Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Kini, di mana kucari tawamu
'Tuk hapuskan semua sepi di hati?Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka, saat kita tertawaTeringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita.Noah
•••|♪♪♪|•••
2020
Sore itu langit nampak gelap tapi tak kunjung setetes air hujan yang turun. Di tengah-tengah keramaian suara motor yang bergegas untuk sampai ke tujuan demi menghindari hujan, berbeda lagi dengan Jendra dan Jeya. Kedua insan yang tengah dimabuk asmara itu malah memilih berlama-lama menikmati angin yang memang tidak terlalu kencang, tapi cukup untuk menerbangkan helaian rambut panjang Jeya.
"Jen, kalau waktu bisa diberhentikan kamu mau menikmati apa?" Saat itu, Jeya yang pertama membuka suara. Jengah dengan suasana antara mereka yang semakin sepi.
"Semuanya," jawab Jendra.
Jeya terdiam. Seperti biasa, jika ditanya tentang semua hal yang ada di dunia, Jendra akan menjawabnya dengan jawaban yang tidak bisa langsung Jeya pahami. Terkadang, Jeya membutuhkan waktu satu hari penuh untuk sekedar menerka apa maksud jawaban Jendra. Hal ini yang membuatnya jera bertanya pada Jendra.
"Semua hal yang aku nikmati sekarang, kalau bisa selamanya," sambung Jendra.
"Kalau bisa, kalau gak bisa? Gimana?"
"Ya gak gimana-gimana, lagian apa yang ada di dunia ini gak ada yang abadi."
Jeya kira Jendra tidak langsung memberikan jawaban intinya. Ia kira laki-laki di depannya akan berbicara seolah semuanya memang akan abadi.
"Ya, aku gak romantis, ya?"
Pertanyaan Jendra sontak membuat Jeya mengerutkan keningnya, mata kucingnya menatap kearah spion, "Ya emang kamu gak romatis, tapi buat apa romantis kalau cuma bisa janji palsu?"
"Maksudnya?"
Jeya berdecak tak habis pikir. Belasan tahun bersama Jendra, harusnya Jeya sadar jika laki-laki ini ternyata punya otak yang lumayan lemot walaupun Jendra selalu menjadi juara umum di sekolahnya dulu.
"Ya kamu gak perlu jadi romantis, gak perlu janjiin aku banyak hal. Aku juga gak perlu pacar yang romantis buat dipamerin ke orang-orang. Justru aku nyari pacar yang emang apa adanya. Kamu itu selalu aku banggain tau pas ada yang deketin aku," pamer Jeya. Tak perlu heran jika ada banyak sekali laki-laki di luar sana yang menyukai Jeya. Bahkan sejak jaman SMP, Jeya sudah menjadi primadona sekolah apalagi kepandaiannya yang menambah kesan sempurna.
"Kamu pamerin apanya?"
"Aku selalu bilang kalau pacar aku itu ganteng banget, gak ada tandingannya. Pas Rangga deketin aku, langsung aku bilang ke dia kalau pacar aku itu lebih pinter dari dia. Kamu ingat gak Andi anak fakultas hukum? Dia pernah dua kali ngirim aku makanan, karena aku tau niatnya yaudah aku bilang aja kalau kamu itu jago banget masak."
"Bucin," ledek Jendra.
"Bukan bucin ya, Mas Jendra terhormat tapi emang kenyataannya gitu. Punya pacar kaya kamu kalau gak dipamerin rugi banget."
Mereka, Jendra dan Jeya awalnya dekat karena Hadden. Tapi saat SMA, beberapa kali menjadi pasangan untuk olimpiade membuat keduanya mau tak mau harus lebih sering bertemu. Awalnya hanya partner olimpiade, tapi lama kelamaan Hadden tidak yakin jika mereka berdua murni seorang partner.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Semesta | Jeno Ft Yeji ✔
Teen Fiction-SELESAI- [REVISI] ❝Tentang tulip dan kisah cinta yang abadi antara dua hati.❞ Cover from pinterest