15

407 43 0
                                    

[Ayah, aku menginap dirumah temanku—Hinata, malam ini. Besok jemput aku pagi-pagi.]

Tn. Mouri mengernyit saat mendapat pesan dari anaknya yang berani menginap dirumah Shoyo. Dia mengadukan ini pada Kakeknya atas kelakuan cucu manjanya.

Tn. Kazuyo hanya tertawa sambil menggelengkan kepala. Beliau menganggap tingkah Kageyama ini adalah hal wajar. Maklum karena dia tidak punya seorang teman, makanya saat mendengar Kageyama menyebut Shoyo sebagai temannya adalah satu keajaiban untuknya.

"Seorang Tobio sudah mendapatkan teman. Harusnya, kau bangga akan hal itu, Mouri" komen Tn. Kazuyo untuk anaknya yang cuma bisa menghela nafas.

°°°°°

Kamar Shoyo, Ayumi duduk bersila berhadapan dengan Kageyama. Memulai cerita kenapa dia tidak ingin Shoyo berteman dengan anak kalangan papan atas.

"Sebelumnya, Tante minta maaf karena ucapan Tante tadi agak menyakitimu. Tante jadi seperti itu gara-gara perlakuan alumni teman-temannya Shoyo yang merendahkan kami sebagai orang biasa. Mereka yang berasal dari keluarga terpandang, seenaknya mempermalukan Shoyo sampai mencelakainya"

"Mencelakai?"

Shoyo kemudian menunjukkan bekas lukanya yang dimana Kageyama dan teman-teman Kenma mengetahuinya.

"Ini luka tusukan yang aku dapat dari mereka bertiga itu"

"Kau bilang itu karena kecelakaan" ujar Kageyama masih tidak percaya

"Aku berbohong. Lagipula waktu itu kita baru kenal, untuk apa aku memberitahu kalau ini dari tusukan oleh teman sendiri?"

"Sejak kejadian ini, Tante melarang Shoyo untuk berteman dengan orang-orang dari kalangan papan atas. Tapi siapa sangka, dia akan kembali bertemu dengan orang-orang seperti kalian. Sempat aku menyuruh Shoyo untuk menjauhi kalian demi kebaikannya, tapi dia memilih untuk sekali lagi memercayainya."

"Setelah aku lihat sendiri, sepertinya kalian memang berbeda dengan teman-teman alumninya."

Ayumi tersenyum tulus pada Kageyama dengan mata berkaca-kaca. "Terimakasih, sudah memperlakukan Shoyo layaknya teman."

Kageyama tidak berkutik sama sekali. Dia hanya mampu membalas terimakasih Ibunda Shoyo dengan ucapan yang sama.

"Selain aku, teman-temanku juga sangat senang berteman dengan Hinata. Dia orang yang menarik, sangat menyenangkan mengobrol dengannya."

Shoyo dibuat malu dengan ucapan Kageyama. Wajahnya kian bersemu bagai kepiting rebus. "Jangan memujiku seperti itu" dumelnya.

"Untuk sekarang semoga kalian mau menerima Shoyo apa adanya." Pesan Ayumi sebelum kemudian ia berdiri untuk pergi ke kamar Natsu, "cepat tidur, ya. – Shoyo kamu tidur di kamarnya Ibu saja"

"Iya", Shoyo segera mengambil selimutnya dan pindah. "Selamat malam, Kageyama"

Temaramnya lampu tidur masih belum mampu menidurkan Kageyama. Dia masih kepikiran dengan cerita Ibunda Shoyo. Lalu menyeringai karena merasa berhasil bisa berkesempatan untuk menginap disini.

Sambil mengetikkan tweet di akun privasinya, sengaja ingin membuat circle-nya merasa iri padanya. Terutama Kenma, Sanko, dan Atsumu. Mereka bertiga paling heboh mengetahui Kageyama menginap dirumah Shoyo.

Suara notifikasinya bersahut-sahutan meramaikan kamar yang sunyi itu. Sampai kedua tangannya ceroboh menjatuhkan ponselnya dibawah kasur.

Dibawah kolong yang cukup gelap, tidak menutup pandangan Kageyama yang melihat Figura seorang Pria paruh baya mendekap seseorang.

Dengan lancang dia mengambil figura yang tidak tertata rapi itu.

Dia terkejut dengan apa yang dia lihat.

Pria tua yang dia yakini Kakeknya itu memeluk bahu seorang Pria berperawakan seperti Shoyo.

Dia menebak, kalau orang itu adalah Ayah Shoyo. "Apa Kakek kenal Ayahnya Shoyo?" Gumamnya seraya mengambil potret foto itu di ponselnya, sebagai alat untuk meminta penjelasan pada Kakeknya.

Dia taruh lagi Figura itu ke tempat asalnya sambil meminta maaf atas kelancangannya.

°°°°°

Pagi-pagi buta sekitar pukul 5, Kageyama sudah bersiap menunggu jemputan dari sopir pribadinya. Berterimakasih pada Ibunda Shoyo karena sudah mengizinkannya untuk menginap.

"Hati-hati dijalan" seru beliau dan Shoyo bersamaan.

Setelah menjauh, Ayumi berhadapan dengan Anaknya, "tetap hati-hati ya, Sho. Kita tidak pernah tahu kapan dia berubah."

"Aku yakin dia orang baik. Kenma, Sanko, Atsumu, dan lainnya juga. Mereka semua berbeda dengan Suna dan gengnya." Jawab Shoyo dengan yakin.

Ayumi tersenyum kaku, dia senang tapi juga khawatir. Entah kenapa semalaman dia merasa gusar, tidak bisa tidur sama sekali. Namun kiranya dia juga harus percaya pada anaknya.

"Iya, Ibu hanya masih takut dengan kejadian yang menimpamu" ujarnya dengan senyum kecut kemudian kembali masuk ke rumahnya, setelah Shoyo mengunci pintu.

°°°°°

Sesampainya Kageyama dirumahnya, dia langsung menuju kantor Kakeknya. Menunjukkan foto yang dia ambil kemarin malam dan berkata, "apa hubungan Kakek dengan Alm. Ayah Hinata?"

Sang kakek tentu terkejut melihat cucunya mendapatkan foto itu. "Darimana kau dapatkan ini? Apa kau lancang melihat-lihat isi rumahnya dan diam-diam memotretnya?"

"Aku tidak sengaja melihatnya dibawah kolong kasur, saat ponselku jatuh disana. Jelaskan, Kek!" Cela Kageyama sedikit meninggikan suaranya.

Tn. Kazuyo menarik nafas perlahan sebelum menjelaskan kepada cucunya ini. Dia keluarkan buku album yang sudah lama dikunci di lemari Arsip Trainee dan debut tahun 1996 - 2012.

Sudah beliau tebak Kageyama akan terkejut mengetahui Ayah Shoyo adalah Mantan Trainee dan Idol di Agensi mereka.

°°°°°

Bersambung...

Rebutan Jeruk {Hinata Shoyo} [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang