6. Apa Kabar Dengan Kita?

348 103 6
                                    

Ku terbangun lagi
Di antara sepi
Hanya pikiran yang ramai
Mengutuki diri
Tak bisa kembali
'Tuk mengubah alur kisah

Ketika mereka meminta tawa
Ternyata rela tak semudah kata

Febby Putri ft Fiersa Besari 

•••♪♪♪•••

Pagi ini benar-benar kejutan. Bagaimana tidak, si sulung Ayah mendadak sudah ada di depan pintu bahkan sebelum ayam tetangga berkokok, Sarah nyaris tidak percaya kalau yang ada didepan pintu tadi adalah Abang nya. Apalagi Bunda, hampir pingsan.

Harusnya Bang Mahendra-- kakaknya Jendra baru bisa pulang 3 hari lagi setelah di tugaskan di salah satu daerah yang tenaga medisnya masih sangat kurang. Tapi mendadak Bang Mahen di tarik kembali sebagai dokter dirumah sakit pusat.

Mengenai dokter, Bang Mahen adalah orang pertama yang berhasil membawa bangun angan-angannya mengabdikan diri pada dunia kesehatan di keluarga ini tentu saja hal itu menjadi kabar baik. Bahkan setelah sumpah dokter, Bang Mahen mendapat hadiah mobil dari Ayah. Dan kabar baiknya, kepulangan Bang Mahen bukan sekedar pulang kerumah nya tapi juga berniat untuk melamar sang kekasih yang sudah lama menjadi dambaan hatinya.

Sekarang, Jendra mendapati Abang nya itu duduk termenung di ruang tamu. Entah apa yang di pikirkannya.

"Jangan kebiasaan bengong, Bang. Ada masalah?"

Mahen tersentak kaget. Kaget tiba-tiba saja Jendra duduk di sampingnya. Membawa setoples kacang goreng hasil percobaan Ayah dua hari lalu.

"Gak ada. Semua baik."

Satu hal yang Jendra sadari, Mahen masih belum ahli dalam mengatakan kalau dia baik-baik saja. Jelas-jelas dia tidak baik-baik saja, sorot matanya sendu saat menatap foto keluarga di atas meja rumah tamu.

"Jendra tau Abang gak lagi baik-baik aja. Kenapa, Bang?"

Mahen lantas menoleh ke kanan, tersenyum hangat pada Jendra. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari kantong celananya. Meletakkan nya di depan Jendra.

"Buat kamu, hadiah ulang tahun. Abang nyiapin nya dari bulan lalu, tapi gak bisa ngasih langsung pas kamu ulang tahun, maaf ya. Selamat ulang tahun, Jen."

Jendra jelas kaget. Abang nya memang tidak bisa mengucapkan selamat ulang tahun langsung, bahkan untuk sekedar memberinya pelukan kecil, tidak bisa. Tapi Jendra bukanlah akan kecil yang merengek akan hal itu, Jendra mengerti bagaimana keadaan Mahen. Dan kepulangan Mahen yang terkesan mendadak, tanpa kabar pun sudah cukup menjadi hadiah ulang tahunnya.

"Harusnya Abang gak harus ngasih hadiah. Padahal Abang pulang dengan selamat aja udah jadi hadiah. Tapi makasih hadiah nya."

Mahen tersenyum geli, menatap lantai-lantai rumah nya. Semasa kuliah, Mahen pernah berpikir untuk mundur dan memilih jalan lain, karena dia sendiri tidak tahu apakah ia bisa mengabdikan dirinya dengan baik atau malah menjadikan dirinya sendiri kehilang kesempatan untuk bahagia. Namun pemikir itu tiba-tiba sirna saat Ayah mengatakan jika, apa yang sudah kita mulai seharusnya bisa kita selesaikan. Tentang pendidikan Mahen, bukan hal mudah. Dia sudah sampai di tengah jalan. Dan perkara apakah dia bisa atau tidaknya, itu sebuah bonus dari perjuangan. Bunda sendiri tidak pernah menuntut anak-anaknya untuk seperti ini. Apapun yang mereka inginkan, bagaimana mereka kedepannya itu adalah tanggung jawab mereka pada hidup. Bunda hanya bisa melihat apakah mereka melewati ini semua dengan baik atau sebaliknya.

"Minggu depan Abang mau lamar Teh Yerika." Ucap Mahen. Teh Yerika, kekasih Mahen yang benar-benar sabar akan waktu. Bagaimana tidak? Memulai hubungan saat akhir SMA dan berlanjut sampai sekarang, hampir 9 tahun lamanya.

Kita Dan Semesta | Jeno Ft Yeji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang