"Perasaan ini sudah terlalu lama aku simpan, maka kan ku pastikan bahwa perasaan ini akan segera tersampaikan."
🎸🎸🎸
Kala itu, usia Kenan masih enam tahun. Pria kecil nan lugu itu terlihat tampan dengan kemeja juga celana jeans yang mamanya pakaikan. Mamanya bilang hari ini, dia akan datang ke acara ulang tahun seseorang.
"Yang ulang tahun itu yang lagi berdiri di depan kue," ujar Diana, sang mama membuat Kenan menoleh ke arah kue. Di sana ada sosok gadis mungil dengan dress putih yang cantik.
"Aku enggak tahu dia, Ma. Dia siapa?" tanya Kenan.
"Namanya Zebira, anaknya om Zemi."
Itulah kali pertama Kenan tahu sosok Zebira. Si gadis cantik yang ternyata tak punya mama. Kenan kadang bertanya mengapa bisa gadis sekecil dirinya bisa ditinggal mamanya. Namun, mama Diana bilang jika Allah lebih sayang pada mamanya Zebira maka oleh sebab itu mama Zebira sudah tiada.
Hari itu pun menjadi hari pertama dirinya bisa berfoto dengan Zebira. Hari pertama juga hari terakhir untuknya. Zebira yang sedang ulang tahun memang diwajibkan untuk foto dengan ke-tiga teman sebayanya yang merupakan anak dari sahabat ayahnya; Kenan, Cassy, dan Reina.
Setelah hari itu, Kenan tak bisa lagi melihat sosok Zebira. Saat bertanya pada mamanya ternyata Zebira tak tinggal di Jakarta. Gadis itu hanya akan ke Jakarta saat libur sekolah saja.
Sampai akhirnya, libur kenaikan kelas pun tiba. Kenan kembali bertemu gadis itu. Namun, kali ini Zebira kecil tengah menangis sembari memeluk foto.
Kenan kecil berinisiatif untuk mendekatinya. "Kamu kenapa?" tanya Kenan membuat Zebira mendongak dengan wajah sembabnya.
"Aku kangen sama bunda," jawab Zebira.
"Bunda kamu udah di surga," kata Kenan. Mamanya juga yang bilang begitu padanya.
"Surga itu tempat yang indah, ya? Bunda bahagia di sana?" tanya Zebira dengan mata yang sedikit berkilau seperti kesedihannya sedikit punah.
Kenan mengangguk. "Iya. Surga itu indah sekali. Mama bilang orang-orang baik nantinya akan tinggal di sana selamanya. Mama juga bilang kalau bunda kamu itu orang baik."
"Gitu, ya?"
Kenan mengangguk. "Jangan sedih lagi. Ada aku yang bakalan nemenin kamu di sini."
Perlahan Zebira tersenyum manis membuat Kenan ikut menyunggingkan senyumnya. Akhirnya Zebira sudah tak bersedih lagi.
Sejak hari itu, mereka berteman baik meski di liburan selanjutnya mereka terlihat canggung mungkin karena waktu yang terlalu lama memisahkan keduanya. Meski begitu, Zebira selalu ingat jika Kenan adalah temannya. Teman yang membuatnya tahu jika bundanya sudah bahagia di surga sana.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Kini, Kenan berusia lima belas tahun. Pria itu akan masuk ke SMA. Kenan telah berhasil menyelesaikan masa SMP-nya.
"Iya, Zebira bakalan sekolah SMA di sini."
Deg.
Zebira? Sekolah di sini? Apa iya?
"Zemi yang bilang kok, Na. Katanya Zemi mau menetap lagi di Jakarta."
"Kalau iya aku ikut senang dengarnya."
Kenan tersenyum mendengar kabar itu. Hatinya mendadak bahagia karena kabar itu. Kenan tak tahu apa, tapi yang pasti Kenan selalu menanti sosok gadis kecil yang fotonya ada di meja belajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis [ Completed ]
Novela Juvenil#PamungkasAgasaDKKSeries+GenerasiAgasaDKKSeries Kehilangan sosok bunda sejak dirinya dilahirkan bukanlah hal yang mudah untuk Zebira lalui. Bergelimang harta tak lantas cukup untuk menggantikan sosok bundanya yang telah pergi. Belum lagi cintanya ya...