13

943 175 53
                                    

"Please Dam jangan paksa gue huhuhu, gak mau," Pagi-pagi sekali ruang inap khusus pasien koma sudah berisik karena ulah dua arwah pemuda di situ,

"Ish coba dulu Jejee, kalo mau nanti aku kasih hadiah," Ucap yang lebih mungil sembari mendorong kecil tubuh sahabatnya itu,

"Gak mauuu, nanti kalo gue bener-bener masuk terus gue lupa sama lo gimana?" Jawab Jeongwoo melebih-lebihkan,

"Gak bakal lah! Kamu cuman bakal lupa semasa jadi arwah, Jeje! Bukannya amnesia!" Jeongwoo masih kekeuh agar tidak terdorong oleh tangan sahabatnya,

"Gak mauuuu," Yedam malam tadi pergi ke Rumah Sakit dan menginap di sana, ia menceritakan semua kronologi saat di rumah keluarga Kim, lalu pagi ini Yedam dengan ide nyeleneh nya menyuruh Jeongwoo agar mencoba masuk ke dalam tubuhnya  untuk memastikan bahwa apa ia akan benar-benar melupakan kejadian saat menjadi arwah atau tidak,

"Coba aja ih, kamu ngerasukin badan orang tapi memori nya masih ada aja tuh, coba aja Jejee!!!" Jeongwoo tetap bersikeras agar tidak bergerak dengan dorongan Yedam yang semakin kuat,

"KAN ITU BADAN ORANG, UDAH DAPET TESTI SAMA TEMEN CALON KAKAK IPARNYA DOKTER ITU JUGA MASIH AJA GUE YANG DIJADIIN TUMBAL," Jeongwoo akhirnya membalikkan tubuhnya kearah Yedam yang menatapnya sebal,

"Ih jelek! Jeje jelek! Masa kaya gitu aja gak mau, katanya sayang sama aku, bohong ya?" Tanya Yedam sambil menekuk bibirnya,

"Biarin, biarin gue gak denger wle," Ledek Jeongwoo sambil menutup telinganya, lalu berlari pergi meninggalkan Yedam yang sedang merengut,

"Biarin semoga aja besok kamu tiba-tiba bangun terus beneran lupa kalo kamu ketemu aku pas semasa koma," Ucap Yedam yang melipat kedua tangannya di atas dada.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari Minggu, dan lagi-lagi ia harus berada di Rumah Sakit. Kim Doyoung, sekarang ia sudah berada di dalam parkiran Rumah Sakit milik sang ayah, bukan karena pasien yang mengharuskan ia berada di sini, tapi ada alasan lain yang membuatnya kemari.

Bang Yedam, si hantu mungil yang kemarin entah mengapa tiba-tiba marah dengannya hanya karena ledekan biasa yang ia lontarkan.

Semalam Doyoung memutuskan untuk pulang karena sedari tadi hatinya berisik untuk menyuruhnya mencari pemuda Bang itu, padahal niat ia dari awal adalah menginap di rumah orang tuanya, namun gagal begitu saja hanya karena arwah orang koma itu.

Saat ia kembali ke apartemen nya yang ia dapati adalah apartemennya dengan keadaan kosong, tidak ada tanda-tanda si mungil berada di situ, bahkan kamarnya pun kosong.

Dari awal niatnya memang ingun pergi ke Rumah Sakit untuk mencari pemuda bermarga Bang itu, namun ia mengurungkan niatnya karena terlalu larut untuk pergi keluar.

Dan sekarang lah ia memutuskan untuk datang ke Rumah Sakit untuk mencari Yedam, jujur saja ia merasa kesal terhadap Yedam yang tiba-tiba menghilang seperti itu, dirinya terlalu khawatir bahkan tidurnya tidak tenang, ia bahkan bingung, ada apa dengan dirinya? Mengapa ia terlalu memikirkan si pemuda itu berlebihan?

"Hah," Doyoung menghela nafasnya, ia membuka pintu mobil nya, dan bergegas menuju Rumah Sakit.

"Woy, kok lo di sini? Emangnya ada pasien urgen ya?" Sapa salah satu pria berseragam Dokter dengan name tag 'Kil Dohwan', Dokter bedah umum yang merangkap sebagai teman satu angkatannya semasa kuliah waktu itu,

"Ada urusan sebentar, gue duluan," Dohwan hanya bisa mengangguk dan menatap kepergian teman seperjuangan nya itu yang tergesa-gesa seperti sedang dikejar-kejar debt kolektor.

Ghost? || DODAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang