Dibawah temaramnya lampu taman, duduk dengan antengnya seorang cucu Presdir Agensi JB Ent. Yang menanti kedatangan seseorang, yakni Hinata Shoyo.
Setelah pesta ulang tahun Sanko, dia bergegas mencari tahu asal-usul Shoyo yang dibantu oleh Pengurus Tata Usaha sekolahan Shoyo, dari biodata sampai latar belakangnya melalui website sekolahnya dan Narasumber kepercayaan nya.
Pada malam ini, dia mengirim pesan ke Shoyo untuk bertemu dengannya di Taman. Alasannya, karena dia hanya ingin seorang teman yang mau menemaninya jalan-jalan.
Sejak pertama bertemu dengan Shoyo, dia merasakan kenyamanan berbincang dengannya. Tidak seperti teman-teman semasa SMP-nya yang menjauhinya karena dia cucu Presdir Agensi.
Selain itu, wajahnya yang cuek dan cara bicaranya yang angkuh membuat dia sulit mendapatkan seorang teman.
"Kageyama" sapa si jeruk mungil yang baru sampai dengan kaos dan celana panjang biasa, tapi dengan wajah manis Shoyo, kaos biasa itu bisa menjadi bernilai tinggi.
"Imut" gumam Kageyama tanpa ia sadari
"Kau bilang sesuatu?" Tanya Shoyo memiringkan kepalanya, semakin membuat jantung Kageyama berdetak kencang
"Gak, gak ada apa-apa" jawabnya berpaling muka, menyembunyikan wajahnya yang sudah bersemu merah
Shoyo mengedikan bahu lalu duduk disamping Kageyama, "darimana kau dapatkan nomorku? Apakah Kenma yang memberikannya?"
Kageyama berdeham sebentar sebelum menjawabnya, "bukan. Aku mencarinya sendiri alias stalking"
Cukup kaget mendengar pengakuan Kageyama, padahal biasanya orang kalau stalking tidak akan jujur.
"Pengurus Tata Usaha di sekolahmu itu kenalanku, jadi aku meminta tolong padanya." Tambahnya
"Kau ini orangnya blak-blakan atau emang gak bisa bohong, sih?" Ucap Shoyo keheranan.
"Huft, lalu kenapa kau memanggilku kemari?" Tanyanya
Kageyama mendongak ke langit malam, kemudian beranjak dari duduknya. "Ikut aku jalan-jalan sebentar. Kita ngopi di Coffeine"
"Ha! Kau mengajakku ke Kafe branded itu, sementara pakaianku kayak gini? Aku aja gak bawa uang sama sekali" protesnya atas ajakan mendadak cucu kesayangan Presdir Kazuyo.
"Aku yang traktir, lagipula wajahmu itu sudah seperti Idol, gak akan ada yang memandang rendah dirimu apalagi kalau berdiri disampingku. Cucu kesayangan Presdir Kazuyo ini." Ucapnya menyombongkan diri.
Shoyo menjadi geli melihat kepercayaan diri Kageyama yang terlalu tinggi itu. Akhirnya, mau tidak mau dia menerima ajakan Kageyama ke kafe branded yang belum pernah dia pijaki.
°°°°°
Kafe Coffeine –yang didirikan oleh Shinsuke, dari luar sudah nampak sekali pengunjung remaja dan dewasa dengan gaya busana modern ala western.
Kafe itu didirikan untuk semua kalangan orang. Tidak memedulikan kasta mereka, darimana mereka berasal, atau seberapa kayanya orang tua mereka.
Harga terjangkau, sangat worth it dengan bahan-bahan alami dari kebun kopi milik Keluarga Kita.
Dari luar pintu masuk saja, Shoyo sudah dapat mencium aroma kopi yang nikmat. Tenggorokannya sudah berkali-kali menelan ludah, ingin mencicipi rasa kopi branded ini.
"Ayo, masuk" ajak Kageyama menarik tangan Shoyo.
Baru selangkah memasuki Kafenya, semua pengunjung dan pekerja disana memandangi mereka berdua. Siapa yang menyangka Cucu Presdir Kazuyo akan datang ke Kafe itu sambil menarik tangan Shoyo, yang dianggap sebagai calon trainee di Agensinya.
Sambutan dari para Pekerja disana juga amat sangat menghormatinya sampai mereka berbaris rapi didepan pintu masuk. Mengantarkan mereka berdua duduk ditempat yang sudah disiapkan.
Fan service yang dilakukan Pekerja Coffeine sudah seperti di Hotel-hotel bintang 5. Shoyo cuma bisa terdiam dengan perlakuan istimewa itu, dia merasa tersanjung seperti seorang yang punya peranan penting.
"Selamat datang di Coffeine, Kageyama dan Shoyo" sambut Shinsuke dengan seragam kerja Coffeine. Dia sengaja berpakaian begitu hanya untuk melayani Kageyama dan Shoyo yang datang ke kafenya.
Dia sedikit terkejut kalau Kageyama bisa bersama Shoyo dan mengajaknya kemari. Segitunya ingin teman sampai stalking, ya. Batin Shinsuke.
Beruntung Shoyo tidak merasa takut ataupun marah karena tindakannya. Shoyo memang baik. Atau terlalu baik?
"Silakan dinikmati" ucapnya dengan hormat. Anak dari Juragan Sawah itu kembali ke dapur untuk membantu anak buahnya.
Sambil menikmati kopi branded yang sudah lama diidamkannya, Shoyo tidak bisa menahan rasa nikmat kopi itu hingga semua pengunjung disana memerhatikannya. Ada yang menyetujui review-nya, ada pula yang menganggap Shoyo norak.
"Oh, kau Shoyo, kan?" Sapa seorang laki-laki berponi belah tengah, bersama dengan 2 temannya. "Lama tak jumpa"
Kageyama merasa aneh dengan sikap Shoyo yang terlihat ketakutan. Dia berfirasat jika 3 orang ini ada hubungannya dengan Shoyo.
°°°°°
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/308553320-288-k641741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebutan Jeruk {Hinata Shoyo} [END]
FanficKetika mereka yang berduit menginginkan jeruk jelata