jika dia sudah makan di sana pasti sudah meminum obat nya sekalian.Tapi mungkin Fang sudah lupa,ia hanya memikirkan apa yang akan terjadi dengan Taufan nanti.Entahlah Taufan sendiri lupa untuk bilang ke Fang jika ia ingin mentraktir kan nya makan

Taufan kembali tertidur lagi, bukankah aneh setelah tidur lama baru saja,ia kembali tidur lagi,dan anehnya lagi ia tertidur pulas kembali,entah mengapa Taufan lebih suka seperti ini, sekali lagi ia membiarkan kegelapan kembali mengambil alih alam kesadaran nya

* * * * *

"Kak bagaimana kalau kita bermain?"

"Kau ini!kita sedang di dalam mobil,itu berbahaya"

"T-tapi kak Hali.."

Where's That Sincere Smile?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang