"Yakinlah orang yang paling kau cinta adalah alasan paling sering membuat kalian meneteskan air mata."
🎸🎸🎸
Pekan Seni yang menjadi acara tahunan anak-anak seni SMA Putih Abu diselenggarakan hari ini. Semua panitia sudah siap tak lupa perlengkapan acara seperti tenda, panggung, stand para sponsor pun sudah menghiasi lapangan SMA Putih Abu yang cukup luas.
Zebira, Neira, dan Reval yang akan tampil ketiga setelah pertunjukan tari dan teater pun sudah stand by di belakang panggung.
Sebelum acara penampilan dari anak-anak seni tentu ada beberapa acara pembukaan yang akan dipimpin oleh MC dari kelas dua belas.
Acara demi acara telah terlewati, kini giliran tim tari yang naik ke atas panggung untuk memberikan persembahan mereka. Terdengar teriakan juga suara tepuk tangan saat tim tari menginjakkan kaki di panggung.
Suara tak kalah heboh pun kembali terdengar saat tarian dimulai. Tentu hal itu membuat Zebira semakin gugup. Dia takut. Takut salah, takut tak bisa memberikan yang terbaik.
Reval yang menyadari itu pun berjalan mendekat pada partnernya itu. "Santai aja, Ra. Kita pasti bisa."
Zebira tersenyum tipis. "Lagi diusahakan."
"Mau gue panggil Kenan buat kasih semangat?" tawar Neira.
"Enggak deh," jawab Zebira tak bersemangat. Tak seperti biasanya.
"Lagi ada masalah ya?" tanya Reval.
Zebira mengedikkan bahunya acuh. "Males bahasnya. Udahlah."
"Oh oke," ujar Reval. Dia cukup paham jika Zebira benar-benar tak ingin membahas gebatannya itu.
"NAH JADI GIMANA KALIAN SUKA ENGGAK SAMA PENAMPILAN TIM TARI KITA?"
Suara MC terdengar membuat ketiga sadar jika tim tari sudah menyelesaikan tampilan mereka.
"SUKA!!!" Para penonton menjawab dengan begitu kompaknya.
"KITA LANJUT KE TEATER MAU?"
"MAU!!!"
"OKE, MARI KITA SAMBUT TIM TEATER SMA PUTIH ABU!!!"
"HUUUUUU!!!!"
Prok! Prok! Prok!
Lagi-lagi sambutan penonton pecah. Mereka terlihat antuasias. Wajar memang karena acara ini hanya ada satu tahun sekali.
"Kalian siap, 'kan?" tanya Zio, ketua ekskul seni SMA Putih Abu.
Zebira, Neira, dan Reval mengangguk. "Siap, Kak!"
"Oke, gue percaya sama kalian. Bahkan semua anak seni percaya sama kalian. Kalian enggak usah gugup. Cukup enjoy dan berikan apa yang selama ini udah kalian latih," ujar Zio menasehati.
"Baik, Kak. Thanks ya."
Zio mengangguk. "Sama-sama. Good luck!"
***
Setelah menunggu beberapa menit kini saatnya band yang beranggotakan Zebira, Reval, dan Neira pun mendapatkan gilirannya untuk tampil.
Saat ketiganya dipanggil sampai selesai mempersembahkan lagu pertama tak henti-hentinya suara penonton yang begitu antusias mengiringi mereka.
Zebira dapat menghela napasnya lega saat lagu pertama telah usai. Kini ada jeda untuk Reval kembali menyapa penonton.
"Gimana kalian suka sama lagu pertama?" tanya Reval.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis [ Completed ]
Novela Juvenil#PamungkasAgasaDKKSeries+GenerasiAgasaDKKSeries Kehilangan sosok bunda sejak dirinya dilahirkan bukanlah hal yang mudah untuk Zebira lalui. Bergelimang harta tak lantas cukup untuk menggantikan sosok bundanya yang telah pergi. Belum lagi cintanya ya...