5

1.2K 198 4
                                    

Disinilah mereka berdua, di tangga darurat Rumah Sakit.

Memang tadinya niat Doyoung ingin memarahi hantu bertubuh kecil itu di kamar mandi, tapi tidak jadi, bisa saja disana ada orang yang kapan saja datang, kan.

Doyoung masih setia menatap tajam sosok pendek di hadapannya, kedua tangannya ia masukkan kedalam kantung jas nya, bahkan mereka sudah menghabiskan waktu setengah jam hanya untuk berdiam-diaman disini, namun pria mungil itu masih setia dengan kegiatannya, menunduk guna menghindari tatapan pria yang lebih tua, dan kedua jari mungilnya sibuk memilin ujung bajunya.

Doyoung menghela nafasnya,

"Kan udah gue bilang jangan ke sini," Ucapnya rendah,

"Maaf...." Ujar Yedam yang masih sibuk dengan kegiatannya,

"Kalo ada orang ngomong tuh liat orangnya," Yedam dengan takut-takut menatap kearah wajah milik sang Dokter.

"Maaf," Cicitnya dengan matanya yang sayu, serta hidungnya yang merah, apa ia menangis?

"Huh... Sekarang kasih tau gue, ngapain lo kesini?" Doyoung menutup mata nya frustasi dengan arwah satu ini,

"A- aku kangen Jeje," Jawabnya dengan suara yang kecil.

"Jeje?" Yedam mengangguk kecil, sehingga rambutnya pun ikut naik-turun kecil,

"Iyaa, Jeje itu temennya aku! Yang tadi di samping aku itu loh! Kak Dobby liat kan?" Cerocos nya antusias, Doyoung pun terheran-heran, mood sosok dihadapannya itu sangatlah cepat berubah-ubah. Bahkan ia pun terheran-heran.

"Nggak, gue gak liat siapa-siapa," Jawabnya, Yedam mengerutkan dahinya bingung,

"Ada kok... Itu orang koma yang tadi tiduran di situ namanya Jeje, arwah dia tuh tadi ada disamping aku, masa kakak gak liat sih," Ucapnya pada pria jangkung didepannya.

"Nanti aku kenalin ya kak?" Yedam menatapnya berbinar, Doyoung menghela nafasnya pasrah, mengangguk kecil adalah jalan pintasnya.

"Sekarang lo mau gimana?" Tanya Doyoung,

"Gimana apanya kak?" Yedam bertanya balik,

"Sekarang lo mau pulang apa nggak, Bang Yedam?" Benar-benar, tolong sadarkan Doyoung agar tidak mencekik makhluk di hadapannya ini.

"Jangan pulang dulu... Aku masih mau ketemu Jeje," Cicitnya,

"Huh terserah," Doyoung berbalik niat hati untuk kembali menghampiri Haruto yang pasti sedang menggerutu karena ia sudah meninggalkan nya.

"Kak Dobby," Doyoung menghentikan langkahnya dan menoleh kearah pemuda itu,

"Aku... Pulang bareng kakak ya?" Tanyanya dengan nada hati-hati,

Bukannya langsung menjawab, Doyoung malah berbalik dan berjalan menuju pintu masuk berwarna putih dengan logo tangga warna hijau,

Sebelum ia memutar knop pintu itu, ia menoleh kearah si pemuda mungil yang masih setia berada di posisinya.

"Jam delapan, di ruangan temen lo, tunggu gue disitu aja," Titahnya, namun setelah Doyoung memutar knop pintu itu, ia kembali menoleh kearah Yedam lagi,

"Jangan ngerecok," Lalu ia pergi dari tempat itu meninggalkan Yedam yang menghela nafasnya lega.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dan benar saja, pada pukul delapan malam lewat dua menit, Doyoung sudah berada didepan ruangan Jeongwoo.

Huh, padahal Yedam masih ingin bermain dengan sahabatnya itu, namun jika tidak segera pulang ia pasti akan di marahi oleh Dokter bermarga Kim itu.

Ghost? || DODAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang