Hingga sesampainya kita
Ke dalam gulita
Raga sang pelita
Hingga tersesat pun kita
Di antara buta hatiMaafkanku tak datang (tak datang)
Meredupku tergantikan bintang
Ada sebab yang tak dapat kutentang
Hadiratmu terabai (terabai)
Ikhlaskanmu berpaling melambai
Sejauh mampu langkahmu tertempuhAdakah mungkin (adakah mungkin)
Berjalanlah sampai nanti
Nadaku terhenti.Threesixty Skatepunk
•••♪♪♪•••
Malam Selasa, bukan malam Minggu. Kebanyakan orang-orang berkumpul pada malam Minggu, beda lagi dengan Jean yang diundang kerumah Haedar untuk bakar jagung. Tentunya ada teman-teman yang lain.
Setelah waktu sholat ashar Haedar tiba-tiba saja menelponnya, mengajaknya untuk datang kerumahnya bukan mengajak sebenarnya lebih tepatnya memaksa. Jean dipaksa dengan ancaman saat ulang tahunnya tidak mendapat kejutan.
"BANG AWAS IH NANTI WINA SEMPROT NIH."
Dari dalam rumah terdengar teriakan Wina. Sudah biasa jika bertamu keruma Haedar dijumpai pertengkaran kecil atau sekedar kekesalan dari saudara itu, terkecuali Bang Dirga.
"Galak amat punya adek." Ucap Haedar yang berlari kecil ke menyusul Jendra yang tengah duduk terbengong-bengong.
"Ngapa lo bengong? Ntar disamperin mbak rambut panjang, serem."
"Tuh si Sarah rambut panjang." Haedar langsung kicep, sedangkan Jendra menahan tawanya.
"Untung calon kakak ipar." Bisik Haedar pada dirinya sendiri.
"RA, PACAR KAMU BILANG KALAU KAMU SEREM."
"ENGGAK YANG, SI JENDRA BOHONG." Haedar langsung menatap Jendra sengit. Seolah mengataka bahwa bendera perang sudah dikibarkan.
Haedar ini benar-benar takut jika Sarah marah. Melihat dari kasus-kasus sebelumnya, Haedar semakin sadar jika pacarnya itu sangat galak. Bucin dan takut itu jadi satu. Tapi diatas langit masih ada langit, diatas Haedar masih ada Ryan. Jika Haedar nampak bucin, maka Ryan akan lebih nampak. Seperti tadi, Jendra terbengong-bengong karena Ryan dan Nadine yang berduaan didekat pot-pot bunga. Yang lebih parahnya lagi mereka seakan lupa jika masih ada orang didepan mereka.
"Itu yang dipojok berduaan mulu." Tegur Bang Dirga. Setelah sekian purnama, akhirnya Bang Dirga bisa ikut berkumpul dengan yang lain.
"Biasalah bang, lagi kasmaran." Sahut Aji, adiknya Nadine yang merengek ingin ikut karena kata Ryan, Rafa juga akan ikut.
"Kasmaran apaan cih sampe setahun."
Diseberangnya, Ryan menatap tajam Jean yang tengah membolak balikan jagung. Perlu dicatat, disini hanya Jean dan Wina saja yang berjuang membakar jagung. Sisanya terima jadi, bahkan Bang Dirga yang mendapat predikat orang paling rajin diantara mereka saja memilih untuk duduk disebelah Haedar.
"Haduh rajin banget kalian."
Mereka semua sontak menoleh kearah pintu, ada Mami Tia yang berjalan kearah bakaran lalu disusul Papi yang membawa jagung tambahan.
"Apaan yang kalian, orang yang ngebakar cuma Wina sama Kak Jin aja. Ya gak kak?"
Jean hanya mengangguk pasti. Harusnya hari ini dia pergi kerumah Oma nya, tapi ya itu mendadak dibatalkan karena desakan dan paksaan dari Haedar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Semesta | Jeno Ft Yeji ✔
Teen Fiction-SELESAI- [REVISI] ❝Tentang tulip dan kisah cinta yang abadi antara dua hati.❞ Cover from pinterest