13. Istirahatlah

288 71 9
                                    

Wahai bintang jatuh
Ku tahu kau lelah
Begitu banyak harap terbeban padamu

Terangnya angkasa membuatku terpaku
Semoga harap berisikan
Banyak doa dan cinta untukmu

Hai, kawanku manusia
Istirahatlah sebentar saja
Untuk ia dan bumi manusia


Nosstress

•••♪♪♪•••

Hari ini teman-teman Mahen berkunjung ke rumah. Mengingat besok adalah acara sakral untuk Mahen dan Yerika. Teman-teman seolah memberi nasihat tentang hidup berumah tangga kedepannya, apalagi diantara mereka semua hanya Mahen yang belum menikah.

Dibelakang rumah, mereka beramai-ramai duduk diatas rerumputan. Menikmati apa yang tersaji didepan mereka sambil sesekali mengenang apa yang sudah lewat.

Bunda sendiri memang sengaja memasak banyak, karena Mahen yang memberi kabar jika teman-teman seperjuangannya dulu akan ke rumah. Bunda tentu menyambut dengan hangat, membiarkan waktu Mahen habis sampai sore dengan mereka. Lagi pula setelah menikah belum tentu Mahen bisa bertemu mereka lagi. Jangankan setelah menikah, belum menikah saja Mahen sudah menjadi orang sibuk.

"Widih besok nikah." Goda salah satu temannya Mahen yang tingginya melebihi Jendra, Lukman namanya, pemimpin perusahaan yang cukup besar.

"Nikah serem gak ya?"

Mendadak kepala Mahen didorong oleh laki-laki seumurannya. "Enggak lah, nikah tuh tanggung jawab besar. Lagian lo ngapa sih nanya ginian? Kan udah siap semua."

Mahen memutar bola matanya, Hery memang selalu menyebalkan. Semuanya akan selalu salah jika sudah berbicara dengannya.

"Ingat ya Hen, kalo udah nikah lo harus bisa nyeimbangin tanggung jawab. Jangan cuma kerja aja, ntar istri lo ngerasa dicuekin." Disebelah Lukman, ada Wafi yang turut berbicara. Laki-laki yang sebelumnya memang sering bolak balik Indonesia-China sebelum menikah.

"Santai aja lah, nikah gak serem." Sahut Deny, yang sering disangka keturunan Arab.

"Gue takut gak bisa jadi Abang yang baik buat adek-adek gue. Sebelum nikah aja gue jarang dirumah, apalagi pas udah nikah. Bisa-bisa nama gue dicoret dari kartu keluarga sama Ayah."

Disebelahnya, Lukman nampak berpikir keras. "Eh habis nikah kan elo bikin kartu keluarga sendiri, jadi nama lo gak perlu dicoret lagi."

"Masa? Bukannya tetap ya?"

"KAGAK LAH, PAK DOKTER NIH KEBANYAKAN DIRUMAH SAKIT MAKANYA KEIKUT SAKIT." Bukan Hery namanya jika tidak ngegas.

"Intinya besok status dan tanggung jawab lo udah beda lagi."

Mahen menoleh kearah Deny yang tengah menikmati kopi hitam. "Beda gimana?"

"Lo bakal jadi suami. Bukan sekedar jadi anak sama Abang aja. Tanggung jawab lo otomatis nambah. Lo harus bisa bimbing istri lo. Masalah dalam rumah tangga itu wajar aja, yang jelas sebisa mungkin jangan pakai kekerasan. Sabar." Jelas Deny.

Jangan heran, begini-begini pun mereka syukurnya rumah tangganya tidak ada yang hancur. Masih utuh. Bahkan kabar baiknya Lukman sudah menjadi ayah, Deny yang sebentar lagi menyambut kelahiran anak pertamanya.

"Lo pada ingat kagak pas kita hujan-hujanan bolos sekolah karna gak dibolehin masuk sama Pak Harto?" Wafi yang tengah minum mendadak tersedak saat Hery mengungkit masa SMA mereka yang satu ini.

Kita Dan Semesta | Jeno Ft Yeji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang