hai, aku update bertahap ya, insyaallah satu hari satu part..
happy reading ><
***
Namanya, Starla Kaneisha. Anak bungsu dari pasangan Alexander dan Kejora. Perempuan yang baru saja menyelesaikan pendidikan nya di Aussie minggu lalu itu kini tengah menikmati hari liburnya di tanah air tercinta, Indonesia.
Sama sekali tak ada niatan untuk bangun dari tempat tidur. Starla mengotak-atik ponselnya tanpa merasa risih dengan keadaan tubuhnya yang belum mandi dari semalam.
Perempuan itu asik meng-scroll laman sosial media nya. Dan saat itulah sepasang matanya menangkap sebuah lowongan pekerjaan.
DICARI PENGASUH UNTUK ANAK BOS SAYA!
Syaratnya gak banyak, asal BISA MASAK, BISA NYAPU NGEPEL BERES-BERES RUMAH, DAN YANG PALING PENTING BISA JINAKIN ANAK DAN BAPAKNYA.
Berminat? Silahkan hubungi 0811XXXXXX A.N Naka.
Starla membacanya dengan teliti dari atas sampai bawah. Bisa menjinakkan anak dan bapaknya? Ha?
Kening Starla langsung mengerut, mungkin orang itu salah ketik ya? Tak ada salahnya dicoba, lagipula ia pun butuh pengalaman. Dan setelah berpikir singkat, Starla langsung memindahkan nomor atas nama Naka itu ke daftar kontak nya.
Brak!
Starla langsung mengalihkan perhatian nya kearah pintu kamar yang baru saja terbuka dengan kasar. Dilihatnya si keponakan muncul tanpa rasa bersalah.
"Nte! Dicuyuh mandi cama Oma." Zee namanya, anak pertama dari Dirga. Kakak lelaki Starla satu-satunya.
"Disuruh kamu apa disuruh Oma?" Mata Starla memicing menatap ponakan nya.
"Dicuyuh Oma! Atana Nte cuyuh beyi naci di wayung." tutur Zee dengan bahasanya yang cadel.
"Masa? Males ah. Kamu pasti boong." Starla pura-pura mengacuhkan Zee dan kembali bermain ponsel.
Bocah itu menatap Tante nya sebal. "Ihhh! Ndak peycayaan anet cih! Je biyangin Oma!"
"OMAAA! NTE NA NDAK MAWU! ATANA MAYES!"
Kedua mata Starla membelalak saat mendengar teriakan Zee. Aih, rupanya banyak sekali perubahan dari bayi kecil itu, rasa-rasanya baru kemarin ia melihat Zee tertidur pulas dalam bedongan. Dan sekarang bayi itu sudah besar. Sudah bisa meneriaki namanya malah.
"NEI! BURUAN MANDI! TOLONG KE SUPERMARKET BELI BERAS!"
Starla bangkit, berdiri di belakang Zee yang berada ditengah pintu yang terbuka.
"PANAS MA! SOREAN AJA.." balasnya yang juga ikutan teriak.
"GAK USAH BANYAK ALASAN! MOBIL BANYAK BUAT APA GAK DIPAKAI."
Starla memutar bola matanya malas. Dia kembali masuk tanpa menyahuti ucapan Mama nya. Zee yang melihat itu turut membuntuti Tante nya.
"Nte buyuan mandi. Je muk itut beyi naci."
"Hm, Je tunggu Nte disini. Jangan kebawah sendiri oke?"
"Ote,"
***
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih dua jam untuk membeli semua list yang Kejora titahkan. Starla dan Jihan membawa semua barang belanjaan nya ke mobil.
"Udah dek?" Jihan bertanya pada adik iparnya itu. "Ada yang ketinggalan gak?"
Starla menghitung total kantung belanjaan mereka yang sudah masuk kedalam bagasi mobil. "Masih ada satu lagi di dalem Kak." balas nya.
"Aku aja yang ambil deh." sambung Starla lagi.
Jihan mengangguk menyetujui. "Yaudah, Kakak tunggu disini ya."
"Je mana? Gak ketinggalan juga kan?"
"Awo!" Zee melambaikan tangan saat namanya disebut. Jihan lantas terkekeh. "Aman dek."
Starla mengacungkan jempol nya. Sambil meraba kantong celana, ia berjalan kembali ke dalam supermarket. Raut bingung tergambar jelas di wajah Starla saat tak mendapati keberadaan ponselnya.
"Perasaan tadi gue kantongin." Starla menggumam lalu mengambil kantung belanjaan nya yang tertinggal diatas meja kasir.
Ia membuka kantung belanjaan tersebut, harap-harap ponselnya berada didalam sana. Namun nihil. Starla menggaruk kepalanya yang gatal, tak mungkin ponsel itu tertinggal di mobil. Karena Starla ingat, kalau tadi ia sempat membawa sling bag berisi--
"Lah sling bag gue kemana?!"
Starla memutuskan untuk bertanya pada mbak kasir di supermarket itu, namun jawaban orang tersebut berhasil membuat bahu Starla merosot.
Tak melihat katanya.
"Masa ilang sih." Perempuan itu menghela napas pasrah. Dengan langkah lemah ia berjalan menuju pintu keluar.
Baru hendak mendorong pintu keluar, Starla kembali menoleh saat pundaknya ditepuk seseorang.
"Maaf, ini.. punya kamu?"
Bukannya menatap objek yang menjadi sumber tanya, Starla malah salah fokus dengan manik hitam lelaki yang ada dihadapan nya itu.
Seperti familiar..
Lelaki itu berdehem saat menyadari Starla yang belum juga menjawab pertanyaan nya.
"E-eh maaf.." Starla meringis malu. Lalu menatap sebuah benda yang tadi ditunjukkan oleh lelaki itu. Tanpa sadar hatinya mengucap hamdalah saat sling bag nya ditemukan.
"Iya benar, punya saya." Starla mengambil sling bag nya yang diulurkan oleh lelaki yang tak ia kenali tersebut. Tercetak jelas raut senang dari wajahnya. "Kok bisa sama kamu?"
"Saya menemukannya di atas freezer eskrim." Lelaki itu menjawab dengan tenang. "Silahkan di cek dulu, takut-takut ada yang hilang."
Starla mengangguk dan menggeledah isi tas nya. Sebenarnya tak ada yang penting. Hanya ada ponsel, uang receh, dan puluhan karcis parkir.
"Hehe gak ada kok." Perempuan itu tersenyum kuda. "Makasih ya udah ditemuin, saya gak sadar kalo tas nya ketinggalan disana."
Si lelaki mengangguk membalasnya. "Lain kali jangan asal menaruh barang."
"Ah dan satu lagi, itu pintunya ditarik bukan didorong. Kalau gitu saya duluan. Permisi."
TBC
Malamnya👇🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello! Mas (Duda)
RandomMenjadi orang tua tunggal bukanlah hal mudah untuk seorang Naka Alghafar Viandra. Apalagi ditengah kesibukannya sebagai pemimpin perusahaan, Naka lumayan sulit membagi waktu untuk pekerjaan dan putranya. Maka dari itu ia memutuskan untuk mencari bab...