5. Pertemuan Rahasia?

655 27 0
                                    

"Ada hal yang mungkin tak bisa dipaksakan, namun bisa kita perjuangkan. Tahu apa? Itu cinta."

🎸🎸🎸


Dua jam sudah Zebira habiskan untuk latihan bersama Reval, dan Neira. Sebelum mereka akan pulang, mereka memilih bersantai terlebih dahulu sembari minum. Kecuali Reval yang sedang keluar mencari makan karena lapar.

"Kita keren tahu," puji Zebira dengan wajah berserinya.

"Ya meski cuman band yang enggak resmi," jawab Neira.

"Belum resmi, Neira. Nanti juga resmi kok. Jangan pesimis dong," balas Zebira semangat karena dia yakin band yang beranggotakan dirinya ini memang sekarang hanya band pengganti namun suatu saat nanti band ini akan menjadi band resminya anak musik SMA Putih Abu.

"Iya sih, tap—"

"Ada Kenan di depan!" potong Reval yang tiba-tiba muncul dari luar. "Katanya nunggu lo, Ra."

Zebira mengernyit. "Gue? Yang bener?" tanyanya heran.

Reval mengangguk mantap. "Bener. Gue juga enggak percaya sih awalnya, tapi ini nyata, Ra. Mungkin jawaban atas sepertiga malam lo."

Neira terkekeh kecil sebelum akhirnya berkata, "Buru, Ra. Kesempatan langka."

Meski kesal karena diledek oleh Reval, Zebira akhirnya segera bergegas menuju luar ruang musik. Agak ragu memang, tapi nyatanya saat dirinya keluar ruang musik dia menemukan sosok Kenan yang tengah menatapnya.

"L-lo nunggu gue?" tanya Zebira gugup.

"Ayo pulang," ucap Kenan dingin. Pria itu memang tak pernah berubah. "Hari ini lo harus pulang ke rumah," lanjutnya.

Zebira paham. Mungkin Cassy menceritakan masalahnya semalam pada Kenan, dan Cassy berhasil membangunkan jiwa simpati pria itu.

Zebira tersenyum tipis. "Thanks ya, Nan. Gue jadi ingat aja sama masa kecil kita yang emang enggak sebanyak, seindah, atau seistimewa lo sama Reina, tapi gue selalu ingat saat lo selalu jadi orang yang nenangin gue kalau gue sedih karena bunda. Dulu lo selalu bilang kalau gue enggak boleh nangis karena bunda udah bahagia di surga."

Zebira menjeda ucapannya. Gadis itu menatap lekat mata jernih Kenan. Mata itu memang tak pernah menatapnya hangat layaknya Kenan pada Reina atau yang lain, tapi Zebira bahagia bisa sedekat ini lagi dengan Kenan.

"Lo boleh nolak gue berkali-kali, Nan. Gue juga paham cinta enggak bisa dipaksakan, tapi lo tahu gue akan terus berjuang karena cuman sama lo, gue ngerasa kalau gue udah ketemu sama orang yang tepat. Gue enggak tahu kapan lo bisa buka hati, tapi gue yakin akan ada saatnya meski ya enggak sekarang," lanjut Zebira.

Kenan menghela napasnya. Kenapa Zebira harus menunjukkan sisi lemahnya. Kenan benci itu karena Kenan tak suka melihat Zebira bersedih.

"Lo kuat, Ra," ucap Kenan yang pada akhirnya tak bisa menyembunyikan rasa empatinya, tak lupa elusan singkat ia berikan kepada Zebira tepat di puncak kepalanya. "Sekarang ayo pulang!"

Zebira yang tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya itu pun lantas tersenyum lebar.

Nan, nikahin aku!

***

"BIBI!!!"

Bi Mirna, ART di kediaman Raharja, cukup terkejut karena pelukan Zebira yang tiba-tiba.

"Zebira lagi seneng, Bi," ujar Zebira riang sembari melepas pelukannya.

Bi Mirna menatap heran sang majikan. "Ada apa atuh, Non? Bibi hampir aja jantungan."

Monachopsis [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang