"Ikhlas menerima semuanya adalah kunci bahagia yang sesungguhnya."
🎸🎸🎸
Keputusan Zebira yang setuju akan pernikahan Zemi dan Bianca membuat Zemi dan Bianca tak ingin mengulur waktu untuk mempersiapkan semuanya. Sebenarnya jika masalah baju mereka sudah menyiapkan jauh-jauh hari bersama dengan Diana sebagai designer-nya. Jika masalah WO tentu memakai WO mendiang orangtua Bianca yang kini diambil alih oleh sang kakak, Kevin.
"Hari Minggu terakhir di bulan ini," ucap Zemi final.
"Tiga Minggu untuk persiapan. Cukup sih," ucap Bianca.
Keduanya sedang berdiskusi dengan Kevin dan istrinya, Alya. Hanya mereka keluarga yang tersisa dari kedua belah pihak. Zemi sudah tak mempunyai siapa-siapa lagi.
"Gue ada pekerjaan di akhir tahun, Bang. Tempatnya di Bali. Biar gue bisa tenang gue mau pernikahan udah dilaksanakan. Zebira juga udah setuju. Dia cerita dia pengin segera punya mama sama abang," ucap Zemi pada Kevin. Keduanya memang cukup dekat jadi gaya bicaranya pun terbilang santai.
Kevin mengangguk. "Gue senang dengernya."
"Kak Alya juga senang. Kalian yang langgeng ya. Saling mengisi satu sama lain. Bahagiakan diri dan anak-anak kalian nanti," ujar Alya memberi wejangan untuk kedua calon pasangan itu.
Bianca tersenyum. "Iya, Bang. Iya, Kak. Doakan ya."
"Gue janji akan jadi suami dan ayah yang baik untuk keluarga gue nantinya, Bang, Kak," ucap Zemi.
Kevin menepuk pundak Zemi. "Gue percaya itu."
"Bianca mau pernikahan ini cuman kita-kita aja dan tanpa resepsi. Cukup akad di masjid setelah itu foto-foto dan selesai."
Bianca tak lagi mengharapkan pesta mewah di pernikahannya. Cukup akad dan kebersamaan bersama keluarga juga sahabatnya saja.
"Zemi setuju?" tanya Alya.
Zemi mengangguk. "Kita udah ngobrol soal ini kok. Lagian yang terpenting dari pernikahan itu akadnya. Terlebih kita udah enggak muda lagi."
Kevin dan Alya mengangguk paham.
"Masalah baju Diana bisa diandalkan. Cuman kebaya putih yang aku mau dan jas buat cowoknya. Semua ceweknya pakai kebaya putih. Aku mau serasi semuanya," ujar Bianca mengutarakan keinginannya lagi.
"Oke. Abang jamin pernikahan kalian akan indah meski sederhana," ucap Kevin menyanggupi keinginan adiknya itu. Persetujuan Kevin kali ini menjadi akhir dari diskusi tentang pernikahan Bianca dan Zemi.
***
"Jadi, Bang Atta yang jemput aku."
Atta mengangguk. "Iya, Zebi. Mama bilang Abang harus jaga kamu mulai sekarang dan seterusnya."
Zebira tersenyum bahagia. Hatinya menghangat mendengar itu. "Makasih ya, Bang."
Gaya bicara keduanya pun sudah diubah karena mereka ingin saling menghargai sebagai calon adik kakak nantinya.
"Kenan bareng aja sama kita!" ujar Atta sedikit berteriak tatkala melihat Kenan keluar dari area sekolah.
Zebira kontan menatap ke arah Atta. "Bang."
"Kenapa?" tanya Atta.
Zebira menghela napasnya sebelum akhirnya menggeleng. Baiklah sepertinya dia harus ikhlas berdekatan dengan Kenan hari ini. "Enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis [ Completed ]
Fiksi Remaja#PamungkasAgasaDKKSeries+GenerasiAgasaDKKSeries Kehilangan sosok bunda sejak dirinya dilahirkan bukanlah hal yang mudah untuk Zebira lalui. Bergelimang harta tak lantas cukup untuk menggantikan sosok bundanya yang telah pergi. Belum lagi cintanya ya...