4

1.2K 201 8
                                    

Pagi-pagi sekali Doyoung sudah berangkat ke Rumah Sakit, karena ada panggilan darurat katanya.

Dan disini lah Yedam, di dalam ruang tamu apartemen milik dokter Kim itu. Ia sedang duduk di sofa dengan boneka kelinci favorit nya yang tidak pernah absen dari tangan kanannya.

Ia memghela nafasnya panjang, sekarang masih pukul 8 pagi dan ia sudah merasa sangat bosan. Ia itu adalah tipe manusia yang pembosan, itu juga adalah alasan mengapa waktu itu ia mengikuti Doyoung ke apartemennya, ya karena ia merasa bosan di Rumah Sakit.

Ia melihat kearah jam dinding, jujur selama menjadi hantu ia merasa waktu dan hari sangat lah lambat, seperti jarum jam itu yang berdetak sangat lamban.

Seketika ia berpikir jika saja ia tidak koma pasti sekarang ia masih terlelap di alam mimpinya, atau ia sedang memarahi sahabatnya yang datang begitu saja di kosannya, dan tidur di kamarnya tanpa izinnya.

Hatinya merasa sedikit sakit saat mengingat kejadian itu, dimana kepalanya membentur aspal yang keras dan dingin, serta cairan kental merah yang mengalir entah darimana, yang menjadi objek terakhir sebelum ia menutup mata nya dan terbangun kembali saat ia sudah berada di luar tubuhnya.

Ia tersenyum kecut, bahkan disaat seperti ini, ia tidak melihat ayahnya untuk sekedar menjenguk nya sama sekali.

Yang ia lihat terakhir kali sebelum ia pergi ke apartemen ini adalah, sang sahabat yang sudah bersama-sama dengannya sejak masa sekolah dasar. Ia saat datang ke ruang inapnya dengan keadaan kacau, matanya yang bengkak, hidungnya yang merah, dan ia dengan tidak waras nya datang-datang mengomeli Yedam sambil sesekali sesenggukan, padahal disitu Yedam sedang terbaring tidak sadarkan diri.

Hah, tiba-tiba ia merindukan sahabat bodohnya itu, apa ia harus ke Rumah Sakit? Siapa tahu sahabatnya itu sedang menjenguknya sekarang.

Tapi Doyoung tidak memperbolehkan nya untuk datang ke sana. Ah masa bodoh dengan perkataan dokter yang baru saja menampungnya di apartemennya yang mewah, ia merindukan sahabatnya sekarang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sirine ambulance berbunyi dengan nyaring seakan memberi perintah mutlak bagi orang-orang yang bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat itu.

Dengan cepat beberapa dokter serta perawat dengan sigap berlarian keluar dan menjemput pasien yang sedang diambang mati dan hidupnya.

"Pasien kecelakaan ganda, di jalan xx Utara!" Teriak salah satu perawat ber-name tag 'Naoi Rei'.

Dengan sesegera mungkin Kim Doyoung menghampiri pasien yang baru saja sampai.

Dengan sigap ia memeriksa keadaan sang pasien, "Pemecahan pembuluh darah pada bagian kepala, Rei tolong siapin ruangan, dan saya minta beberapa kantong darah, darah pasien berkurang!" Titah Doyoung sambil menangani pasien itu, Rei selaku perawat disitu mengangguk dan bergegas melakukan apa yang diperintahkan Doyoung.

Dengan cepat pasien itu ditindaklanjuti, sekarang Doyoung sudah mengenakan seragam hijau yang memang khusus digunakan untuk praktik bedah,

Di ruangan sana sudah ada Doyoung selaku Dokter yang akan menangani pasien, Hyunsuk sebagai dokter anestesi, Minjeong sebagai perawat anestesi, serta Rei selaku perawat sebagai penyedia peralatan yang dibutuhkannya.

Operasi berjalan selama 3 jam lebih, dan akhirnya pasien telah selesai ditangani walau tadi sempat ada sedikit pendarahan lagi.

"Anjay bro lo tuh keren banget kalo lagi tindakan," Haruto datang dengan secangkir kopi yang biasa Doyoung beli di kantin Rumah Sakit,

"Terus maksud lo gue gak keren diluar tindakan?" Tanyanya sambil menerima kopi yang diberikan oleh kawan seperjuangan nya itu.

"Ya gak gitu juga maksud gue hehe," Jawab yang lebih tinggi sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,

Ghost? || DODAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang