Bagi 2

2.6K 110 4
                                    

Hinata Shoyo, ialah siswa SMA Batu Bekel kelas 10. Lahir dari keluarga sederhana, bodoh dibidang sejarah, aktif dibidang olahraga. Anak pertama dari dua bersaudara, memiliki seorang adik perempuan bernama Hinata Natsu yang sudah masuk sekolah kelas 7 SMP Batu Bata.

Dia laki-laki yang berpostur pendek, tubuh ramping, rambut yang nyentrik karena warnanya yang cerah; secerah masa depan Murid-murid disana. Dia anak yang periang dan mudah bergaul dengan siapa saja. Memiliki phobia orang bertubuh tinggi besar, sebab dia pernah bermimpi Genderuwo mengejarnya memakai kolor pink, dengan wajah merona.

"Hinata Shoyo, salam kenal!" Serunya dibarengi senyum khasnya yang merekah. Memanah hati para gadis dikelasnya.

Ini adalah hari pertamanya sebagai siswa kelas 10, dan dia sudah menarik perhatian semua orang di sekolah. Baik laki-laki maupun perempuan. Baik Guru maupun warga sekolah yang bekerja disana.

Selain periang, dia adalah anak teladan yang suka tolong-menolong, suka menyapa, berbagi permen di setiap meja kelasnya, dan suka membantu Bibi Kantin.

"Hai, aku Kozume Sanko, salam kenal, Shoyo" ucap gadis yang duduk di depan Shoyo. Gadis itu cantik, rambut hitam panjang, dan warna mata kuningnya yang tajam seperti kucing, membuatnya kagum. Dan jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Salam kenal, Sanko" balas Shoyo menjabat tangan halus Sanko dengan perasaan senang. Jantungnya berdegup kencang melihat Sanko tersenyum lebar padanya. Dapat dia rasakan wajahnya memanas sekarang.

Tengah pelajaran, sebuah buntalan kertas hinggap di atas mejanya. Kepalanya celingukan mencari siapa yang melemparinya kertas itu.

Ketemulah seorang laki-laki berambut kuning; yang duduk dibangku baris pertama* nomor 3, tersenyum menggodanya, tangannya mengisyaratkan untuk segera membuka kertas itu.(Baris pertama* : dekat sama pintu kelas).

[Hai, aku Miya Atsumu. Nanti ke kantin bareng, yuk! Tapi jangan sampai Sanko mengajakmu, ya]

Begitulah isinya.

Shoyo hanya mengode dengan telunjuk dan jempol yang saling menempel alias 👌. Dari tempat duduknya dia lihat Atsumu bersuka ria atas ajakannya yang diterima. Menimbulkan kegaduhan membuatnya terpaksa menjawab soalan fisika didepan kelas.

Tiba jam istirahat makan siang, Sanko mengajaknya ke kantin bareng. Tapi karena sudah berjanji, Shoyo pun berangkat ke kantin bersama Atsumu.

Lidah Atsumu menjulur keluar—mengejek Sanko yang gagal mengajak Shoyo. Dia pun membalas Atsumu dengan jari tengah. Menyusul mereka berdua dari belakang.

"Lu ngapain ikutan, sih?" Protes Atsumu pada Sanko yang duduk disamping Shoyo.

"Gue mau ngawasin elu, lah. Jangan sampai Shoyo tertular otak mesummu itu." Jawab Sanko dengan santai, tidak peduli diomeli Atsumu.

"Dengar ya, Shoyo. Kamu harus hati-hati sama dia. Aku kenal dia sejak SMP, jadi percayalah, kalau dia ini mesum. Menjijikkan." Pesan Sanko untuk Shoyo supaya dia lebih waspada pada Atsumu.

Laki-laki rambut kuning itu tak terima disebut mesum, padahal di masa SMP dia hanya pernah memata-matai cewek Madona sekolah pas pelajaran olahraga.

"Kalian sahabatan?" Tanya Shoyo
"Ogah, gua sahabatan sama dia" jawab mereka serempak, sedikit mengagetkannya sampai dibuat tersedak daging ayam.

Atsumu dan Sanko saling meminta maaf sudah membuat orang yang mereka incar tersedak. Setelah Shoyo baikan, mereka berdua saling menyalahkan.

Meja pojokan itu menjadi ribut gara-gara mereka berdua. Beruntung penjaga ketertiban kantin sedang tidak masuk, jadi mereka tidak mendapat peringatan.

Bel masuk 10 menit lagi berbunyi, mereka segera kembali ke kelas. Sebelum itu, Shoyo mampir ke toilet sebentar untuk membuang isi perutnya. Baru mau membuka pintu toilet, seorang bertubuh tinggi besar menghadangnya.

Seluruh tubuhnya tiba-tiba kaku dan gemetar, tatapan menindasnya membuat bulu kuduknya berdiri. "M-maaf" ucapnya tergagap lalu segera masuk sambil menundukkan kepalanya.

Dikelas, Atsumu dan Sanko masih menunggu Shoyo yang belum juga kembali. 2 menit lagi bel masuk berbunyi. Tak lama kemudian, Shoyo datang dengan wajah pucat membuat mereka khawatir. Tak sempat mereka bertanya, sebab bel sudah berbunyi bersamaan dengan datangnya guru Bahasa Inggris.

°°°°°

Bersambung

Rebutan Jeruk {Hinata Shoyo} [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang