26. Tahun Baru Dengan Luka

557 26 3
                                    

"Ternyata benar, bukan aku yang kamu mau selama ini."

🎸🎸🎸

Reina, Kenan, dan Cassy bertamu seolah semuanya tak ada masalah bahkan Zebira bertingkah baik-baik saja meski sesekali gadis itu menghindar dan enggan untuk buka suara. Anika, Arkan, dan Atta pun menyadari ada yang aneh namun mereka memilih bungkam saja.

"Mama sama papa enggak jadi ke sini," ucap Anika pada sang adik, Arkan.

"Lho? Kenapa?"

"Katanya mama sama papa kita have fun aja. Acara anak muda."

Arkan berdecak kesal. "Modus tuh si papa. Dasar. Mentang-mentang anak-anaknya udah gede."

"Udahlah, Bang. Aku aja ditinggal ke Bali enggak papa tuh," kata Zebira.

"Iya tuh bener. Dasar yang bentar lagi mau kelas dua belas, tapi masih aja misuh-misuh. Contoh tuh adiknya," ledek Atta.

"Yaudah deh iya." Akhirnya Arkan rela membiarkan mama papanya menghabiskan waktu berdua. Lagipula mereka jarang sekali menghabiskan waktu berdua. Kedua-duanya sama-sama sibuk bekerja. Hanya di hari weekend saja mamanya libur dan sesekali bisa menemani sang papa mengurus WO.

"Bang Arkan," panggil Cassy membuat semuanya menoleh ke arahnya bukan hanya Arkan saja.

"Iya, Cassy? Kenapa?" jawab Arkan.

Cassy tersenyum. "Boleh tahu enggak Bang Arkan sekolah dimana?"

"SMA Garuda."

"Kenapa enggak di SMA Putih Abu aja?"

"Karena lebih dekat SMA Garuda dari rumah Bang Arkan."

Cassy mengangguk paham. "Oke. Makasih, Bang."

Arkan tertawa kecil. Cassy ini ada-ada saja. Reina yang di samping Cassy hanya berdoa semoga Cassy tak melakukan hal nekad lagi yang menyangkut Arkan. Sedangkan Kenan diam-diam melirik ke arah Zebira yang sama sekali tak menampilkan ekspresi apapun. Zebira masih marah padanya.

"Oke, sesi tanya jawabnya udah dulu yuk! Kita siapin alat-alat nya dulu ke taman belakang biar nanti tinggal bakar-bakar aja," usul Anika, si yang paling tua di sini. Anika satu tahun di atas Atta. Tahun ini dirinya tengah menempuh semester tiga di kampus yang sama dengan Atta.

***

Malam pun tiba, semua berkumpul di taman belakang kediaman Raharja. Mereka nampak sibuk dengan kegiatan masing-maisng. Reina menyiapkan minuman bersama Cassy, sedangkan Zebira dan Anika menyiapkan piring-piring beserta camilan lainnya. Sisanya, para laki-laki yang membakar daging, sosis, dan lainnya.

Baru pukul sepuluh memang, tapi mereka ingin menikmati makanannya sembari menunggu pergantian tahun yang tinggal dua jam lagi. Mereka sudah sepakat akan bermain truth or dare nantinya. Nampaknya malam ini memang acaranya anak-anak muda.

"Ra, ini udah."

Zebira cukup terkejut dengan keberanian Kenan membawa sepiring sosis yang sudah dibakar ke hadapannya. "Simpen aja," jawab Zebira cuek.

"Oke," jawab Kenan. Nampaknya Zebira memang marah sekali padanya.

"Kayaknya Atta bener deh. Kalian musuhan, ya?" tanya Anika selepas Kenan kembali menghampiri Arkan dan Atta.

Zebira menggeleng. "Cuman lagi ada masalah aja, Kak. Nanti juga reda."

"Untuk malam ini, lupain semuanya oke? Kita senang-senang bareng, Ra. Kakak mungkin enggak tahu masalah kalian, tapi Kakak yakin kalian bisa menyelesaikannya."

Monachopsis [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang