11

973 155 19
                                    

Yedam menatap Doyoung yang berada di hadapamnya itu takut-takut, Doyoung memang diam saja namun sedari tadi saat mereka bertemu pria itu hanya menatap kearah depannya dengan sorot mata berapi-api.

Yedam hanya menghela nafas canggung, kepalanya menoleh berulang kali ke kanan, kiri, hingga belakang untuk memastikan apa yang membuat Dokter yang di hadapannya itu memberikan tatapan mengerikan seperti sekarang, namun nihil tidak ada satupun orang di sana, omong-omong mereka sedang berada di gazebo di taman Rumah Sakit.

Mereka berdua sudah lumayan lama berhadap-hadapan dalam kesunyian di sini.

Awalnya Doyoung hanya ingin menjernihkan pikirannya yang sudah sangat kacau akibat kejadian tadi di kantin Rumah Sakit, namun ia melihat Yedam yang sedang duduk di sana sambil menekuk bibirnya kebawah. Tanpa ditanya Yedam dengan mandiri menceritakan kronologi bagaimana ia bisa di sini.

Katanya tadi ia sedang bermain petak umpat dengan sahabat nya, Park Jeongwoo, namun sudah tiga puluh menit ia bersembunyi tidak ada tanda-tanda bahwa sahabatnya itu mendekat atau apa, lalu saat ia sedang mendumeli teman semasa kecilnya itu, tiba-tiba saja Doyoung datang dengan raut wajah seperti ingin menerkam orang.

"K- kak Dobby?" Tanya Yedam hati-hati, ia benar-benar merasa tidak berani menatap mata milik pria bermarga Kim itu, seakan-akan pria itu akan menelan dirinya hidup-hidup.

Doyoung masih tidak berkutik, wajah nya tidak memberikan ekspresi sama sekali, namun mata tegas miliknya dapat menjelaskan amarah yang ia pendam sekarang.

"Eum... Aku... Pergi dulu ya? Jeje pas— Duduk." Belum Yedam menyelesaikan perkataannya, suara berat Doyoung menghentikan kegiatannya yang akan beranjak dari tempat duduk.

Sebelum ia membuka suaranya, lagi-lagi Doyoung memberikan tatapan mematikan yang dapat membuat Yedam tidak bisa melakukan apa-apa selain menurut.

Yedam kembali duduk manis di depan pria yang masih mengenakan seragam Dokter nya itu.

"Kak— Diem, Bang." Yedam mengatupkan bibir nya, sesuai dengan apa yang diinginkan pria di hadapannya itu.

"Ck tadi aku mau pergi gak dibolehin, tapi kalo aku di sini cuman diem doang terus aku harus ngapain Kak Dobbyyyy, aku bosen," Rengek nya,

"Diem sebentar bisa kan Yedam?" Doyoung menatap pemuda yang sedang menggembungkan pipinya sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. Apa ini gaya merajuk dari seorang Bang Yedam? Apa ia sadar bahwa tingkahnya itu sangat menggemaskan dalam ukuran remaja berusia sembilan belas tahun yang sebentar lagi akan masuk kuliah?

"Ya sebentar nya itu kapan kak Dobby? Kita udah diem-dieman selama dua puluh menit loh," Bahu sempit milik Yedam merosot,

Bukannya menanggapi, Doyoung hanya mengabaikan hantu bawel yang ada dihadapannya itu.

Belum sempat Yedam membuka mulutnya untuk mengeluarkan sebuah protes nya lagi, tetapi suara langkah kaki yang mendekat membuat dirinya mengurungkan niat untuk memprotes pria yang bertubuh lebih tinggi darinya itu.

Atensinya beralih kepada pria yang mengenakan seragam putih yang melangkah menuju ke tempat mereka berdua berada, ah... Bukankah itu teman Doyoung yang berisik waktu itu?

Saat jarak pria itu semakin dekat padanya dan Doyoung, ia melihat bahwa pria itu tidak sendiri, ada sosok yang berjalan beriringan di belakang pria itu.

Mata Yedam memicing saat melihat sosok itu berjalan di samping pria tinggi itu. Seakan-akan Yedam menangkap basah seseorang yang telah berselingkuh.

Netra milik Yedam bertubrukan dengan netra milik sosok itu, sosok yang sedari tadi diperhatikan oleh Yedam pun tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, sosok itu sedang setengah mati menahan salah tingkahnya.

Ghost? || DODAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang