9

1K 161 7
                                    

Doyoung telah sampai di apartemen miliknya.

Saat ia memasuki ruang tamu nya, ia tidak melihat keberadaan si hantu lucu itu. Yang ia lihat hanya keadaan apartemennya yang sepi dan tentunya sunyi.

Doyoung menaikkan sebelah alisnya, apakah ia sedang berjalan-jalan untuk mencari angin? Entahlah, ia terlalu penat untuk memikirkan si hantu mungil itu.

Doyoung pergi kearah dapur untuk sekedar membasahkan kerongkongannya yang terasa kering.

Ia naik untuk pergi ke kamarnya berada, tangan kanannya sibuk untuk melonggarkan dasinya yang terikat di lehernya, dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk menarik knop pintu kamarnya.

Tubuhnya terhenti saat melihat sosok yang ia cari tadi ternyata sedang terlelap diatas kasurnya, dengan boneka kelinci putih punya nya.

Alih-alih kesal karena kamarnya digunakan seenaknya, namun kini hati Doyoung berdesir hangat saat melihat wajah tenang sang hantu yang kini sedang menyelami dunia mimpinya. Mungkin ia kelelahan menangis pikirnya.

Doyoung menghela nafas sebentar lalu tangan kekarnya itu bergerak ke arah knop pintu kamar miliknya, lalu ia menutup pintu kamar nya itu. Ia perlu membersihkan tubuhnya, lalu pergi untuk makan malam.



Yedam mengerjapkan mata rubah miliknya, sudah berapa lama ia tertidur di kamar milik dokter bermarga Kim itu? Yang hanya ia ingat adalah terakhir kali ia kelelahan setelah berkeliling di sekitar kawasan apartemen milik Doyoung, walau hanya sekedar membuntuti orang-orang yang sedang membawa hewan peliharaannya untuk berjalan-jalan, tapi tetap saja itu melelahkan tau!

Yedam menguap lebar, mata rubahnya menelisik sudut demi sudut kamar milik Doyoung. Ia baru sadar ternyata kamar milik pria berprofesi sebagai Dokter bedah itu sangatlah bersih dan tertata dengan rapi. Tidak seperti kamar kost miliknya yang terdapat berbagai macam boneka di setiap sisinya.

Fokusnya teralihkan saat melihat pintu kamar terbuka menampilkan sosok pria dengan pahatan sempurna, bahkan Yedam pun baru menyadari betapa tampannya pria yang berstatus sebagai pemilik apartemen yang ia tumpangi itu.

Doyoung melirik ke arah Yedam yang menatapnya sambil duduk bersila diatas kasur miliknya. Ia berjalan menuju lemari pakaian untuk mengambil kaus miliknya, karena kaus yang ia kenakan sekarang basah karena terkena tumpahan air saat ia mencuci piring bekas nya memasak tadi.

Doyoung melirik Yedam menggunakan ekor matanya, ia melihat Yedam yang masih terduduk di posisi yang sama dengan mata masih tertuju kepadanya.

Mungkin orang-orang akan bergidik ngeri saat ada hantu yang mengawasi pergerakan mereka, namun jika modelan hantu nya seperti ini, apa masih ada yang merasa takut? Yang ada mereka akan merasa gemas dengan nya.

Bagaimana tidak gemas, jika ia menatap Doyoung dengan mata yang mengerjap dan sesekali bibirnya meniup poni nya yang menusuk-nusuk matanya karena sudah panjang. Doyoung berusaha untuk terlihat cuek, namun jujur saja ia pun merasa gemas dengan sosok di belakangnya itu.

"Ngapain lo liatin gue terus?" Ketusnya, bukankah ia sangat munafik? Lihat saja bahkan nada bicaranya terdengar sangat datar, padahal ia sudah setengah mati menahan rasa gemasnya.

"Kak Dobby udah pulang?" Tanya Yedam polos.

"Terus yang lo liat sekarang siapa? Arwah orang koma kaya lo?" Sebut saja Doyoung tidak tahu malu saat melepas pakaiannya dan menggantinya di hadapan bocah SMA itu.

Semburat merah muncul di wajah milik pemuda Bang itu saat melihat punggung atletis milik anak bungsu dari keluarga Kim itu.

"B- bukan begitu...." Yedam membuang mukanya yang terasa sangat panas.

Ghost? || DODAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang