Kamar Sanko, lagi sibuk belajar; Kenma malah mengganggunya. Banyak bertanya soal Shoyo sampai memohon-mohon dan memanjakannya. Padahal biasanya dia tidak pernah memanjakannya.
"Kalau kamu kasih tahu Abangmu ini tentang Shoyo, Abang akan merestui kalian"
Bagaikan sumbu yang tersulut api, dia pun tergiur dengan kata 'merestui'. Kegiatan belajarnya dia tutup sebentar, berhadapan dengan Kakaknya yang duduk bersimpuh dibawahnya, dagunya berpangku diatas meja belajarnya. Sambil menatapnya dengan mata puppies bak mata anak kucing.
"Beneran?" Tanyanya untuk memastikan ada kebenaran dari tawaran Kakaknya.
Kenma mengangguk cepat, saking semangatnya– dia berdiri tegap sampai kepalanya membentur rak dinding. "Beneran" jawabnya dibarengi dua jari sebagai bentuk keseriusannya.✌️.
Sanko beranjak dari kursinya menuju kasur, memeluk boneka sapinya sambil berpikir.
"Apa yang pengen Abang tahu tentang Shoyo?"
Tanya Sanko kemudian.Kenma mendudukkan dirinya di samping kasur Sanko dan menjawab, "Abang pengen tahu bagaimana kabarnya sekarang? Dia itu adik kelas Abang di SMP Utara. Dia dikenal sebagai siswa teladan kesayangan guru, sayangnya Abang belum pernah bertemu sama dia karena selalu disibukkan dengan kegiatan ekskul dan lomba. Selama 2 tahun SMP itu aku menyesal karena terlalu lamban."
"Apa sekarang dia masih menjadi perhatian orang?" Tanya Kenma
"Ya, dia menjadi pusat perhatian warga sekolah. Sejak masa pengenalan sekolah, malah, karena pernah membantu Bibi kantin. Pertama kali aku melihat Shoyo dari jauh itu... Aku sudah merasakan benih-benih cinta." Jawab Sanko puitis membuat Kenma jijik mendengarnya.
"Lalu aku berdoa supaya satu kelas dengannya, and voila! Doaku terkabulkan! Dia duduk tepat di belakangku. Aku bahkan berani mengajaknya berkenalan lebih dulu. Dia benar-benar manis! Dilihat dari dekat dia seperti sebuah jeruk yang lucu." Tambahnya semakin membuat Kenma merasa iri.
Dia beneran ingin satu sekolah sama Shoyo, tapi Papanya tidak mengizinkan itu. "Apa aku harus berbuat nakal, lalu dikeluarkan dari sekolah?–gak deh, jangan aneh-aneh! Selain dikeluarkan dari sekolah, aku juga bakal dikeluarkan dari kartu keluarga." Batinnya
"Dek, Minggu depan ajak dia mampir kesini, ya" pinta Kenma kali ini dia benar-benar memohon pada Adiknya. Cuma ini jalan satu-satunya agar dia bisa mengenal Shoyo.
"Ya kalau dia mau–"
"Pasti mau!" Sela Kenma, kemudian menunjukkan kalender didepan wajah adiknya, "seminggu lagi adalah hari ulangtahun mu."Seketika mereka melompat ria diatas kasur. Tak sabar menantikan ulang tahun Sanko yang akan mengundang Shoyo untuk pertama kalinya.
"Btw, orang biasa kayak Shoyo kira-kira cocok gak ya makan-makanan western? Biar dia gak terlalu canggung mau makan apa, kasihan dia nanti planga-plongo" celetuk Kenma
Mereka kembali berpikir, "oh!" Seru Sanko
"Kita buat amakanan yang dijual kantin aja. Tadi siang dia makan Mie ayam pake garpu. Gak pake sumpit." Usul Sanko disetujui. Sekarang tinggal meminta pada Maid mereka untuk memasakkan menu khusus Shoyo nanti.
°°°°°
Besoknya di sekolah, Shoyo meminta maaf atas sikapnya yang tidak mendengarkan mereka berdua, kemarin pas pulang sekolah. Disaat yang bersamaan, Sanko memberikan undangan aesthetic kepada Shoyo dan Atsumu.
Saat Shoyo melihat bentukan undangan itu, dia menebak, "dia pasti anak orang kaya"
"Datang, ya" pinta Sanko
"Sudah pasti lah" jawab Atsumu, "iya, kan, Sho-chan"Dengan gugup Shoyo memberikan lagi undangannya pada Sanko, menimbulkan pertanyaan diotak mereka.
"Terimakasih sudah mengundangku, tapi maaf, aku gak bisa datang" kata Shoyo menyesakkan Sanko
"Kenapa? Jangan gitu lah, ayo datang!" Pinta Atsumu memaksa, merebut undangan itu dan memasukkannya kedalam tas Shoyo.
"Harus ikut!" Paksanya
"Aku gak bisa, Tsumu" ucap Shoyo masih bersikeras"Kamu gak perlu kasih dia kado, cukup datang aja. Disana juga makannya prasmanan."
"Justru itu! Aku gak bisa makan pake tata cara table manner!"
Mereka terdiam mendengar alasan Shoyo yang diluar dugaan. Memang benar, Shoyo kan dari kalangan menengah ke bawah. Dia tidak pernah diajarkan tata cara table manner apalagi diundang ke acara Ulangtahun anak Sultan.
Apalagi, sempat dia membaca isi undangan itu ada keterangan yang tertuliskan : diharuskan memakai pakaian semi formal dan undangan wajib dibawa untuk di tukarkan dengan hampers.
"Acara besar anak orang kaya memang berbeda." Pikirnya.
"Datang ya, Sho" pinta Sanko dengan suara dielu-elukan. Berharap Shoyo mau menerima undangannya.
Akhirnya, Shoyo pun mau. "Tapi aku gak punya baju semi formal"
"Kamu pakai baju biasa aja boleh kok" ujar Sanko agar Shoyo tidak merasa minder dan canggung di acara ulangtahun nya nanti.
Walaupun Sanko berkata demikian, tetap saja Shoyo masih dirundung rasa malu seperti dulu. Ketika teman alumninya itu mengajaknya ke pesta, dan dia memakai baju seadanya, dia dipermalukan di tengah acara tersebut. Berakhir diusir dengan tubuh basah kuyup karena di siram jus. Harapannya, di acara kali ini dia tidak lagi mengalami hal yang sama.
°°°°°
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/308553320-288-k641741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebutan Jeruk {Hinata Shoyo} [END]
FanficKetika mereka yang berduit menginginkan jeruk jelata